16 : Tell a Story

16.3K 2.3K 238
                                    

Mari kita bayangkan Zero base Wanna One sebagai latar pada chapter ini wkwk. Kamar Sera itu kamarnya Daniel ya tapi design nya sesuka kalian aja, soalnya Sera demen yang mojok-mojok gitu- eh

Please be a wise reader with not forget for tap the star, thank you.

T H E | C H A O S —

Akhirnya, kami berempat tiba di basecamp NCT, atau sering disebut Zero Base.

"Udah lama juga gue nggak ke Zero Base," gumam gue sambil memerhatikan pintu masuk Zero Base yang sengaja dibuat aneh sama Bang Taeyong.

"Ya elonya aja udah jarang ke sirkuit. Lo kan lebih sering balap motor sama anak Brengsek," sahut Jeno yang berhasil membuat gue terkekeh setelah kejadian berat hari ini.

"Kamar gue tetap bersih, kan? Awas aja kalo sampai Lucas sama Bang Doyoung ngeberantakin!"

"Kamar tuan putri mah always aman, Bray. Mana ada yang berani kalo lo kebiri siapa pun yang ngacakin kamar lo," balas Bang Taeyong.

Mark ikut menyahut, "Ya namanya juga Mak Lampir, Nggak mandang bulu dia, mah"

"Sialan! Buruan masuk! Tangan gue perih, nih!" seru gue sebelum memimpin jalan masuk. Baru jalan beberapa langkah, gue mendengar mereka bertiga malah ketawa meledek.

"Tangan lo perih, atau lo mau buru-buru ketemu Jaemin, nih?" ledek Mark.

Weits, panas anjas muka gue!

"Apaan, sih!" elak gue cepat.

"Muka lo merah, Ser, udah sama kayak tangan lo yang berdarah. Udah ayo, gue anterin ke A'a Dilan-nya, Neng Milea," sahut Jeno receh sambil merangkul gue.

Mau marah, tapi sedikit ada benernya. SEDIKIT LOH, YA!

"Sampis!"

Jeno membuka pintu Zero Base biar gue dan Jeno masuk duluan. Di belakang sana menyusul Bang Taeyong dan Mark yang lagi ngomongin masalah musik buat Dreams. Beda yang adik- kakak akur mah. Kalo gue kapan coba?

"Oh iya, Ser, mobil lo mau disimpan di Zero Base, atau langsung ke rumah lo?" tanya Bang Taeyong.

Gue berpikir sebentar. "Simpan di Zero Base aja deh, Bang. Di sini kan sering banyak member yang kumpul. Toh,  gue juga lebih sering pakai motor."

Saat Jeno membuka tirai pintu masuk utama, semua yang lagi berkumpul di depan TV, langsung menengok ke arah kami berempat.

"Sera, lo dicariin sama Jaemin," lapor Jaehyun sebelum gue menghampiri mereka.

"Dia udah sadar? Sekarang Jaemin di mana?" tanya gue sambil berjalan ke arah kulkas untuk mengambil air. Haus, Bray, abis ngomel-ngomel ke si bangsat Mingyu.

Untungnya sih tadi Mingyu lagi sendirian. Ya mana beranilah gue kalo dia lagi sama anak Seventeen yang lain. Apalagi kalo ada Vernon, enggak deh enggak.

"Baru sadar sepuluh menit yang lalu. Sekarang, dia lagi di kamar lo," balas Jaehyun. Tanpa ba-bi-bu lagi, gue segera pergi ke kamar gue. Waktu gue jalan, pandangan member NCT fokus ke arah tangan kanan gue yang berdarah lumayan banyak.

"Sera, itu tangan lo-"

"Enggak usah dipikirin! Gue mau ngeliat bulldog gue dulu," potong gue sebelum Bang Taeil dan yang lainnya nanya terus. Paling nanti Bang Taeyong, atau Jeno, atau nggak Mark yang bakal ngejelasin.

Gue menyibak kain tipis sebagai pengganti pintu kamar. Jaemin yang tadinya lagi tiduran di Luxe Mattress punya gue, langsung merubah posisinya menjadi duduk.

The Chaos ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang