[22]

1.4K 216 7
                                    

Kau pergi sendirian menuju ke lapangan hijau. Berjalan mengelilingi lapangan dan berhenti pada bunga berwarna kuning yang tumbuh liar. Bunga yang hanya sebesar telapak tanganmu itu kau petik agar bisa membawanya.

Tiba-tiba cuaca menjadi mendung. Rintikan air mulai turun dari langit. Kau berlari untuk berteduh di pohon besar kemudian memeluk dirimu sendiri karena kedinginan. Kemudian muncul sebuah payung bermotif buah-buahan dari atas kepalamu. Kau pun menoleh untuk melihat pemiliknya.

"Halo! Kamu kok hujan-hujanan?" tanya anak laki-laki bermata sipit itu.

Kau diam tak menjawabnya dan menutupi wajahmu dengan rambut.

Tapi anak laki-laki itu malah meletakan payungnya, memutar tubuh agar berhadapan dengannya, kemudian memasangkan sebuah jepit merah muda pada rambutmu. Ia tersenyum, "dipakai biar ga nutupin wajah."

Ia mengambil kembali payungnya, "aku anter ke rumahmu," dia menarik tanganmu. Kau pun hanya pasrah dan mengikuti anak yang menurutmu sok tahu itu.

"Namamu siapa?"

"(Y/n)."

"Salam kenalnya, aku Soonyoung."

Kau kembali diam dan terus mengikuti Soonyoung tanpa mengarahkan. Namun ternyata ia tahu dimana rumahmu. Ia bilang bahwa ia sering melihatmu pergi ke lapangan itu sendirian dan pulang juga sendirian.

Ibumu membukakan pintu dan menyuruh kalian untuk segera masuk. Setelah mengeringkan badan, kalian berbincang sedikit hingga ibumu mengantar Soonyoung pulang.

>•<

"Itu pertama kali kita ketemu. Waktu umur 7 tahun," kata Soonyoung, "abis itu kita jadi sering main bareng. Aku juga sering ke rumahmu. Barang-barang yang aku kasih itu yang bakal ngingetin masa lalu kita. Tapi makin lama kita mainnya makin ekstrim."

"Hah?"

"Iya, makin ekstrim. Dan itu bikin kamu celaka terus," Soonyoung menghembuskan nafas, "dulu kamu itu tomboy. Jadi kamu pengen kita main kayak anak cowo tapi kamu ga bisa. Manjat pohon, kamu pasti jatuh. Gangguin anjing, kamu pasti jatuh waktu lari. Sering deh kayak gitu. Bahkan ada yang sampe bikin kamu jadi pjobia ketinggian."

Kau menggaruk lehermu, "trus, kenapa aku lupa sama kamu?"

"Waktu main di pinggir sungai deket lapangan, kamu ngelihat ada sesuatu di sungai. Kamu jeburin diri buat nyari itu. Tapi karena airnya ga dangkal dan kamu juga ga jago berenang, aku harus nyari orang dewasa yang bisa bantu kamu. Beruntung kamu masih bisa selamat."

"Gara-gara waktu itu, ayah kamu marah. Dia bilang aku yang selalu bikin kamu celaka. Aku ga boleh ketemu sama kamu lagi. Aku denger, kamu dikasih hipnosis atau apa gitu yang bikin kamu lupa sama masa lalu kamu. Lupa kalo aku pernah ada dihidupmu dulu. Lupa kalo aku pernah bikin kamu yang suram jadi ketawa."

Kau tersentak saat wajah Soonyoung berubah sedih. Kau merutuki dirimu di masa lalu. Karenanya, Soonyoung harus jadi kambing hitam atas semua kecelakaan yang terjadi.

"Aku ketemu kamu lagi waktu tau kamu kerja di kafe favoritku. Itu bikin aku bahagia ngelihat kamu gapapa. Gaada kecelakaan yang nimpa kamu lagi kan?"

Kau memegang tangan Soonyoung, "m-maaf."

Soonyoung menarikmu ke dalam pelukan. Pelukan yang sepertinya pernah kau rasakan.

>•<

Kau membuka matamu. Kau berada di kamar dengan selimut dibadanmu. Dan Soonyoung yang menangis disampingmu. Kau yakin Soonyoung sangat khawatir dengan tindakanmu yang tiba-tiba menjeburkan diri ke sungai.

"S-Soonyoung?"

Soonyoung mentapmu.

"M-maaf bikin kamu khawatir."

Dan Soonyoung langsung memelukmu erat dengan tangisan yang tak henti-henti.

>•<

Rainbow ; Hoshi [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang