Kau bekerja seperti biasa. Datang dan melayani pelanggan. Namun kau merasa mood mu lebih baik dari pada hari-hari biasanya. Bahkan Yuha juga merasakan aura yang berbeda darimu.
"Lo, kenapa?"
Pertanyaan dari Yuha itu membuatmu bingung, "ga kenapa-napa."
"Jangan bohong deh. Lo aura beda gitu."
Kau hanya mengedikkan bahu kemudian lanjut bekerja.
Kemudian suara pintu masuk terbuka membuatmu menoleh. Itu karena kau tahu siapa orang yang baru saja melewati pintu itu.
Pelanggan istimewa.
"Ay!" Soonyoung berteriak sambil berlari ke arahmu.
Sontak itu membuat perhatian terfokus padanya. Apa lagi Soonyoung tampak bersiap untuk memelukmu. Kau pun segera menghindar. Dan Soonyoung tetap bersikeras untuk memelukmu. Kau pun juga bersikeras untuk menghindar.
"Ish, ngapain sih."
"Ngasih semangat dong buat pacar tercinta."
"Jijik."
"Ih kok masih gitu :("
Kau melengos dan mengambil nampan untuk mengantar makanan. Namun Soonyoung menghentikanmu sejenak, "jangan lupa senyum. Pelayan itu harus ramah sama pelanggannya."
Kau hanya mengangguk dan berjalan ke meja tujuanmu. Kau pun mengembangkan sedikit senyum agar tampak ramah seperti kata Soonyoung. Tak disangka pelangganmu balas tersenyum. Dan itu membuat perasaanmu hangat. Karena biasanya kau tak pernah melakukan hal itu.
Kau menoleh pada Soonyoung yang mengacungkan ibu jarinya padamu.
Ia benar. Hidup itu tak selamanya hitam dan putih.
Ia berhasil menjadi pelangi di hidupmu yang hitam dan putih.
Kau benar-benar berterima kasih padanya karena telah membuat hidupmu berubah.
Kau harap Soonyoung akan tetap menjadi warnamu.
Seperti pelangi yang muncul setelah hujan.
"(Y/n)," panggil Soonyoung saat kau kembali ke dari dapur.
"(Y/n)!"
"Apa?"
"Senyum dong ke aku."
"Ntar."
"Sekarang :("
Dengan malas, kau menoleh dengan senyuman kecil.
Dan tepat diwajah ada sebuah ponsel yang mengeluarkan bunyi memotret.
"Yes dapet."
"Soonyoung."
"Hehehehehe."
>End<
Aaaaaaaaaaa ini tamatnya ga seru banget ya :')
I'm sorry~~
Btw, terima kasih udah baca, dukung, dan komen di cerita ini :)
Makasih banyak semwah~♡🍉