09 : Treat Time

17.5K 2.6K 131
                                    

Please be a wise reader, thank you.

- T H E | C H A O S -

Author's side

Sera menatap kesal ke arah tiga temannya yang lagi ketawa keras setelah melihat kolom komentar di Instagram-nya.

"Ketawa aja terus sampai mampus. Rela kok gue," sindir Sera. Somi dan Koeun yang melihat kelakuan Brengsek, cuma bisa terkekeh kecil.

"Taruhan sama gue, Jaemin bakal datang ke sini. Nih, lima puluh dari gue," sahut Haechan sambil mengeluarkan selembar uang warna biru dari dompetnya.

"Halah, paling juga lo kalah," balas Somi.

"Jaemin nggak bakal ke sini, tapi dia bakal telepon Sera beberapa menit kemudian. Percaya sama gue!" kata Renjun sambil mengeluarkan uang yang sama kayak Haechan dari dompetnya.

Jeno menyimpat uang miliknya di atas punya Renjun. "Gue sama kayak Haechan. Jaemin tuh paling gercep kalo tau Sera ke arena."

"Untung Mark lagi tanding. Mending uangnya buat makan-makan nanti," komentar Koeun yang disetujui sama Somi.

"Sinting lo semua! Dia nggak akan ke sini sama tel-"

Omongan Sera terpaksa berhenti karena handphone-nya bergetar. Dia mengambil benda pipih itu dari saku kemeja. Setelah meliat siapa yang mengubunginya, Sera langsung menunjukkan layar handphone-nya kepada yang lain.

"YESSS, GUE MENANG! MAMPUS, DUIT LIMA PULUH LO BERDUA BUAT GUE!" seru Renjun dengan bahagia.

Jaemina is calling...

"Sial!" rutuk Sera.

- T H E | C H A O S -

Sera's side

Gue berjalan pincang sedikit jauh dari tempat Mark tanding. Biar lebih tenang dari teriakan penonton yang lagi nontonin Mark tanding.

"Ganggu aja sih, Monyet,"

Gue menghela napas besar sebelum menggeser icon hijau.

"Apaan?"

"Di mana?"

"Arena."

"Pulang sekarang, atau gue yang ke sana?"

"Apa sih, Jaem! Gue nggak tanding. Gue tuh cuma nemenin Mark tanding sama nagihin janji bocah. Udah, itu doang."

"Hhh, keadaan lo lagi nggak baik-baik aja, Sera. Lo tuh emang ya, harus gue kurung di kamar gue biar nggak keluyuran kayak setan."

"Kurung di kamar, your ass! Keadaan gue baik-baik aja, dan gue juga masih bisa jalan."

"Jalan pincang kata lo baik-baik aja? Hampir sekarat gara-gara kehabisan darah juga baik-baik aja, gitu?"

"...."

"Telepon lagi gue kalo lo udah selesain urusan lo di arena. Biar gue jemput."

Sontak gue terbelalak. "Gue berangkat bareng Renjun. Jadi, gue balik bareng Renjun juga, lah! Lo nggak usah repot-repot jemput gue segala. Gue sampai tengah malam di sini."

The Chaos ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang