[HAPPY READING GUYS]
!WARNING TYPO!
VOTE DULU BARU BACAAuthor POV
Satu bulan yang lalu lahirlah gadis mungil dari pasangan Devan dan Nada yang mereka beri nama Ira Jingga Dominica, yang mereka panggil Ica. Sedangkan Sandra sedang menantikan buah hati mereka yang sebentar lagi akan hadir diantara mereka dan menjadi teman untuk baby Ica.
Lani selaku Bunda Devan dan Sandra, pulang dari travelling saat diberitahukan bahwa Nada akan melahirkan seminggu lagi. Sedangkan, Nada dan Devan pulang ke Jakarta saat kandungan Nada berusia delapan bulan awal.
"Oh God, Sandra kan udah gue bilang kalo lo duduk aja atau tiduran apa jalan jalan di taman belakang bukannya ke dapur. Pengin apa sih lo? kan bisa bilang gue atau Bunda, pake pegang-pegang pisau lagi, bahaya tau, kalo tiba-tiba lo kontraksi pas lagi pegang pisau terus..."
"Udah sih gak perlu ngomel ngomel juga kan? pusing tau dengernya, lagian gue Cuma mau buat omelet daging. Lo kan lagi ngurusin Ica bunda juga lagi ngurusin tanaman dibelakang," potong Sandra sambil meneruskan kegiatannya.
"udah-udah sekarang lo ke kamar gue tungguin Ica dan gue yang nerusin ini, udah mau lahiran masih aja ngidam," suruh Nada yang berakhir gerutuan.
"Udah sih aku aja nanggung nih tinggal digoreng aja," tolak Sandra.
"ke kamar sekarang Sandra kalo nggak aku telfon Bara aja nih biar dia di rumah terus," dengan berat hati Sandra pun pergi ke kamar Nada untuk menemai Ica tidur. Memang sempat saat kandungan Sandra memasuki usia Sembilan bulan, Bara membawa semua pekerjaan kantor ke rumah. Sandra yang mengetahui itu langsug memaksa agar Bara tetap professional dalam bekerja dan tidak seenaknya menjadi bos Bara pun menuruti pemintaan Sandra.
"Duh kok perut aku mules sih? apa mau lahiran yah? tapi kan perkiraannya satu minggu, mungkin mules biasa, mending aku tiduran barangkali sembuh," ucap Sandra saat merasakan perutnya mules dan untungnya sudah sampai dikamar Nada yang memang dilantai satu.
"San, ini omelet nya..." ucapan Nada terpotog karena melihat Sandra tertidur disamping Ica.
"Giliran udah jadi tidur, gue taruh didapur aja deh," Nada pun kembali ke dapur.
"ssshhh," rintihan Sandra terdengar saat Nada akan menutup pintu kamar. Nada yang mendengar itupun langsung menghampiri Sandra yang masih menutup matanya sambil memegang perutnya.
"San! Bangun San!" ucap Nada dengan khawatirnya dan sudah meletakan omelet milik Sandra dinakas. "Nad, perut gue mules banget," lirih Sandra. "gue panggil bunda dulu sama supir, lo tahan bentar yah?" Nada langsung memanggil Bunda dan supir mereka untuk membawa Sandra ke RS. Sembari berjalan Nada menelfon Bara memberi tahu keadaan Sandra.
"Ya Allah Sadra, Pak cepet kasian anak saya udah kesakitan gitu. Nada kamu kesana nanti sama Devan sama Ica yah, sekalian bawain tas yang udah disiapin Sandra," ucap Lani sambil berjalan ke mobil, setelah Sandra sudah masuk ke mobil mereka langsung menuju ke RS bersalin.
Sesampainya mereka di RS dan teryata Bara sudah sampai duluan. Sandra langsung memasuki ruang bersalin dengan Bara untuk mendampinginya.
Ayah, Devan, Nada, Arkan, Gea, dan Ica tentunya sudah datang menyusul Bunda. Sekarang mereka sedang harap-harap cemas menunggu Bara dan Sandra. Suara tangisan bayi yang begitu memekakan telinga membuat semuanya bisa bernafas lega.
Didalam ruang bersalin, aura bahagia begitu terpancar dari pasangan Bara dan Sandra. Bayi mereka yang ternyata berjenis kelamin laki-laki sedang dibersihkan oleh suster. Bara keluar dari ruang bersalin.
"Gimana keadaan Mommy sama Adek aku, Dad?" tanya Gea tidak sabaran.
"Alhamdulillah semuanya selamat dan adek kamu laki-laki, sekarang mereka akan dipindahkan ke ruang perawatan," setelah mendengarkan ucapan Bara semua pun senang, apalagi Lani dan Robets yang mendapat cucu lagi.
"Debaynya ganteng banget kaya daddynya," ucap Bara sambil mengelus pipi anak mereka yang sedang tertidur digendongan Sandra.
Bara mengingat bagaimana dulu saat Sandra melahirkan Gea seorang diri tanpa didampingi olehnya. Bara berjanji tidak akan meninggalkan atau membiarkan perempuan dihadapannya yang sudah bertaruh nyawa untuk buah hati mereka pergi meninggalkannya.
"Sekarang udah ada yang baru yang lama dilupain, udah biasa gk kaget aku mah," sindir Gea bukan karena ia iri kepada adiknya, tapikan dia juga pengin gendong adiknya.
"apaan sih, Ge? jangan gitu ah sama adek sendiri," ucap ibu Bara. Saat ini hanya ada Bara, Sandra, Gea, ayah dan ibu Bara, ayah dan bunda Sandra, dan tentunya debay, sedangkan Devan, Nada, dan Ica pulang karena Ica sedari tadi rewel tidak betah dengan bau rumah sakit.
"bukan gitu oma, tapi aku kan pengin gendong adek aku, dari tadi yang gendong lagi-lagi oma, opa giliran nangis digendong mommy atau daddy, giliran aku mau gendong dilarang, kan sebel jadinya," cerocos Gea yang memang sudah jengah melihat adiknya yang sedari awal hanya digendong para oma dan opanya giliran ia mau gendong alasannya 'nanti adeknya cape ditidurin aja yah'. Apa-apaan itu, jadi emosi kan Gea.
"jadi, cucu opa ngambek nih ceritanya," goda ayah Bara.
"au ah sebel. Oh ya, nama adek aku siapa?" tanya Gea mengingatkan mereka semua jika mereka belum memberinya nama, maklum saking bahagianya.
"kamu udah siapin nama belum, Dad?" tanya Sandra kepada Bara.
"namanya Binar Denting Bagaskara."
"Namanya bagus aku suka, yeay baby Binar," seru Gea.
"Huh... Huh... Kalian jahat banget sih... Kak Sandra lahiran aku sebagai Uncle yang baik gak di kasih tau..." Omel Arkan yang baru datang dengan nafas yang tersengal sengal karena lari, mungkin.
"Maaf, saking seneng nya kita sampe lupa," ucap Sandra.
"Biasa Uncle, tadi aja aku dilupain. Terus Uncle kesini tahu dari sapa?" tanya Gea.
"Dikasih tau Bunda lah, Bunda terbaik," jawab Arkan sambil memeluk Lani dari belakang.
"Udah gak usah peluk lama-lama," ucap Robert memisahkan Arkan dengan istrinya.
"Dih, Ayah bisa cemburu juga toh sama anaknya," ucap Bara.
"Oh ya, keponakan Uncle namanya sapa?" tanya Arkan sambil mengusap pipi Binar yang sudah di taruh di box bayi.
"Namanya bagus tau, gak kaya namanya Uncle. Namanya baby Binar Denting Bagaskara," ucap Gea dengan excited.
"Kamu ngejek nama Uncle, dosa tau. Nama itu doa dari orang tua,"
"Iya iya, Gea juga tau. Becanda doang Uncle, jangan serius-serius tau ntar sakit,"
"Kamu tuh malah nglantur, dah diem tuh baby Binar lagi tidur jangan berisik," ucap Ibu Bara.
"Iya oma," ucap Arkan dan Gea, memang Arkan memanggil Ibu dan Ayah Bara sama seperti Gea memanggil.
Hari ini adalah hari kebahagiaan keluarga Bara dan Sandra. Entah kedepannya akan bagaimana dan akan menghadapi berbagai masalah yang mungkin semakin rumit, tetapi mereka berharap akan tetap bersama dengan kebahagiaan yang selalu menyertai.
Ini adalah kisah hidup Sandra dan Bara bersama anak-anak mereka. Mana kisahmu?
END
∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆•∆
REVISI
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE ONE NIGHT
Novela JuvenilTATA CARA MEMBACA BON : 1. Follow dulu authornya 2. Masukkan cerita ke reading list kalian 3. Masukkan ke perpustakaan 4. Baca dan jangan lupa votmen 5. Author happy 😊😙 AND HAPPY READING Leony Cassandra. Dia seorang siswi biasa saja yang tidak te...