#12 Untold

7.9K 584 21
                                    

2 Februari 2017

Pagi harinya seperti biasa mereka sarapan bersama sebelum melakukan aktivitasnya masing-masing. Anehnya, Yoongi dan Seokjin tetap diam seribu kata. Tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun.

"Seokjin oppa? Ndo gwenchanayo?" Tanya Hara pada Seokjin.

"Nan gwenchana" jawab Seokjin.

"Yoongi oppa?" Tanya Hara pada Yoongi dan dijawab anggukan oleh Yoongi.

Lalu, mereka yang semula bercanda tawa diam, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang sedang beradu.

Setela selesai, semuanya berpamitan kepada Hara untuk memulai konser mereka di Korea hari ini. Hara sendiri hari ini ada kelas di kampusnya.

Yoongi melarang keras Hara membawa mobil sendiri, tetapi tetap saja Hara membawanya karena ia tak mau merepotkan sopir pribadinya yang pontang-panting dari mengantar ke7 kakaknya lalu mengantarkannya.

Hara mengambil kunci mobilnya daei gantungan dan segera masuk ke mobil. Saat Hara berjalan melalui ruang tengah, kepalanya kembali berdenyut, kali ini denyutannya semakin parah seperti di hantam batu besar.

Tetapi, masih Hara paksakan untuk berangkat ke kampusnya. Ini hanya pusing ringan yang biasa ia dapatkan ketika kelelahan, pikir Hara. Lalu, Hara meninggalkan pekarangan rumahnya menuju kampusnya.

○○○

"Hara!" Teriak seseorang pada Hara saat sampai di kampusnya.

"Yoora!"

Hara segera berlari kecil kearah Yoora dan berpelukan layaknya mereka tidak bertemu setelah bertahun-tahun. Pasalnya, Yoora tahu bahwa Hara akan pindah ke Indonesia, tapi tidak dengan penyakitnya.

"Bogosipho. Jinja" ucap Yoora dengan masih memeluk Hara.

"Mee to, Yoora" ucap Hara membalas pelukan Yoora.

"Bukankah kau pindah ke Indonesia sampai tugas orang tuamu selesai?" Tanya Yoora sambil berjalan ke kelas mereka.

"Benar. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal yang mengaharuskan aku pulang ke Korea" jawab Hara dengan tersenyum.

"Apa hal mendesak itu adalah kau rindu padaku?" Canda Yoora membuat Hara terkekeh.

Kumohon jangan tersenyum seperti itu, Ra. Itu hanya akan membuat hatiku semakin terluka jika mengingat titik lemahmu batin Yoora sambil memandang wajah Hara dari samping.

○○○

Yoora dan Hara selesai kelasnya dan bersantai di kantin kampus sambil bercanda ria karena mereka sudah lama tak bertemu.

"Ra?" Panggil Yoora. Yang di panggil hanya mendongakkan kepalanya sambil meminum Americano miliknya.

"Apa kau sakit? Mukamu terlihat pucat" Yoora khawatir pada Hara.

"Ntahlah, Yoor. Akhir-akhir ini aku sering pusing dan lemas" jawab Hara. Hara pun sebenarnya juga tidak tau mengapa ia sering kali pusing datang tiba-tiba dan tubuhnya lemas seperti kekurangan darah.

Memang bulan lalu setelah ia pulang dari Indonesia, ia belum mengecek keadaannya pada dokter. Hara pikir, ini hanyalah efek dia tertampar bola basket milik Amel.

"Kau sudah cek ke dokter?" Tanya Yoora dan dijawab gelengan oleh Hara.

Yoora semakin khawatir pada keadaan Hara. Tapi ia tidak mau Hara tau kalau sebenarnya Yoora pun tau tentang penyakit Hara yang sengaja ia sembunyikan. Yoora hanya berpura-pura bahwa ia tidak tau tentang semua kebohongan ini.

The Truth Untold -BTS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang