25 : Quarrels

12.4K 2.2K 186
                                    

Please be a wise reader with not forget for tap the star, thank you!

- T H E | C H A O S -

"Lo harus jadi pacar gue dulu kalo begitu."

BYURR!!

"AH, TAI LO, SER!"

Gue terbelalak setelah melihat baju Jaemin yang udah penuh dengan noda susu. Mana dia pakai baju warna hitam lagi.

"EH, SORRY, JAEM! ASTAGA, GUE NGGAK SENGAJA. ASLI! SERIUS! NGGAK BOHONG," sahut gue panik sambil membersihkan noda-noda susu pada baju Jaemin.

"Kapan sih lo bisa diajak serius? Astaga, ini baju gue gimana, Ser? Gue nggak bawa baju ganti, kan," balas Jaemin dengan melas.

Sebentar!

Diajak serius?

Tadi ... bukan bercandaan?

"Heh, malah bengong! Ini gimana baju gue, Sera?" tanya Jaemin sambil menepuk kedua pipi gue.

Gue pasti kelihatan kayak orang linglung. Jaemin emang sialan, sih!

"Bentar deh, gue ambil baju Jeno dulu di kamar dia." Setelah itu, gue langsung pergi dari dapur menuju kamar Jeno.

Asli, deg-degan, anjir!

"Nggak mau jatuh ke orang yang salah. Gimana, dong?" gumam gue setelah mengambil baju Jeno di lemari bajunya.

Mau gimana juga, gue masih seorang cewek. Ya walaupun sifat gue keras, tapi siapa sih yang nggak SEDIKIT baper kalo lo ada di posisi gue?

Gue menggeleng cepat. "Ngapain di bawa serius sih, Ser? Kayak nggak tau Jaemin aja sih kalo bercanda gimana," kata gue mencoba untuk menepis jauh-jauh pemikiran yang semakin lama semakin aneh.

"Ah, tai banget Si Jaemin!" Gue mengacak-acak rambut sebelum turun lagi ke lantai bawah.

Setibanya di lantai bawah, gue melihat Jaemin lagi memainkan handphone-nya di dapur.

Kayaknya tumpahan susunya udah dibersihin sama Jaemin, soalnya udah nggak ada di lantai.

"Nih, baju Jeno. Seukuran 'kan sama lo?" Jaemin langsung mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Gede dia sedikit, tapi nggak apa-apalah. Makasih," kata Jaemin sebelum mengambil baju yang berada di tangan gue.

Dan seketika, kedua bola mata gue terbelalak dengan sempurna.

"JAEMIN, JANGAN GILA LO! MAU NGAPAIN AN-" Teriakan gue tertahan karena Jaemin membekap mulut gue.

"Sstt! Lo ngapain anjir teriak malam-malam? Nanti yang lain pada bangun, lo digrebek masal bisa-bisa," bisik Jaemin masih dengan posisi membekap mulut gue dengan tangannya.

Gue memberi kode melalui tatapan mata biar dia melepaskan tangannya dari mulut gue. Dan akhirnya, dia menjauhkan tangannya dari mulut gue.

"Ya lo ngapain anjir mau buka baju di depan gue?! Kan ada kamar mandi, Bego!" pekik gue pelan karena baru ingat kalo sekarang masih malam hari, atau lebih tepatnya subuh.

"Gue males, Ser, ke kamar mandi. Udah sih, lo tinggal tutup mata aja, atau nggak balik badan sana!" suruh Jaemin yang udah hampir kembali membuka bajunya lagi.

Dengan secepat kilat gue membalikkan badan. "Sialan lo!" umpat gue, sedangkan Jaemin terkekeh pelan mendengar itu.

"Udah belum?" tanya gue.

The Chaos ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang