Hari ini kau sudah merasa lebih baik. Tak lagi pening dan tak lagi kedinginan. Kau merasa sudah harus masuk kerja. Namun Soonyoung tiba-tiba mengirim pesan padamu untuk tetap tinggal di rumah untuk pemulihan. Kau mengabaikan pesan itu karena kau sudah benar-benar sembuh dan dapat bekerja lagi.
Hosh
Mbak saya ke rumah yaKau mendelikan mata ketika membaca pesan tersebut. Kau buru-buru mengambil tas kecil dan mengenakan sepatu kemudian berlari membuka pintu.
"Lho mbak?"
Terlambat.
"Kan tadi saya bilang jangan kerja dulu. Istirahat dulu aja. Apa perlu saya gantiin di cafe?"
Kau mendengus, "ga perlu mas. Saya udah sehat."
"Saya takutnya mbak belum sehat."
"Gini aja mas. Mas Soonyoung anter saya ke cafe aja."
"Ya udah. Tapi jangan usir saya. Saya mau jagain mbak."
"Iya dah iya."
Soonyoung tersenyum kemudian menarikmu mendekati motornya. Ia memberikanmu helm dan menyuruhmu naik.
>•<
"Eh (y/n), udah sehat?" tanya Yuha saat kau baru saja masuk ke kafe.
Dan kau hanya menjawabnya dengan anggukan.
"Naik apa kesini?" tanyanya lagi.
Tiba-tiba Soonyoung yang datang dari belakangmu langsung merangkulmu. Membuatmu mendelik padanya.
"Tenang mbak, saya yang nganterin," ucap Soonyoung sambil tersenyum.
Kau melepas tangannya, "katanya ga mau diusir?"
"Lo usir aja, ntar gue suruh masuk lagi," kata Yuha sambil ber-tos dengan Soonyoung.
Kau melengos, "kerja heh."
Kau pun menarik Yuha yang tengah berbicara dengan Soonyoung.
>•<
Saat bekerja, Soonyoung terus menerus menatapmu dengan senyuman di wajahnya. Itu membuatmu sedikit tersipu dan risih. Kau terkadang jadi tidak fokus karenanya. Itu membuat sempat mendapat komplain dari salah satu pelangganmu.
Ketika jam istirahat, kau mendatangi Soonyoung yang masih setia duduk di mejanya.
"Ga bosen apa lihatin saya terus?" tanyamu dengan nada sedikit kesal.
"Ngga dong hehehe."
"Gaada urusan lain selain lihatin saya apa?"
"Ngga tau sih. Tapi tadi katanya saya boleh jagain mbak."
Kau mendengus kesal kemudian berjalan menuju ke dapur dan membuat secangkir coklat hangat dan mengambil sebuah donat. Kau membawanya ke meja Soonyoung.
"Nih mas. Makasih udah jagain saya."
"Saya ga perlu upah. Saya perlunya hati mbak. Hehe."
"Cie..." Yuha tiba-tiba mengatakannya tepat dibelakangmu.
Lalu kau memukul Yuha pelan agar pergi.
"Jangan salting dong mbak," ucap Soonyoung sembari menyesap coklat hangat dari mu.
Kau menatapnya bingung, "katanya ga perlu upah?"
"Laper hehe."
Kau melengos dan tersenyum kecil.
"Ternyata mbak kalau senyum makin manis ya," kata Soonyoung yang ternyata melihatmu tersenyum.
"Udah diem makan itu donatnya!"
"Cie salting..."
"Apaan sih."
"Beecanda atuh mbak."
"Yain."
>•<