Chapter 18 - Death

320 28 2
                                    

Dan sekali lagi pukulan keras melayang kewajah john tapi dirinya hanya tersenyum karena dirinya sengaja membuat tenaga william habis dengan memukul dirinya. Dan saat ini john berjalan perlahan kearah tempat tidur bina tanpa sepengetahuan william. John merasa aura kemenangan akan memihak padanya kali ini.

****
"William." William berbalik, ternyata john sudah berada disamping bina dengan senyum yang lebih dominan kepada seringaian dan sebuah pisau yang mengarah kejantung bina. Sontak william terkejut dan ingin melangkah.

"Jika kau melangkah lagi, aku pastikan pisau ini akan tertancap dijantung bina dan dirinya akan mati dalam sekejap." Tutur john dengan pisau siap menembus kulit luar bina. William pun terkejut darimana datang john mendapatkan pisau itu, dirinya ingin melanhkah lagi tapi sepertinya ucapan john tadi tidak main-main sekarang ujung pisau itu sudah melukai kulit bina.

"Masih berani melangkah?" John terus menyeringai sambil terus menatap william dengan pisau yang ada ditangannya. Diluar kekacauan mulai terdengar dan bisa ditebak bahwa lian beserta yang lain gencar bertarung dengan anak buah john sampai pada akhirnya pintu didobrak paksa dari luar karena setelah masuk tadi william sengaja menguncinya.

Crassh.

Akibat dobrakkan tadi john terkejut dan menancapkan pisaunya didada bagian kiri bina, bisa dilihat bahwa pisau tersebut berhasil masuk dan menembus jantung bina.

"BINA!!!" Lian langsung berlari untuk mengangkat bina dipangkuannya sedangkan william menyerang john tanpa ampuh seakan tak ada lagi hari esok untuk pembalasan dendamnya. Dirinya mengambil pisau yang ada ditangan john dan mengarahkan kepada orang yang ada didepannya itu, sekali serangan berhasil merobek dada bidang john dan william memperlebar luka tersebut lalu mengambil jantung john dan membuangnya karena jantungnya yang diambil johnpun mati dengan dada yang bolong. Sedangkan jantungnya segera diinjak oleh william, memang keji tapi william telah gelap mata karena bina, istrinya sudah dibunuh didepan matanya.

"Willi...am." Bina berusaha memanggil nama william dengan nafas tersengal, william langsung berlari kearah bina sambil menangkup wajah bina yang sudah berurai air mata.

"Aku pernah mendengar dari edgar bahwa ayahmu terbaring lemah dikamarnya hanya bisa disembuhkan dengan darah keturunan vampire-werewolf maka ambillah darahku dan Maaf...kan..a..a....ku." Setelah berbicara panjang lebar, nafasnya pun kembali tersengal.

"Untuk apa?" William sekarang juga ikut menangis melihat kondisi istrinya yang sekarat itu.

"Karena....Telah....Menyusahkanmu." Satu per satu bina mengucapkannya setelah kata terakhir mata bina tertutup dengan rapat seakan tak ingin lagi melihat dunia yang gelap ini.

"TIDAK TIDAKKKKKKK..." William membawa tubuh bina kedalam dekapannya lalu kembali melihat mata bina yang tertutup rapat, william tidak akan pernah lagi melihat manik indah milik bina karena mata itu memutuskan agar tidak melihat lagi dunia untuk selamanya. Merasa tidak adil karena takdir mempermainkannya, william mengguncang lagi tubuh bina.

"Bangun, aku tidak ingin hidup sendirian. Apakah kau juga tidak ingin melahirkan anakmu ini?" Ucap william lalu memegangi perut bina, yang didalamnya ada anak mereka.

"Sudahlah tuan, nona sudah tenang disana. Nona akan diletakkan di istana tuan lian." Edgar menarik william untuk menjauhi tubuh bina tapi tidak berhasil.

"Tidak edgar, bina saat ini hanya tidur gara-gara kelelahan." Masih tak percaya akan kematian istrianya, william terus memeluk tubuh bina yang sudah kaku.

"Kami juga tidak bisa menerimanya nak, tapi pikiranmu tidak sesuai dengan kenyataannya. Relakanlah, dia pergi untuk selamanya." Ucap ibunda bina saat dia sampai ditempat itu bersama ayah bina dan lie.

"Tapi aku masih tidak bisa percaya ini, ibu." William menangis sejadi-jadinya dan ibu bina hanya bisa memeluknya untuk membuat william menjadi tenang.

"Biarkan dia dibawa ke istana lian, sebagai tempat peristirahatan terakhirnya." William hanya mengangguk dan melepaskan tubuh bina lalu lian dan edgar segera membawa tubuh bina pergi.
.
.
.
William POV
Selama satu bulan penuh aku selalu melihat jasad istriku yang terbaring kaku disebuah peti mati di istana lian sampai suatu hari aku tidak lagi diperbolehkan masuk oleh penjaga disana dengan alasan akan ada ritual sakral dimana orang asing dilarang masuk, tidak masuk akal padahalkan aku juga bagian dari keluarga itu. Dan satu lagi sebelum benar-benar diletakkan di istana lian, darah bina terlebih dahulu disedot untuk ayahku sadar. Sebenarnya aku tidak rela tapi itu adalah pesan terakhirnya yang harus kutepati.

"Kenapa anda tidak pergi ke istana tuan lian, tuan?" Tanya edgar masuk keruangan kerjaku setelah pemberi hormat.

"Penjaga tidak memperbolehkanku masuk." Ucapku.

"Kenapa?" Sekarang aku mulai kesal terhadap pria yang sudah seperti ayahku ini, dirinya bertanya saat moodku sedang tidak baik.

"Karena katanya ada ritual sakral yang tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang." Akhirnya aku berbicara dalam hatiku karena aku tahu edgar bisa mendengarnya. Ku lihat dia hanya mengangguk mengerti sambil ber'OH ria didepanku.

"Raja jhonson juga sudah sembuh, tuan." Ucapnya lagi.

"Aku tidak peduli." Jawabku singkat sambil memalingkan wajah kearah jendela.

"Seperti itukah kau saat dibelakangku william?" Aku sudah tahu itu suara siapa. Siapa lagi kalau bukan ayahku, raja jhonson. Aku hanya menghembuskan nafas kasar meladeni 2 pria didepanku ini yang umurnya bisa dibilang sama, jika saja ada bina saat ini mungkin aku akan sangat bahagia tapi aku harus melupakannya supaya dia tenang disana. Edgar pernah bilang padaku untuk mencari pengganti, apa mencari pengganti? Untuk melupakan bina saja susahnya minta ampun apa lagi mencari pengganti, yang tidak akan sama dengan dirinya.

Binanya udah gak ada nih, gimana pendapat kalian mau diterusin atau berhenti sampai sini aja. Tadi pas author buat status diWA ada yang ngomen supaya si binanya ini dihidupin lagi. Kalo pendapat kalian bagaimana? Typo sana-sini.

TBC

Shinta wahyuni
Terima kasih😍😍😍

Special OFFSPRING (TAMAT✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang