Malam itu juga, Hara akhirnya menbuka matanya.
Hal pertama yang dilihatnya adalah seorang pria paruh baya yang tampak buram. Pria yang selalu tegas namun sedang menatapnya lembut sambil berkaca-kaca. Hara membalas tatapn itu dengan tatapan polos.
Dengan mulut yang dibungkus oleh alat medis, Hara menggerakkan bibirnya dengan susah payah.
"A-appa? E-eomma?..." ucapnya lirih dengan susah payah, seperti anak yang baru saja belajar berbicara.
Sang ayah berdiri mendekat ke Hara agar mendengar apa yang dikatakan Hara dengan jelas. "Iya, Hara ini appa"
Di sebelah ranjang lainnya, ada sang ibu dan bibinya serta pamannya hanya memandangi pemandangan di depannya. Meskipun mereka bertiga berusaha menahan tangisnya sekarang.
"Mianhae..." ucap Hara lirih. "Mianhae karena aku sakit...aku memang anak yang merepotkan" lanjut Hara dengan berbicara pelan-pelan.
Sang ayah tak kuat menahan tangisnya. Tangannya lantas bergerak menggenggam tangan anak gadis nya dan tangan yang lainnya ia gunakan untuk mengusap rambutnya.
"Hara, jangan salahkan dirimu. Ini salah appa. Appa tak memperhatikanmu. Appa hanya fokus dengan pekerjaan hingga tak tau bahwa anak gadis appa sakit"
"Tolong jangan marah pada Jungkook, jangan marah pada Seokjin oppa, jangan marah pada samchon. Akulah yang melarangnya untuk memberitahu eomma dan appa" Hara masih berbicara dengan susah payah.
Sang ayah sudah terisak mencoba meundukkan kepalanya agar sang gadis tidak tahu bahwa ia menangis. Hara tetap Hara. Hara tau bahwa sang ayah menangis. Begitupun sang ibu, paman beserta bibinya.
"Gwenchana, Hara-ssi, appa menyesal. Appa yang harus nya meminta maaf karena kurang memperhatikan mu"
Hara tersenyum. Tetapi air matanya mengalir.
"Aku ingin sembuh, appa" suara itu terdengar bergetar
"Kau pasti bisa sembuh, sayang" sang ayah menyeka air mata Hara yang membasahi pipinya.
"Aku ingin berobat, appa"
Sang ayah mengangguk lalu menoleh ke arah sang ibu dan sang ibu mengangguk dan tersenyum getir. "Baiklah kita mulai pengobatanmu besok, Hara"
Air mata Hara mengalir lagi. Kali ini, ia bersungguh-sungguh. Dirinya ingin membuat orang yang dirinya sayang tersenyum bahagia melihat dirinya sembuh.
Sang ayah dan sang ibu menuruti keinginan anak gadisnya. Mereka benar-benar menyesal apa yang telah mereka lalaikan selama ini.
Jika pekerjaan meninggalkanku, aku masih bisa mencarinya. Tapi jika gadis ku pergi meninggalkanku, dimana aku harus menemukannya? Akan sulit karena kami sudah berbeda kehidupan. Tuhan, jaga gadisku sebagaimana engkau menjagaku ~ayah
○○○
Esok malamnya, usai konser hari kedua di Seoul dilaksanakan, BTS kembali ke dorm mereka. Dengan serempak, mereka memaksa Manajer Sejin mengantar ke rumah sakit saat itu juga. Tak peduli dengan rasa lelah usai konser, yang dipikiran mereka hanyalah malaikat kecilnya. Mereka tidak bisa tidur nyenyak apabila belum melihat malaikat kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold -BTS✔
Fanfiction[Completed] Sebuah kisah dimana seorang gadis cantik ini adalah anak dari konglomerat di Korea Selatan dan adik dari idol terkenal di seluruh dunia. Kebenaran bahwa nyawa gadis ini tidak akan lama akibat penyakit yang di deritanya. Satu kata yang a...