♧DUAPULUH♧

12.5K 501 5
                                    

☆HAPPY READING☆
!WARNING TYPO!

Eh, gimana kalo kita ke puncak? Gue lagi pengin strawberry nih," usul Nada.

"Boleh tuh mumpung hari biasa jadikan gak macet," setuju Sandra.

"Sekarang kita bangunin tuh semua yang belum bangun, mumpung belum siang," mereka pergi membangunkan suami masing-masing, Gea, dan juga Alva.

"Duh kalian ini mendadak banget sih, tiba-tiba ngajakin ke puncak tanpa persiapan pula," omel Devan yang sudah duduk di balik kemudi.

"Kamu gak ikhlas nganterin kita? Padahal yang minta anak kamu loh," cecar Nada. Saat ini mereka semua sudah ada di mobil milik Bara dalam perjalanan ke puncak tentunya.

"Eh... aku ikhlas kok, Yang, ikhlas banget malah, apasih yang ngga buat kamu apalagi anak kita," gombal Devan yang bertujuan meredakan emosi Nada yang labil karena hormon ibu hamil.

"Gitu dong, kan aku makin sayang, makin cinta sama kamu, duh suami aku... ganteng banget sih kamu..." tuh kan, baru ngomelin sekarang malah muji-muji sambil nyubitin pipi Devan yang lagi nyetir, memang Nada duduk disebelah Devan.

"Iya sayang, udah yah nyubitnya nanti aku gak fokus nyetirnya nanti kita malah mampir ke rumah sakit lagi, udah yah," ucap Devan dengan hati-hati sambil menurunkan tangan Nada dari pipinya.

"Mending kamu tidur ya sayang biar sampe sana kamu gak cape apalagi tadi kamu tidur cuma beberapa jam. Lihat tuh dah pada tidur," suruh Devan dan langsung dituruti Nada, memang semua sudah tidur kembali kecuali Gea, Alva, Bara, dan Putra yang sedang bermain game online yang sedang marak akhir-akhir ini.

Sesuai dengan tujuan mereka, sesampainya mereka di puncak mereka langsung pergi ke kebun strawberry. bukan hanya Nada yang antusias karena ngidamnya terkabul, tetapi juga ada Ares dan Alva yang memang ternyata mereka suka sekali dengan strawberry. Semuanya juga senang karena hitung-hitung refresing disini udaranya juga sangat sejuk dan dingin.

Mereka mulai memetik strawberry yang sudah matang. mereka berpencar dengan berpasang-pasangan, Bara yang tentunya dengan Sandra, Nada dengan Devan, Putra dengan Intan, dan Ares tentunya dengan Alva dan Gea. Dasar yah mentang-mentang Ares dekat dengan Gea dan tentunya dengaan unclenya sendiri yakni Alva, Putra dan Intan selaku bonyok Ares malah pacaran season dua.

"Kak, Ares mau minum jus strawberry tapi pake strawberry yang kita petik, yah?" ucap Ares.

"iyah, tenang aja nanti biar Kak Gea yang bikinin sekaligus minta bikinin cake strawberry, pudding strawberry, pancake strawberry pokoknya dari strawberry, yakan Kak Gea?" ucap Alva.

"Enak aja gue yang bikin, lagian Bang Alvs sama Ares maniak Strawberry sampe segitunya yah?" heran Gea.

"Iya, gue sama Ares itu maniak banget sama yang namanya strawberry, jadi lo harus bikinin gue makanan serba strawberry, iyakan Res?" tanya alva meminta dukungan dari Ares.

"Betul tuh Kak Gea, kalo Kak Gea bikinin buat Ares nanti Ares tambah saaaayang banget sama Kak Gea,"

"Bener banget tuh, ponakannya aja tambah sayang apalagi omnya tambah cinta deh," goda Alva yang sepertinya sudah mengkode Gea.

"Paan sih cinta-cinta. Lagian minta bikinin mama kamu aja, Res."

"Buat latihan bikinin suami makanan kesukaannya."

"Suami siapa? lagian belum cukup umur juga," walaupun Gea sudah peka dengan kode Alva, tapikan dia baru berumur 14 tahun. Ares yang sedari tadi tidak paham dengan ucapan Kakak dan omnya itu hanya diam sambil memetik strawberry.
"Suami kamu lah dan yang pastinya orang itu adalah aku."

"pede banget, kaya aku mau aja nikah sama kamu," tanpa sadar mereka menggunakan aku-kamu.

"Harus mau lah, kan kamu diciptakan dari salah satu tulang rusuk aku," "apasih kamu, sekolah dulu yang bener baru mikirin nikah."

"Berarti kalau aku sekolahnya dah bener dan sukses kamu mau kan nikah sama aku," ini Alva kenapa sih? kesambet atau kebentur dari tadi ngelantur melulu ngomongnya, batin Gea.

"Kak Alva sama Kak Gea mau nikah?" tanya Ares dengan polos dan bingung karena mendengar perkataan Alva dan Gea.

"iya, maukan Ares kalo punya Aunty kek Kak Gea? Aaaww," tanya Alva yang langsung dicubit oleh Gea dan diangguki dengan antusias oleh Ares.

"udah ah bahas yang ga jelas, lanjutin metik strawberry aja," ucap Gea mengalihkan pembicaraan.

"eh Uncle Arkan nelfon, halo ada apa Uncle?" tanya Gea setelah mengangkat panggilan dari Arkan.

"kalian lagi dimana? kok rumah sepi"

"kita semua lagi di puncak,"

"lah, ngapain kalian di puncak?"

"jalan-jalanlah ngapain lagi?"

"berencana nginep gak?"

"ngga kok, kita Cuma mau metik strawberry itupun karena Aunty Nada ngidam, mang kenapa?"

"kalo nginep ya Uncle nyusul kalo ngga ya Uncle mo jalan-jalan sendiri, udah yah Uncle mo siap-siap dulu," panggilan pun diputus Arkan secara sepihak.

"Uncle Arkan nyariin?" tanya Alva.

"yagitu, eh ini buah yang kita petikkan udah banyak, mending kita ke cafenya istirahatlah, udah cape juga," ajak Gea.

"yah Aunty, strawberrynya masih dikit, kita metik lagi yah," mohon Ares. "iya tau, kita tuh masih pengin lagi, ya ngga, Res?" ucap Alva yang meminta persertujuan dari Ares.

"What! tiga ember kalian bilang dikit? dasar maniak strawberry."

"bagi kita sebanyak apapun strawberry tetep aja kurang," ucap Alva.

"Dasar lebay, palingan nanti bosen."

"Ngga akan bosen akukan type lelaki setia."

"Ya lah, up to you aja, pokoknya sekarang kita ke café lagian kan nanti yang lain dapet strawberry juga," Alva dan Ares pun mengalah karena sejujurnya mereka juga lelah.

"Kalian mau pesen apa?" tanya Alva kepada Ares dan Gea yang sedang mengabari bahwa mereka sedang di café, kebun strawberry itu memang memiliki café yang menunya sebagian terbuat dari strawberry .

"samain aja," "aku ice cream yah, Uncle," ujar Gea dan Ares.

"smoothies strawberry tiga, cheesecake strawberry dua, sama ice cream nya satu," ucap Alva kepada pelayan itu setelah mengulang pesanan mereka pelayan itu pun berlalu.

"Ares, udaranya lagi dingin juga pesennya ice cream," "biarlah Kak, lagian ini gak dingin-dingin amat," Gea pun hanya membiarkan saja, toh omnya aja gak mempermasalahkan.

"eh itu Mom sama yang lain," ujar Gea saat melihat Sandra, Bara, Devan, Nada, Putra, dan Intan datang.

"mama!" seru Ares dan minta dipangku oleh Intan saat semuanya sudah duduk.

"permisi ini pesanannya," ujar pelayan sambil membawa pesanan Gea, Alva, dan Ares sebelumnya.

"mba kita pesan gingeric strawberry empat terus mango strawberry shake nya dua, nasi gorong seafoodnya tiga sama nasi goreng kambingnya juga tiga," pesan Bara kepada pelayan tadi.

"Tambah nasi panggang keju yah," ujar Gea menambah, "dua ya mba," timpal Alva. setelah menunggu dengan waktu yang lumayan mereka pun makan siang.

Selesainya makan siang, mereka langsung pulang karena hari sudah lumayan sore. mereka sampai di rumah sudah lumayan malam. Putra, Intan, Alva, dan juga Ares memutuskan untuk langsung pulang karena jika tidak maka mereka akan malas untuk pulang. walaupun tidak apa jika mereka menginap tetapi mereka juga tidak enak hati menginap terus-terusan di rumah Sandra, seperti tidak punya rumah sendiri saja.

AUTHOR POV END

♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪♤▪

REVISI

BECAUSE ONE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang