15. Kesal (2)

192 16 4
                                    

"Gue dari tadi nyariin lo," ucap Rio.

Cia tak mengubris ucapan Rio. Ia masih setia membuang muka.

Fika dan ketiga teman Rio hanya memandang Rio dan Cia bergantian. Mereka merasakan hawa pertengkaran diantara keduanya.

Takada yang membuka suara, sebelum akhirnya Fika berdeham kuat.

"Ehm! Gue pikir nanti aja drama nya ya temen-temen ku yang baik, sekarang gue minta tolong engkolin motor gue dulu," ucap Fika.

Rio mengangguk, ia mendekat ke arah engkol motor tersebut, dan Fika sedikit minggir untuk memberikan Rio tempat.

Brumm

Mata Cia terbelalak diiringi mulutnya yang terbuka. Sekali engkol dan motor langsung menyala?

"Alhamdulillah," ucap Fika lega.

Rio beralih menatap Cia. Ia mengerutkan dahinya saat melihat ekspresi Cia. Tapi detik berikutnya ia mengulum senyumnya.

"HAHAHA..."

Cia terlonjak kaget, ia tersadar dari lamunan nya. Cia melirik Bayu, Dicky, Dion dan Fika yang tertawa terbahak-bahak. Dengan cepat ia merubah ekspresi nya menjadi datar.

SIALAN MEREKA NGETAWAIN CIA.

BODO BANGET SIH!

"Kok Cia diem aja dari tadi sichh," goda Bayu dengan suara di lebay-lebaykan. "Gak akan ngomong makasih ni sama abang yang tampan satu ini?" lanjutnya.

Cia kembali membuang muka. Ia mendengus kesal.

"Dede Cia mau ga-"

Takk

Ucapan Bayu terpotong kala jidatnya terkena jitakan maut dari Rio. Bayu langsung diam dan meringis.

"Pulang bareng gue ya," ucap Rio lembut.

"..."

Cia tak mengubris ucapan Rio.

Takk

Kali ini jidat Cia yang mendapat jitakan dari Fika.

"Heh! Rio ngomong sama lo." ucap Fika.

Cia mendelik. "Ngomong sama Cia? Oh masih berani ngomong sama Cia?" tukas Cia diringi seringai sombong dibuat-buat agar terkesan ngeri.

Rio mengulum senyumnya melihat seringaian Cia, dan ketiga temannya itu malah kembali tertawa lepas.

Cia membelalakan matanya. Kekesalan nya semakin memuncak. Rasanya darah Cia sudah diujung kepala. Mereka menganggap Cia bermain-main padahal Cia sedang serius. Andai saja Cia memiliki kekuatan super, maka sudah Cia pukul kepala mereka satu persatu. Andai.

Rio memukul teman-temannya itu dengan memberi kode untuk berhenti tertawa, "Gue mau bicara sama lo, dan mau minta maaf, bisa?" tanya Rio.

Cia mendengus kesal, "Terus?"

Rio berpikir sebentar. "Minta maaf," jawabnya.

Cia berdecak kesal. GA BISA BANGET SIH MERAYU!

"Kalo Cia gak mau maafin?" tanya Cia menantang.

Rio menghela napasnya. "Makanya dengerin dulu cerita gue," jawab Rio.

"Nggak mau." jawab Cia cepat sambil membuang mukanya.

"Kalo gue teraktir makan?" tanya Rio.

"Nggak," jawab Cia.

FELLICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang