Epilogue

7.9K 660 47
                                    

"B-benarkah? T-tidak mungkin Hara--"

"Ada apa hyung?"

"Cepat ke mobil sekarang!"

Seokjin beserta adik-adiknya berlari menuju mobil dan secepat kilat meninggalkan kantor BigHit begitu saja. Ada sesuatu yang mengganjal.

Sial. Tidak mungkin.

Sampai pada tempat yang dituju, 7 lelaki tersebut berlari ke dalam rumah dengan perasaan yang menggebu-nggebu. Pada akhirnya si kembar--Jungkook bertemu dengan ibunya.

"Susul dia, di taman belakang", ucap sang ibu dengan tersenyum dan disusul dengan keenam kakaknya yany lebih memilih memeluk ibu dan ayahnya dengan menangis sejadi-jadinya. Biarkan si kembar menemui pujaan hatinya. Biarkan dirinya bertemu dengan sosok yang dirindukannya.

Dilan pernah berkata bahwa 'rindu itu berat, biar aku saja'. Kini si kembar menyadari fakta akan hal itu. Oh ayolah siapa yang tidak rindu pada kembarannya? Mereka memiliki ikatan batin, kau tahu?

Si kembar ini-- Jeon Jungkook melangkahkan kakinya ke taman belakang rumahnya. Membuka pintu pembatas antara dapur dan taman belakang. Terdapat hamparan bunga smeraldo yang indah, bermekaran. Ah, pantas saja. Sekarang musim semi, semua bunga bermekaran setelah terkena dinginnya salju.

Terasa langkahnya semakin berat kala matanya tertuju pada sosok gadis yang sedang memunggunginya memetik bunga smeraldo. Dan lagi tersenyum! Oh tidak, Jungkook sangat lemah melihat ini. Ayolah, siapa yang tahu dibalik senyum itu!

Mencoba lebih dekat dengan gadis itu, mencoba mencerna apa yang terjadi. Apa ini nyata? Atau hanya halusinasi semata karena dia selalu memikirkan gadis ini? Coba perhatikan baik-baik.

Tubuhnya yang begitu ideal. Tidak begitu tinggi dan tidak begitu kurus.

Sweater coklat pemberiannya saat ulang tahun mereka.

Dan, astaga. Lihatlah! Rambut hitamnya kian tumbuh memanjang dan tebal.

Jungkook melangkah maju mendekati gadis yang menunggunginya. Seakan ada seseorang yang datang, gadis ini membalikkan badannya menatap Jungkook.

Dengan tersenyum.

Manis sekali batin Jungkook.

"Kau datang rupanya. Ku kira kau akan lupa denganku", ucap gadis ini dengan mendongak menatap manik hitam Jungkoom yang sudah terbendung air mata yang sekali kedip pasti akan jatuh.

"Aku tidak akan pernah lupa", ucap Jungkook lirih. Matanya sudah tidak bersahabat. Pandangannya buram karena air mata.

Jungkook menangis. Air matanya jatuh berkali kali mengenai pipi tirusnya.

"Hiks..kau---kau berbohong padaku. Kau bilang hikss..kau tidak akan pernah meninggalkanku--"

"Hei, tatap aku"

Jungkook mendongak, menatap intens manik hitam milik gadis ini yang menyalurkan rasa tulus, sayang yang tiada henti.

"Aku kembali. Dan tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku baik-baik saja sekarang, ingat?"

Jungkook menanis sejadi-jadinya. Mengeluarkan isak tangis pilu, kebahagiaan, amarah, yang selama ini dia pendam.

"Hara, terimakasih sudah kembali"

Jungkook memeluk Hara dengan erat. Melepas kerinduan selama hampir 2 tahun lamanya. Penantian yang tak sia-sia. Hara kembali. Kembarannya kembali.

Jujur, beberapa saat lalu dia hancur. Benar-benar hancur. Konser di berbagai negara tidak begitu menyenangkan baginya jika belum mendengar kabar baik dari kembarannya. Bahkan saat dia menyanyi, beberapa lagu mereka mendeskripsikan seorang adik kecil mereka yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

The Truth Untold -BTS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang