♧ENAMBELAS♧

13.7K 579 3
                                    

☆HAPPY READING GUYS☆
!WARNING TYPO!

Author POV


"Ge, lihat dasi uncle yang item nggak?!" Arkan sedang menggeledah seluruh kamarnya mencari dasi yang akan ia kenakan.

"Dasi dasi uncle, kenapa tanya Gea? emang Gea pernah makai apa?" Gea baru keluar dari kamarnya langsung masuk ke dalam kamar Arkan yang pintunya terbuka.
"astaga buah naga, kamar habis kena angin topan Mas? berantakan banget," teriakan Gea membuat Sandra yang sedang di dapur datang menghampiri mereka.

"Kamu lagi apa sih, Ar? Kenapa bisa berantakan kaya gini? Perasaan nggak gempa, ngga ada angin topan kok berantakan," tanya Sandra yang kaget.

"Kakak, lihat dasi aku yang item ngga?"


"Kamu ini, mau jadi kepsek tapi idiotnya minta ampun. Coba kamu raba kepala kamu," Gea tiba-tiba tertawa kencang karena baru menyadari betapa idiotnya sang uncle dari ucapan mommynya.

"Oh iya, kan tadi gue taruh di kepala," cengiran bodoh Arkan tunjukan karena menyadari dasi hitamnya ia sangkutkan di kepala seperti orang bodoh nan idiot.

"Ada apa sih ribut banget? Kamar kamu kenapa, Ar? Berantakan banget," Bara yang baru datang kaget dan bingung.

"Itu si Uncle cari dasi sampe berantakin kamarnya dan ternyata dasinya di kepala," jawab Gea.

"Dasar kamu pelupa," ejek Sandra.

"Udah, sekarang kita sarapan terus berangkat, kamu mau berangkat bareng kita atau gimana, Ge?" Bara dan Arkan yang sudah rapi dengan setelan jasnya. Sandra yang sudah cantik dengan setelan kantornya, dan Gea sudah cupu dengan style nerdnya. Mereka berjalan ke meja makan secara bersama-sama sudah seperti rombongan keluarga berencana saja.

"Ngga, Dad. Gea kaya biasanya aja,"

"Biasanya kamu sama Mang Jono, hari ini kamu sama kita aja," mereka pun duduk dan mulai sarapan, "hmm, iya deh," setelah jawaban dari Gea, semuanya sarapan dengan kehening.

Setelah sarapan mereka selesai, mereka pun berangkat ke British Internasional School menggunakan mobil dengan dikemudikan Bara. Jika berpergian bersama-sama kemana pun, mereka memang jarang menggunakan sopir.

"Dad, jangan lupa berhenti di warung depan, yah," ucap Gea kepada Bara.

"Oh ya, Uncle. Nanti kalau di sekolah pura-pura ngga kenal Gea, yah," ujar Gea kepada Arkan yang duduk disampingnya sedang memainkan tabnya.

"Loh, kenapa?" tanya Arkan tanpa berpaling dari tabnya.

"Gea gak mau mereka tau Gea itu keponakan Uncle dan anak pemilik sekolah," jawab Gea, "tapi Gea tetep akan keruangan Uncle," lanjit Gea.

"Lah buat apa?"

"Numpang tidur,"

"Ge, kamu jangan tidur mulu dong di sekolah," tegur Sandra.

"Sesekali boleh lah, mom, lagian Gea bosen belajar mulu," jawab Gea, "Dad, berhenti! Tadikan Gea bilang berhenti di warung depan untung masih jauh dari sekolah," gerutu Gea yang langsung turun begitu mobil berhenti dan mengeluarkan sepeda nya dari bagasi mobil.

"Kirain lupa dia, rencananya kan mau aku bawa sampe sekolah tuh anak," ujar Bara yang tak di dengar oleh Gea dan hanya dibalas kekehan dari Sandra.

"Kamu itu usil banget untung Gea gak denger, kalau denger bisa ngomel terus dia," ujar Sandra.

"Coba tadi Arkan ajak ngobrol lebih lama, pasti ada pertunjukan pas kita sampe," ucap Arkan yang ikut nimbrung dan meletakan tabnya.

"Mom, Dad, Uncle, Gea berangkat dulu, yah," pamit Gea lalu mengayuh sepedanya ke sekolah. Bara pun melanjutkan perjalanan mereka.

BECAUSE ONE NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang