Dua cowok berseragam lengkap SMA Nusa Cendekia tengah duduk di pinggir lapangan bola setelah melewati masa USBN yang cukup menguras pikiran meski merasa mampu. Arsenio dengan ekspresi datar dan sesekali mengerutkan kening, serta Rangga dengan berjuta ekspresi dan senyum yang memukau cewek-cewek.
"Gimana hubungan lo sama Lavina? Ada peningkatan nggak?"
"Lumayan."
"Jangan cuma lumayan. Malu-maluin gue aja sebagai guru."
"Gue masih malu nggak bisa kayak lo."
"Apa sih yang bikin malu? Jatuh cinta itu bukan hal memalukan."
"Gue tahu."
"Nah lo tahu kenapa malu?"
"Ya susah aja buat blak-blakan. Butuh waktu."
Rangga menepuk bahu Arsenio dua kali. "Perlahan namun pasti. Jangan perlahan tapi Lavina terlanjur pergi."
Arsenio mengangguk pelan. Lalu keduanya diam memandang ke depan, ke arah lapangan bola yang luas dengan rumput hijau yang menyegarkan untuk dipandang. Arsenio melirik segerombolah cewek-cewek yang memandang ke arahnya, dia pun segera memalingkan wajah.
"Kenapa lo?" tanya Rangga.
"Enggak."
"Dilihatin cewek-cewek biasa aja. Jangan jutek-jutek. Gue nih udah biasa dikerubutin cewek-cewek tinggal senyumin aja dikit."
"Gue biasa aja," balas Arsenio.
"Terus ngapain lo buang muka?" Rangga menoleh.
"Males aja."
"Males? Maksud lo?"
"Gue nggak suka aja. Cukup Lavina yang gue lihat."
Rangga mengambil napas panjang dan mengembuskan perlahan seperti ada beban berat di hatinya. "Hati gue juga tetap buat Iris seorang," ucap Rangga dengan pandangan ke atas menatap langit biru.
"Gue mau ngajak jalan Lavina besok."
"Bagus! Mau ngajak ke mana lo?"
"Belum tahu. Biasanya lo pergi ke mana?" tanya balik Arsenio.
Rangga speechless. Teman di sampingnya memang sangat butuh pertolongan. Otak cerdas tapi masalah kencan, Arsenio payah.
"Lo hidup di mana sih selama ini? Goa? Lo selama ini pacaran udah ke mana aja gue tanya?"
"Pameran foto, tempat makan, kafe."
"Lha itu lho tahu. Kenapa pakai nanya?"
"Itu Lavina yang ngajak."
"Busyet, Sen! Lo cowok macam apa, Tuhan!!!! Ke laut aja sono!"
"Gue nanya bukan minta lo katain."
"Iye... iye... Bentar gue mikir dulu."
"Rangga..." panggil Gara.
Arsen dan Rangga menoleh, melihat Gara yang berjalan santai mendekati mereka.
"Apaan?" tanya Rangga.
"Ngetes telinga lo aja," jawab Gara, cuek.
Arsenio hanya tersenyum tipis, sudah biasa dengan kelakuan Gara yang tak jauh beda dari Rangga. Sementara Rangga terlihat kesal.
"Lo kalau mau ngeselin jangan sekarang. Gue lagi mau mikir nih," balas Rangga.
"Mikir apaan?" tanya Gara.
"Mikir tempat jalan buat nih bocah kencan," jawab Rangga, menyikut lengan Arsenio.
"Kencan aja bingung. Lo mau kencan apa mau ngajak nikah?" tanya Gara pada Arsenio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavina [SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU]
Teen FictionLavina Asha dan Arsenio Abrisam adalah pasangan kekasih di SMA Nusa Cendekia. Arsenio yang cool terkesan cuek sering membuat Lavina bertanya-tanya apakah hanya dia yang memiliki perasaan cinta, apakah Arsenio jenuh atau menyesal menjadi kekasihnya...