Chapter 16

311 30 0
                                    

"Apakah kau lupa ucapanku tempo hari kalau ada orang yang bisa memasuki pohon tersebut maka dia adalah adikku. Dan orang yang berhasil memasukinya hanya dirimu jadi kau adalah adikku. Dan itu hanya kesimpulan dari pikiranku saja kalau kebenarannya kau bisa tanyakan kepada orang tuaku atau kepada dia." Kata Lian panjang lebar lalu menunjuk kearah Edgar. Edgar yang melihat itu langsung membenarkan tempat duduknya untuk menjelaskan perkataan Lian tadi.

****
"Apa yang dikatakan oleh Lian semuanya benar, anda adalah adik kandungnya. Saya dan tuan William sudah mencari kebenarannya melalui Paman dan Bibi anda." Ucap Edgar kepada Bina yang masih bingung dengan semua itu.

"Kenapa kau repot-repot kedunia manusia hanya untuk mencari kebenaran bahwa diriku adalah adiknya Lian." Seru Bina.

"Kami tidak kedunia manusia, Paman dan Bibi anda ada di dunia Protria." Jawab Edgar.

"Kenapa mereka ada disini?" Lagi-lagi Bina terus bertanya kepada Edgar.

"Jadi anda tidak tahu ya nona, bahwa Paman dan Bibi anda itu adalah seorang Penyihir hebat diwilayah Megatria." Ketika Edgar berkata seperti itu seketika itu juga Bina kembali tak sadarkan diri.
.
.
.
Lian POV
Saat aku tahu bahwa Bina adalah adik kandungku, hatiku terasa sangat sakit karena saat aku bertemu dengannya pada saat ia dikejar preman, Serigala yang berada dalam diriku ini berkata,

"Dia adalah mate kita." Ucap Max padaku melalui mindlink tapi aku tidak menghiraukannya karena aku menganggap bahwa manusia Serigala matenya pasti juga manusia Serigala bukan manusia seperti Bina.

"Apa kau tidak mencium aromanya, dia memiliki aroma yang sama seperti kita." Kata Max lagi, sejujurnya aku memang mencium aromanya yang sama denganku tapi lagi-lagi aku menganggap bahwa dia memakai parfum:v

"Sudahlah Max dia bukan mate kita, dia adalah manusia sedangkan kita adalah Werewolf." Seruku kepadanya dan bisaku dengar dia didalam sana sedang menggerutu.

Dan saat aku sekolah didunia manusia aku kembali bertemu dengan Bina.

"Mate.....Mate." Ucap Max melalui mindlink.

"Ayolah Max, berhentilah berkata seolah-olah dia adalah mate kita." Tegasku kepada Max.

"Dia memang mate kita." Ucapnya ketus. Setelah berkata seperti itu dia memutuskan mindlinknya. Setelah itu aku langsung menghampiri Bina yang sedang duduk sendirian. Dan selama seminggu aku hanya berteman dengan Bina sampai pada akhirnya aku melihat dirinya berkeliaran diluar kelas bersama lelaki yang lebih tua darinya.

"Bina kau mau kemana? Dan siapa lelaki tua itu." Tanyaku kepadanya saat aku sudah ada ada dihadapannya.

"Aku akan pindah Lian, dan ini adalah Pamanku." Jawabnya dan aku tahu bahwa dia berbohong tapi aku diam saja.

"Kau mau pindah kemana Bina?" Tanyaku lagi.

"Aku akan pindah keluar kota untuk selamanya. Mungkin kita berdua tidak bisa bertemu lagi, padahal baru saja beberapa minggu yang lalu kita berteman dan sekarang harus berpisah." Ucapnya sambil tertunduk dan sekali lagi dirinya berbohong tentang kepergiannya.

"Tak apa nanti kita pasti akan bertemu kembali jika memang takdirnya." Kataku menenangkannya dengan menepuk pundaknya pelan. Tak lama kemudian datang seorang pria dengan raut wajah marah dan menatap tajam kearah Bina dan pria paruh baya itu.

"Kenapa kalian lama sekali, aku lelah menunggu kalian dimobil." Katanya, kulihat wajahnya bertambah merah menandakan sebentar lagi dirinya akan meledak:v

"Ayo cepat pulang, aku ingin beristirahat." Ucapnya lagi sambil menarik tangan Bina tapi entah kenapa aku malah menahan tangan Bina yang satunya lagi dan disana terjadilah aksi tarik-menarik antara aku dan dia.

"Atas dasar apa kau mau membawanya pulang, memangnya kau siapa?" Aku sudah paham sekarang, Max lah yang mengendalikan tubuhku saat ini.

"Apakah kau tidak mengenal siapa aku. Aku adalah raja-" Ucapannya terpotong karena Bina yang membungkam mulutnya, dia mengisyaratkan kepada Bina untuk melepaskan tangannya tapi Bina tidak menghiraukannya.

"Dia ini adalah kakakku, Lian. Oh iya waktunya aku pulang, sampai jumpa Lian." Ucap Bina lalu menyeret tubuh pria itu keluar dari gedung sekolah, meninggalkan aku sendirian.

"Berhenti mengendalikan tubuhku Max atau tidak aku akan minta Paman untuk mengutukmu menjadi Manusia dan terpisah dariku." Ancamku ketika Bina dan para lelaki itu pergi dari hadapanku, seketika itu juga Max langsung keluar dari ragaku tapi ia tetap berada dalam jiwaku. Aku kesal kepadanya karena jika sedikit saja pikiranku kosong maka dirinya akan leluasa mengendalikan akal sehat dan tubuhku.

Ketemu lagi sama kalian para readers yang setia nungguin cerita author yang gaje ini. Maaf baru bisa update sekarang karena akhir-akhir ini kondisi author memburuk.
Author harap kalian dapat memberikan sedikit saran dan vote kalian buat cerita ini.
Typo bertebaran.

TBC
Saranghae chingu❤

Shinta wahyuni
Terima kasih😍😍😍

Special OFFSPRING (TAMAT✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang