5. Dimaafkan

970 53 10
                                    

Dengan terpaksa, akhirnya Bayu turun di jalan sendirian.

"Yo cariin gue taksi," ucap Bayu yang sudah berada di luar mobil.

"Cari sendiri," balas Rio dan mulai melajukan mobilnya.

Bayu hanya bisa menatapi kepergian mobil itu.

"DASAR PELITT!!!"

"GUE KUTUK LO JADI EMAS PERAK PERUNGGU. BIAR GUE KANTONGIN LO!" pekik Bayu.

-----

Setelah meninggalkan Bayu sendiri di pinggir jalan, Rio menelpon Mama nya Bayu untuk menjemput Bayu. Karena Rio tau, Bayu tidak akan menelpon Mamanya, ia lebih baik naik taksi daripada pulang di jemput Mamanya.

Rio kembali memberhentikan mobilnya, dan menyuruh Cia pindah duduk ke samping kemudi.

Di dalam mobil Rio, keadaan cukup hening. Hanya suara yang berasal dari muasik mobil, yang mengisi keheningan itu. Dengan lantunan musik santai, dan suara yang tidak terlalu keras.

"Masukin nomer hp lo," suruh Rio sambil menyodorkan ponselnya.

"Bu- Buat apa?" tanya Cia.

"Gue maunya lo ngasih jawaban nanti malem, bukan besok. Jadi telfon gue nanti malem." ucap Rio.

"Jawaban? Kapan Rio ngasih pertanyaan ke Cia?" tanya Cia.

Rio menghela napasnya.

"Gue minta maaf," ucap Rio.

"Ohh jawaban itu," ucap Cia dengan cengirannya.

"Lo pelupa?" tanya Rio.

"Enggak lah, IQ Cia tu tinggi kalo Rio mau tau," ucap Cia.

Rio tak menjawab membuat Cia berdecak kesal.

NIH KECEBONG NGOMONG IRIT BANGET SIH?

PAKE BENSIN APA IRIT BANGET?

Rio tersenyum kecil.

"Ngapain senyum-senyum?" gumam Cia.

"Gapapa," jawab Rio.

Cia mendesis tajam.

NGESELIN!

"Masukin nomer hp lo," suruh Rio lagi.

Cia menerima saja ponsel itu, lalu memasukkan nomer ponselnya.

"Sudah," ucap Cia sambil mengembalikan ponsel Rio.

Detik berikutnya, keadaan kembali hening, Rio kembali sibuk menyetir, dan Cia melihat-lihat luar sambil memikirkan apa maksud Rio meminta nomor ponselnya.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di rumah Cia.

Cia melepas seatbelt nya, dan menghadapkan wajahnya ke Rio.

"Makasih ya Rio udah nganterin Cia, nanti kapan-kapan Cia traktir makan." ucap Cia.

"Ga usah," ucap Rio.

"Kenapa?" tanya Cia.

"Gue cuma mau minta maaf,"

Cia tersenyum, "Ya udah kalo gitu Cia maafin," jawab Cia tanpa berpikir panjang, yang jelas-jelas dia mengatakan akan menjawab nanti malam.

Dasar gadis labil!

Rio menganggukkan kepalanya.

"Ya udah Cia turun ya," ucap Cia lalu membuka pintu.

FELLICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang