Chapter 14

323 38 0
                                    

"Kau selalu saja mencurigai suamimu yang polos ini." Perkataan William tadi hanya dibalas dengan dengusan oleh Bina, jika Bina melanjutkan percakapan itu sudah dipastikan akan keluar kata-kata mutiara dari William Jhonson Nustent.

****
Klick mulmed👆

Siang itu Bina pergi ke Istana Lian bersama dengan Edgar menggunakan kereta Istana.

"Apa kau baik-baik saja Bina?" Tanya Lian saat melihat Bina masuk gerbang Istananya dan memeluk Bina erat, Edgar yang melihat itu langsung mengeluarkan kekuatannya untuk memisahkan Lian dari Istri majikannya.

"Apa urusanmu?" Tanya Lian tak suka.

"Dia adalah Istri majikanku, aku hanya memisahkannya dari pria sepertimu." Kata Edgar santai tapi dengan nada menakutkan.

"Kau tahu tuanmu telah berselingkuh dan membuat Bina sakit hati, jika tidak ada aku waktu itu maka aku pastikan Bina dengan anaknya tidak ada di dunia ini karena dimakan oleh iblis liar dihutan." Jelas Lian dengan nada emosi, Edgar yang mendengar itu pun langsung menatap khawatir pada nonanya.

"Kau salah Lian, soal dirinya yang berselingkuh itu hanya salah paham dan tempo hari jika William tidak datang maka aku akan ikut terbunuh bersama pengawal dan pelayanmu kepercayaanmu." Bina angkat bicara membela suami yang amat dicintainya.

"Tapi dirinya tetap-"

"Sudahlah Lian aku kesini bukan untuk membicarakan hal itu, tapi ada hal penting yang ingin aku lakukan." Ucap Bina serius. Bina langsung berlari kedalam Istana Lian lalu berhenti dihalaman belakang dan menunjuk pohon besar yang ada disana.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Lian bingung.

"Aku ingin memasukinya."

"Apa kau gila, aku sudah pernah mencobanya dan aku terpelanting lalu mengalami patah tulang selama bertahun-tahun. Kau juga ingin sepertiku?" Ucap Lian, mengingat dirinya pernah hampir mati gara-gara pohon itu.

"Tapi aku merasa ada jiwa yang harus aku tolong didalam sana." Bina sudah berada didepan pohon besar itu dan siap untuk memasukinya.

"Aku harap kau tidak bisa memasukinya, karena jika kau berhasil memasukinya maka kau adalah adikku. Aku tidak bisa menerima kalau kau adalah adikku sebab aku mencintaimu, aku merasa kau adalah mate ku." Diam-diam Lian menyimpan perasaan kepada Bina. Saat dirinya larut akan pikirannya, Bina sudah memasuki pohon itu dengan cepat seperti ada yang menariknya masuk kedalam.

"Kau harus menerimanya, dia adalah adikmu. Jika keluar nanti rambutnya berubah menjadi Hitam maka aku dan tuanku akan melakukan ritual untuk mengubahnya menjadi Vampire tapi jika berubah menjadi Purple maka kau yang berhak merubah adikmu itu menjadi Werewolf." Edgar yang tahu isi pikiran Lian pun menenangkannya.

"Dari mana kau tahu bahwa dia adalah adikku?"

"Paman dan Bibimu lah yang memberi tahu kami, tenang kau dan nona Bina tetap akan bertemu meskipun dirinya nanti berubah menjadi Vampire atau sebaliknya." Ucap Edgar menepuk pundak Lian.

"Paman Robert dan Bibi Dahlia?" Pertanyaan itu dijawab dengan anggukan oleh Edgar.
.
.
.
Saat sudah berada didalam, Bina mencari energi yang memanggilnya semakin jauh masuk kedalam. Dirinya melihat pintu dengan cahaya berwarna maroon lalu memasukinya.

"Apa yang harus aku lakukan disini?" Tanya Bina pada dirinya sendiri saat melihat ada dua orang didalam ruangan itu yang terbaring lemah

"Lian bahkan tidak memberi tahuku.." Ucap Bina lagi sambil mendekati kedua orang tersebut.

"Apa aku harus keluar untuk menanyakan sesuatu kepada Lian." Dirinya berbalik ingin melangkah pergi tapi tangannya dipegang oleh seseorang.

"Siapa kau kenapa kau bisa masuk kedalam sini?" Tanya pria paruh baya yang tertidur dengan mata masih tertutup.

"Saya temannya Lian, apakah anda orang tuanya?" Tanya Bina.

"Kenapa kau bisa masuk kedalam sini?"

"Entahlah saya juga tidak tahu, saya merasa ada jiwa yang harus saya tolong." Kata Bina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hanya ada 2 kemungkinan kau bisa masuk kesini, yang pertama kau anak kami dan yang kedua kau adalah seorang Penyirih yang hebat." Ucap pria paruh baya itu.

"Kedua kemungkinan tersebut sepertinya tidak benar, karena ayah dan ibu saya telah meninggal dan tentang Penyihir, saya adalah seorang manusia biasa jadi tidak ada sangkutannya dengan semua itu." Jelas Bina.

"Apakah kalian orang tuanya lian?" Sekali lagi Bina bertanya siapa mereka sebenarnya.

"Iya kami adalah orang tua Lian, boleh kami mengetahui siapa namamu nak?" Perempuan yang berada sebelah pria itu bertanya dengan nada lembut.

"Nama saya Sabina Oliver Casandra." Kata Bina.

"APA!!!!" Ucap mereka bersamaan saat mendengar perkataan Bina.

"Kau tahu itu adalah nama yang kami berikan kepada anak kami." Ucap sang pria.

"Apakah kau tinggal dengan Bibi dan Pamanmu?" Tanya sang wanita.

"Iya." Jawab Bina singkat.

"Benarkah namanya adalah Robert dan Dahlia?"

"Kenapa kalian bisa tahu nama Paman dan Bibi saya, bahkan kita baru saja pertama kenal." Perkataan pria tadi sedikit membuat Bina syok. Dirinya harus menyelamatkan jiwa seseorang tapi malah berbicara hal yang tidak penting didalam sini, dirinya membuat Lian dan Edgar harus menunggu lama diluar sana.

Mungkin itu aja sih yang bisa author ceritakan, chapter selanjutnya diusahakan untuk lebih panjang dan gk gaje. Ok
Terima kasih juga buat kalian yang selalu nungguin cerita aku yang abal-abal ini:v
Typo bertebaran dimana-mana.
Vote dan komen diperlukan.

TBC.

Shinta wahyuni.
Terima kasih😍😍

Special OFFSPRING (TAMAT✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang