"Kurasa, tidak ada kemajuan. Maafkan aku" kata seorang dokter pada gadis perempuan di depannya ini dengan tatapan sendu.
"Terimakasih kau sudah berusaha sekeras mungkin untukku. Aku sangat berterimakasih walau itu tidak akan lama" kata gadis ini tetap dengan senyuman manis terukir di bibirnya
"Apa kau tidak mau memberitahukan keluargamu tentang ini semua? Mereka pasti akan khawatir padamu" kata dokter ini dengan was-was.
"Mereka tidak akan percaya kalau aku mengidap penyakit separah ini dan akan merenggut nyawaku. Mereka akan mengira kalau itu hanya dibuat-buat untuk mencari perhatian" kata gadis ini dengan masih senyumannya.
"Mereka sibuk, samchon. Mereka tak akan khawatir padaku. Sudahlah, aku akan pulang. Jadwalkan terapiku dan kirim segera padaku" lanjut gadis ini dan segera beranjak dari kursinya.
"Jangan lupa obat yang aku berikan. Istirahatlah yang cukup. Aku akan mengirimkannya padamu" kata dokter ini menahan tangan gadis ini.
"Arasseo. Ganda" gadis ini menghilang di balik pintu ruang dokter ini. Dokter yang memeriksanya hanya menghela nafas kasar. Dia sudah terlalu sabar mengatasi orang yang keras kepala seperti gadis tadi.
Gadis ini berjalan keluar dari rumah sakit menuju parkiran mobilnya. Tujuannya kali ini adalah Sungai Han. Disana, ia bisa meluapkan semua yang di pendamnya.
Gadis ini, anak dari Konglomerat di Korea Selatan dan adik dari 7 laki-laki yang ketenarannya sudah diluar Korea. Gadis yang cantik, baik hati dan tidak pernah menyombongkan kekayaannya pada siapa pun.
Bagi dia, ini bukan kekayaannya. Melainkan kekayaan dari Tuhan yang diberikan kepada keluarganya. Ia sangat bersyukur.
Gadis ini, gadis yang bertahan dari penyakitnya yang sudah bersarang di tubuhnya 3 tahun. Mungkin dalam waktu dekat, gadis ini tidak akan bisa menikmati indahnya masa remaja, indahnya dunia. Karena ia akan berganti di dunia yang baru.
Dunia yang tidak bisa dijangkau oleh siapa pun. Hanya orang-orang yang Tuhan sayang yang bisa masuk ke dunia itu.
Melihat Sungai Han yang mengalirkan deras air yang tenang, mengingatka gadis ini pada dirinya. Hidupnya tenang, tak ada hambatan, tetap mengalir dimanapun ia terjun.
Kita memiliki jarak yang belum diketahui untuk dijalani, sebuah sungai yang tidak diketahui untuk dijelajahi. Apa yang jatuh di sana, kita tidak tahu; batuan apa yang menyerbu saluran itu, kita tidak tahu; Dinding apa yang naik di atas sungai, kita tidak tahu. Ah, baiklah! kita mungkin menduga banyak hal.
Sama hal nya dengan gadis ini. Kapan penyakit ini akan sembuh; ia tidak tahu, dimana ia bisa bertemu dengan kakaknya; ia tidak tahu, kapan ia bisa bertemu dengan keluarganya; ia tidak tahu, kapan ajal akan menjemputnya; ia tidak tahu.
Tak lama lagi, musim semi akan datang. Tak lama lagi juga, bunga-bunga akan bermekaran menandakan musim dingin telah berakhir. Tak ada lagi es yang membekukan hati serta tubuhnya.
Mengingatkan gadis ini pada musim semi beberapa tahun lalu dengan kue ulangtahun beserta lilin menyala diatasnya, mencoret-coret wajahnya dengan spidol, dengan bunyi terompet yang menghiasi rungan.
"Seperti debu-debu kecil yang terbang diudara. Akankah aku mendapatkanmu lebih cepat
Jika aku adalah salju yang berada diudara?" Gumam gadis ini disertai dengan bulir bening yang jatuh di pipinya.Melewati ujung musim dingin yang begitu dingin. Sampai hari-hari menjadi musim semi. Sampai hari-hari dimana bunga bermekaran. Tolong tetap tinggal. Tolong tetap disini sedikit lebih lama
~•~•~
Haii ini ff aku yang pertamaa^^Semoga kalian suka ya^^
Votement ya tq❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold -BTS✔
Fanfiction[Completed] Sebuah kisah dimana seorang gadis cantik ini adalah anak dari konglomerat di Korea Selatan dan adik dari idol terkenal di seluruh dunia. Kebenaran bahwa nyawa gadis ini tidak akan lama akibat penyakit yang di deritanya. Satu kata yang a...