Chapter 6

399 37 0
                                    

"Kau sungguh tidak sabaran." Ucap Bina sedikit membanting pintu mobil William. Dirinya mengetuk pintu tersebut dan ada wanita paruh baya yang membukakannya lalu dirinya memasuki rumah itu. William yang melihatnya dimobil hanya bisa diam dan berbaring disofa empuknya.

****
"Apa maksud kedatanganmu kesini Bina?" Tanya Paman Bina sambil duduk disebelahnya.

"Begini Paman, mulai sekarang Bina tidak akan tinggal dikota ini." Ucap Bina.

"Kau mau pindah kemana Bina dan dengan siapa kau akan pindah?" Sekarang giliran Bibi Bina yang bertanya.

Bagaimana aku menjelaskannya, jelas-jelas aku akan pindah keduni Protria bersama dengan calon suamiku. Jika aku bilang seperti itu pasti tidak akan ada yang percaya denganku dan mereka pasti tidak akan membiarkanku. Batin Bina bingung bagaimana cara memberitahu kedua orang yang disayanginya ini.

"Aku akan pergi ke luar kota bersama dengan temanku yang lain." Bina terpaksa berbohong untuk cepat-cepat pergi dari sana tetapi Bibinya terus menelusuri kemana Bina akan pindah.

"Lalu bagaimana dengan sekolahmu apakah kau akan pindah sekolah juga?" Tanya Bibinya.

"Iya aku juga akan pindah sekolah dan mengurusnya nanti. Mungkin nanti aku akan jarang datang kesini jadi jagalah diri kalian baik-baik, aku pergi." Kata Bina berpamitan hendak melangkah keluar dari rumah itu tetapi pamannya menghentikan langkahnya.

"Tunggu Bina, ambillah ini mungkin kau akan membutuhkannya ketika kau pindah nanti, mudah-mudahan kau bisa senang ditempat barumu." Pamannya memberikan amplop yang sudah Bina duga isinya adalah uang.

"Tak usah repot-repot Paman. Seharusnya aku yang memberi kalian imbalan karena telah merawatku selama ini."

"Terima saja Bina, Pamanmu itu hanya bertugas sebagaimana seorang Ayah yang menyayangi putrinya." Bibinya mendekati Bina dan menepuk pundaknya lalu memeluk keponakan yang sudah di anggapnya putri itu sebagai tanda perpisahan.

"Jagalah dirimu baik-baik, makan yang teratur dan jangan menghamburkan uang untuk hal yang tidak penting." Lanjut Bibi Bina sambil menahan air matanya.

"Baiklah Bibi aku akan menuruti semua yang Bibi katakan. Terima kasih." Bina meninggalkan rumah itu sambil menangis, William yang melihatnya hanya menatap heran.

"Kenapa kau menangis?" Karena rasa penasarannya akhirnya William bertanya kepada Bina.

"Aku hanya sedih karena meninggalkan Paman dan Bibiku disini."

"Kau cengeng sekali ternyata, sekarang kita akan kemana?" Ejek William tanpa menatap wajah Bina dan itu sukses membuat Bina kesal.

Kenapa pria ini sangat menyebalkan, terbuat dari apa dia sebenarnya jadi bisa semenyebalkan ini. Pikir Bina.

"Aku bisa membaca pikiranmu jadi berhati-hatinlah dan jangan mengataiku seperti itu." Ucap William menatap manik Bina yang biru, dengan cepat Bina memalingkan wajahnya yang merah tak bisa dipungkiri wajah William saat itu sangatlah tampan meskipun tatapannya sangat mengerikan.

"Kita akan pergi kesekolah dan pulang untuk mengemasi barang yang ada dirumahku." Ucap Bina menatap keluar jendela mobil.

****
Disekolah Bina dan Edgar menemui kepala sekolah untuk berbicara tentang surat pindah Bina.

"Jadi begini bapak saya akan pindah keluar kota dan sekolah disana. Saya ingin meminta surat pindahnya kepada bapak." Kata Bina kepada bapak Kepala Sekolahnya.

"Kau ingin pindah sekolah kemana?" Tanya Kepala Sekolah.

"Itu saya masih belum tahu, pak"

"Kalau kau tidak tahu ingin sekolah dimana, maka pihak sekolah tidak bisa mengeluarkan surat pindahnya." Ucap Kepala Sekolah tersebut sedikit mengusik Edgar karena jika berlama-lama disekolahan ini nanti tuannya akan marah.

Special OFFSPRING (TAMAT✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang