Chapter 17

317 30 0
                                    

"Berhenti mengendalikan tubuhku Max atau tidak aku akan minta paman untuk mengutukmu menjadi manusia dan terpisah dariku." Ancamku ketika bina dan para lelaki itu pergi dari hadapanku, seketika itu juga Max langsung keluar dari ragaku tapi ia tetap berada dalam jiwaku. Aku kesal kepadanya karena jika sedikit saja pikiranku kosong maka dirinya akan leluasa mengendalikan akal sehat dan tubuhku.

****
Author POV
Hampir 1 bulan bina dan edgar tidak pulang ke istana, william sangat khawatir karena tidak ada kabar dari mereka berdua. William ingin melakukan telepati dengan edgar tapi karena wilayah kaum werewolf terlalu jauh dirinya langsung mengurungkan niatnya.

"Apakah aku harus menyusul mereka kesana?" Tanya william sangat khawatir.

"Jika anda mengkhawatirkan nona bina maka susul lah, tuan." Ucap lie dari balik pintu dan memberi hormat.
.
.
.
Bina memerjapkan matanya berulang kali menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"Anda sudah sadar, nona?" Tanya edgar yang setia menemani bina saat tak sadarkan diri selama ini.

"Kenapa aku berada disini?" Tanpa menjawab pertanyaan edgar, bina malah balik bertanya. Dirinya bingung kenapa berada didalam peti yang penuh dengan bunga.

"Maaf bina, kami telah mengira bahwa kau telah meninggal karena tak sadarkan diri selama 1 bulan dan kami sengaja meletakkanmu dipeti ini." Kata lian memasuki ruangan dimana edgar dan bina berada.

"Apa?" Bina sangat syok atas pernyataan lian, berarti dirinya sudah 1 bulan tidak pulang ke istana william. Bagaimana kalau william telah melupakannya dan kembali bermain bersama wanita jalang tempo hari.

"Tak usah dikhawatirkan nona, saya pastikan tuan tidak akan melakukan kesalahan seperti tempo hari." Seru edgar, bina hanya tersenyum mendengarnya dan lian menggaruk kepalanya. Bina bangkit untuk keluar dari peti yang menjadi tempat pingsan dirinya.

"Hati-hati bina, pikirkan kandunganmu itu." Ucap lian memegangi tangan bina supaya tidak terjatuh saat keluar dari peti, mengingat kandungan bina yang sudah memasuki 3 bulan.

"Benar yang dikatakan oleh bocah ini nona, anda juga harus menjaga kesehatan anda." Kata edgar, ikut memegangi tangan bina.

Mereka terlalu sibuk dengan keadaan bina dan kandungannya sampai-sampai tidak mengetahui bahwa rambut bina telah berubah warna.
.
.
.
William POV
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke istana lian bersama dengan robert dan dahlia. Kami sama-sama ingin melihat kondisi bina saat ini.

"Apa kau yakin bina ada di istana lian?" Tanya robert kepadaku.

"Iya." Jawabku singkat.

"Kenapa bina bisa kenal dengan lian padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya." Sekarang dahlia yang bertanya.

"Kau salah, mereka pernah bertemu bahkan mereka satu sekolah." Ucapku. Aku bingung kenapa mereka menanyakan hal yang tidak penting seperti itu tapi aku harus tahan sampai di istana lian nanti.

Saat ini aku sudah sampai di pintu gerbang istana lian tapi aku melihat didalam sana sangat ricuh, semua orang berlari dengan wajah yang khawatir.

"Ada apa ini?" Tanyaku kepada para penjaga yang menjaga pinti gerbang.

"Nona bina hilang dan kami semua sedang mencarinya." Jelas sang penjaga tersebut kepadaku.

"APA!??" Aku sempat tersentak akan pernyataan dari penjaga ini dan langsung berlari masuk ke dalam istana.

"Apa yang terjadi?" Aku kembali bertanya keadaan didalam istana yang sangat kacau, terlihat dari banyaknya pelayan dan pengawal yang berlarian kesana-kemari.

"Bina diculik oleh seseorang." Kata lian dibelakangku, sontak aku menoleh dan melihatnya melangkah mendekatiku.

"Siapa yang telah menculik adikmu, lian?" Paman dan bibi bina hampir berteriak histeris.

"Apa adik lain? Apa maksudnya?" Aku bertanya dengan raut wajah yang bingung.

"Ceritanya panjang tuan, nanti akan saya ceritakan." Kini edgar sudah ada disampingku, entahlah datangnya dari mana. Aku akhirnya mengelilingi tempat terakhir bina berada dan menemukan bekas cakaran yang panjang di dinding.

"Mmmmnnnhpp, john harry kau sepertinya memang ingin mati ya." Aku menggeram dan memukul dinding tersebut yang menyebabkan retakan besar, sekarang aku tahu siapa dalang dibalik hilangnya istriku. Aku pun segera keluar dari istana untuk pergi ke tempat bina berada.

****
Sabina POV
Aku memerjapkan mataku berulang kali, entah ini berapa kali kah aku sudah membuka mata terakhir saat aku bangun dari peti mati diistana kakak lian. Ralat, apa? Aku memanggilnya kakak. Ya karena sudah sepentasnya begitu. Aku kembali membuka mata dan mengedarkan pandanganku, kamar ini sangat berbeda dengan kamar william ataupun kamar kakak lian. Sebenarnya aku berada dimana?

"Kau sudah bangun?" Aku langsung menoleh ke sumber suara, dan itu adalah...

"Welcome to my palace, Mrs. Bina." Sambungnya sambil berjalan ke arahku. Ya dia adalah iblis paling jahat didunia Protria ini, John Harry. Aku sempat mundur saat tangan kotornya itu menyentuh kakiku tapi kepala ranjang ini menahanku.

"Gara-gara suami sialanmu itu, aku hampir saja mati." Dia berucap lagi sambil memperlihatkan bekas luka yang berada di dadanya, tapi aku masih saja bungkam tidak ingin meladeni iblis menjijikan seperti dia. Sebenarnya luka tersebut tidak ada hubungannya juga denganku.

"Dan kau adalah balasan atas perbuatan william terhadapku." Ucapnya lagi dan sekarang dirinya menaiki tempat tidur lalu terus mendekatiku. Apa yang ingin dia lakukan kepadaku. Dia ingin menggigitku tapi entah dari mana sebuah cahaya putih menyelimuti tubuhku yang membuatnya menutup mata. Setelah cahaya itu hilang dirinya kembali mendekatkan mulutnya keleherku.

"Argghh." Aku meringis kesakitan saat taringnya yang tajam menembus kulit leherku, lalu dirinya menghisap darahku sangat kuat seakan ingin menghabiskannya.

"To..long hentikan." Ucapku pelan dengan nada yang terbata-bata karena menahan rasa sakit ini.

"DIAM!!!" Dia membentakku dan memperdalam gigitannya, aku menjadi sangat lemas karena kekurangan banyak darah saat ini. Tak lama terdengar keributan diluar sana.

Author POV
"Lepaskan leher istriku dari mulut kotormu itu, john." Ucap william sambil menarik tubuh john untuk memjauhi bina yang terbaring lemas. Maniknya sekarang sudah berubah menjadi merak pekat menandankan bahwa dirinya saat ini snagat marah.

"Aku hanya mencicipinya sedikit."

Buuuk.

Satu pukulan mendarat tepat diwajah john membuatnya terjatuh kelantai dan mengeluarkan darah dihidungnya. Lalu john menyeka hidungnya serta menyeringai dan bangkit menatap william dengan tatapan tajam.

"Mengapa kau marah, bukannya kau telah membuangnya. Itu terlihat karena dirinya yang berada di istana kau werewolf." John kembali memancing emosi william dengan kata-kata yang terus keluar dari mulut sialannya itu.

Buuuk.

Dan sekali lagi pukulan keras melayang kewajah john tapi dirinya hanya tersenyum karena dirinya sengaja membuat tenaga william habis dengan memukul dirinya. Dan saat ini john berjalan perlahan kearah tempat tidur bina tanpa sepengetahuan william. John merasa aura kemenangan akan memihak padanya kali ini.

Maafkan author yang tidak bisa update cerita cepat, karena saat ini kondisi author lagi drop:(
And bentar lagi cerita ini bakalan tamat jadi ini salah satu alasan kenapa author lambat update karena bingung buat ending gantung, sedih atau senang.
Satu lagi yang author cemaskan saat ini karena pembaca dan vote tidak balance, itu membuat author jadi sedih. Tapi semoga saja saat cerita ini tamat votenya bakalan nambah. Typo sana-sini.

TBC

Shinta wahyuni
Terima kasih😍😍😍

Special OFFSPRING (TAMAT✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang