♧SATU♧

47.8K 1.4K 21
                                    

☆HAPPY READING GUYS☆
!WARNING TYPO!

AUTHOR POV


Disebuah rumah yang minimalis terdapat seorang siswi berseragam SMA sedang bersiap siap untuk berangkat ke sekolahnya. Dengan kacamata yang berlensa biasa (tidak min) dan rambut hitam legam yang ia kepang, gadis itu bernama Leony Cassandra. Setelah dirasa cukup ia turun untuk sarapan.

"Pagi Bun, Yah, Bang," sapa Sandra ke semua keluarganya sembari duduk di kursi meja makan.

"Pagi juga," balas semuanya.

"Sandra nanti kamu berangkat sama Abang aja yah, Ayah mau berangkat sekarang karena ada meeting bentar lagi. Bun, Ayah berangkat yah, Abang, jangan lupa anterin Adek kamu!" Suruh Robert -ayah sandra-.

"Iya, Yah, hati hati dijalan," balas semua.

Sekadar pemberitahuan, Robert adalah seorang direktur disebuah perusahaan ternama. Sandra juga mempunyai kakak yang bernama Devan Alexander, Devan sekarang duduk di bangku kuliah semester 4 dengan jurusan managemen bisnis. Sandra dan Devan terpaut umur 4 tahun, Sandra berumur 17 dan Devan 21.

"Bang ayo berangkat, nanti telat lagi," ajak Sandra, Devan pun hanya menurut ia juga mempunyai jadwal kuliah pagi. Setelah mereka pamit ke Lani-bunda Sandra Devan- mereka akhirnya berangkat ke sekolah Sandra terlebih dahulu.

Selama perjalanan, mereka bercerita tentang peristiwa di sekolah masing-masing. Hingga tak terasa mereka sudah sampai di SMA tempat Sandra menuntut ilmu.

"Bang nanti pulangnya Sandra telfon yah," pesan Sandra setelah ia turun dari motor Devan.

"Iya, kebetulan Abang juga pulang nya gak sore jadi bisa jemput kamu."

"Yaudah Bang, Sandra masuk dulu Abang hati hati jangan ngebut," sebelum Devan melajukan motornya, ia mengacak rambut Sandra terlebih dahulu.

Sandra berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai 2. Sandra merupakan siswi kelas 11, ia juga mempunyai sahabat yaitu Nada.

"Hai Sandra, lo udah ngerjain pr belum?" tanya Nada setelah Sandra duduk ditempatnya.

"Emang kenapa? Lo mau nyontek?" tanya balik Sandra.

"Nggak kok, cuma mau nyalin jawaban lo," Nada pun menjawab diiringi dengan cengiran khasnya.

"Dasar lo, sama aja kali," kata Sandra sambil memberikan prnya ke Nada



Setelah itu Sandra pun hanya memainkan ponsel dan membiarkan Nada untuk mencontek sampai bel masuk pun berbunyi.

Author POV end


¤¤¤¤¤¤¤¤¤


Sandra POV

Akhirnya bel istirahat pun berbunyi, penat juga habis belajar MTK langsung disambung sama fisika. Gak kebayang tuh punyeng kayanya gimana, mana setiap akhir pelajaran fisika selalu quiz dulu. Daripada mikirin soal quiz fisika, mending ke kantin terus makan.

"Kuy kantin Nad," ajak gue.

"Kuy lah, otak gue bebel banget itung itungan terus," gerutu Nada dan gue hanya mengiyakan.

Pas gue lewat ke lapangan, seperti biasa lapangan ramai dengan makhluk berspesies cewek alay. Bukan tanpa alasan mereka berdesak desakan di lapangan sambil teriak-teriak alay.Semua itu karena Aldebaran Bagaskara sang most wanted yang mempunyai sejuta pesona mampu membuat semua perempuan terpanah sedang bermain basket.

Tanpa mempedulikan ramainya lapangan gue dan Nada masih melanjutkan perjalanannya menuju kantin. Gue dan Nada bukan termasuk fans fanatic Bara yang bahkan rela gak istirahat Cuma buat liat Bara main basket. Sesampainya dikantin kita pesen makanan terlebih dahulu kemudian mencari tempat duduk. Gue sama Nada pun ngobrol gak jelas, ngomongin drakor, kpop, guru guru SMA, murid lain, gebetan, mantan, dan masih banyak lagi-lah.

Sandra POV end


♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤


Author POV

Setelah beberapa jam mereka berkutat dengan pelajaran yang sangat membosankan, akhirnya bel pulang pun berbunyi. Seperti siswa dan siswi yang lainnya, saat ini Sandra sedang menunggu Devan di halte depan sekolah.



"Abang lama banget sih, katanya gak ada kegiatan lagi udah ditelfon malah lama banget datengnya," gerutu Sandra yang sedang duduk di halte sekolah.

Sudah setengah jam Sandra menunggu Devan, jangankan batang hidungnya, bulu matanya aja gak muncul. Padahal sudah satu jam ia menunggu dengan menahan 5L, lelah, letih, lesu, lemas, dan lapar. Kenapa dia gak pulang dulu aja? alasannya karena pas dia nelfon Devan, Sandra disuruh nungguin karena ada halangan sedikit.

Tiba-tiba saja sebuah motor sport hitam berhenti di depan Sandra. Sandra yang sedang kesal hanya cuek tentang siapa dan kenapa pengendara motor itu berhenti di halte.

Pengendara itu membuka helmnya, turun dari motor, dan menghampiri Sandra kemudian ikut duduk disamping Sandra.

"Bara?!" kaget Sandra dengan sedikit berbisik.

Sungguh ia tak percaya bahwa Bara si most wanted yang mempunyai segudang fans saat ini sedang duduk tepat berada di sampingnya. Untung sekolah udah sepi jadi kagak ada yang liat, kalo ada habislah dia dilabrak sama fans fanaticnya. Sandra tak munafik, sebiasa-biasanya ia dengan Bara, kalo duduk sampingnya apalagi disamperin gini pastilah deg-degan.

"Lagi nunggu siapa?" tanya Bara, ditambah diajak ngomong duluan. Ok jangan gr kali aja dia lagi ngomong ama yang lain, batin Sandra.

"hmm, lo ngomong ama gue?" daripada gr mending tanyakan.

Bara malah celingak celinguk, "emang ada orang selain lo, yah?"

"Ya kali aja lo indigo terus lagi ngomong ama hantu," jawab asal Sandra yang sangat gak masuk akal.

"Gak lah, jawab pertanyaan gue!"

"Lagi nunggu abang gue," jawab Sandra, "lo ngapain disini?" tanyanya lagi.

"Tadi gue liat cewek belum pulang, yaudah gue samperin, btw nama lo siapa? Kelas berapa?" tanya Bara.

"Gue Sandra kelas 11 IPA 3," jawab Sandra.

"Udah sore, mending lo gue anterin aja, gue jamin selamat sampai rumah," tawar Bara. Ini apalagi, tambah gak percaya gue. Seorang pangeran ngajak pulang gue, yang bahkan sedikit dikenal sama temen seangkatan, batin Sandra sangat tak percaya.

"Ngga deh, gue nungguin Abang gue aja," tolak Sandra dengan halus daripada ia dilavrak ama fans fanatic dia kan, cari aman ajalah.

Panjang umur, Devan pun datang dan berhenti didepan motor Bara.

"Maaf dek, Abang telat tadi ada rapat dadakan," Devan pun meminta maaf atas keterlambatannya.

"Iya gak papa, Bang," maklum Sandra yang sudah menghampiri Devan diikuti oleh Bara.

"Siapa nih? perasaan lo gak punya temen cowok model beginian deh," tanya Devan yag memag mengetahui semua teman-teman Sandra. Fyi, Sandra dan Devan memang sangatlah dekat sedari kecil.

"Dia Bara, bang, temen gue," lanjut Sandra.

"Bara," "Devan," mereka pun berkenalan.

"Beneran nih cuma temen?" goda Devan.

"Beneran, Bang, lagian kita juga baru kenal," bantah Sandra, dan Bara hanya tersenyum, "yaudah Bang, kita pulang, Bar, kita pulang dulu yah?" Lanjut Sandra, "hati-hati San, Bang!" pesan Bara.

Author POV END


♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤

REVISI

BECAUSE ONE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang