36 : Sweet Morning

13.2K 2.5K 671
                                    

Please be a wise reader with not forget for tap the star, thank you!

- T H E | C H A O S -

Gue terbangun karena wajah gue terhantam oleh sinar matahari. Sekilas gue melirik jam dinding di atas televisi kamar yang udah menunjukkan pukul 8 pagi.

Bukannya langsung bangun, gue mencoba untuk melanjutkan acara tidur yang sempat terganggu.

Tapi yang namanya udah kena sinar matahari, mau lo sengantuk apa pun, nggak bakalan bisa tidur lagi.

Siapa sih yang buka gorden kamar gue?! Rutuk gue dalam hati.

"Nggak mungkin sih kalo Bang Daniel pelakunya," gumam gue sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Karena terlalu malas buat mandi pagi, gue cuma cuci muka dan gosok gigi aja. Gue keluar dari kamar dengan pakaian yang mungkin udah 11-12 sama gembel.

Kaos yang bener-bener oversize berwarna hitam sekaligus menutupi celana pendek yang gue pakai. Kayaknya sih ini bajunya Bang Daniel yang nggak sengaja gue ambil di jemuran.

Gue sedikit terkejut waktu melihat Bang Daniel yang keluar dari kamarnya juga. Tampilan dia benar-benar kayak yang habis bangun tidur.

"Abang baru bangun? Terus yang ngebuka gorden kamar Sera siapa?" tanya gue sambil menunjuk ke arah kamar gue.

Bang Daniel mengedikkan bahunya. "Ih, nggak tau. Abang aja baru bangun gara-gara sinar matahari."

"Bibi Han kali, ya?" tanya gue.

Bang Daniel menggeleng. "Nggak mungkin, dia kan lagi cuti."

Kami berdua terdiam sebentar. "Kalo bukan Bibi Han, terus siapa?" tanya gue lagi.

"Nggak tau, ah! Yang pasti bukan setan," jawab Bang Daniel sambil berjalan mendahului gue. Otomatis gue langsung mengikuti langkah Bang Daniel ke lantai bawah.

Kok, perasaan gue nggak karuan, ya? Pikir batin gue.

"Lho, Jaemin?"

Si Bangsul! Ngapain dia pagi-pagi di rumah gue?!

"Eh, kalian udah bangun? Pasti belum pada mandi, kan? Sana mandi dulu, nanti malu sendiri kalo orang tuanya Jaemin udah datang."

Gue melihat Mama yang muncul dari arah dapur sambil membawa dua piring di masing-masing tangannya. Dan gue melihat Papa yang lagi menyusun piring di atas meja makan dengan bantuan Jaemin.

Serentak gue dan Bang Daniel saling memandang. "Kalian lagi nggak dalam rencana kerjain Sera, kan?" bisik gue. Bang Daniel pun menggeleng.

"Demi apa pun, Abang nggak tau apa-apa."

"Terus, kok ada mereka, sih?" pekik gue sepelan mungkin.

"Abang kan baru bangun, Sera. Nggak tau skenarionya kayak gimana," bisik Bang Daniel di kuping gue.

Sumpah, kita berdua udah kayak orang tolol sekarang. Di saat yang lain udah siap sama pakaian yang rapi dan muka yang fresh, gue sama Bang Daniel lebih mirip sama gembel perempatan komplek.

"Daniel, Sera, sana mandi dulu! Keburu datang nanti orang tuanya Jaemin," suruh Papa yang semakin membuat gue dan Bang Daniel terkejut.

"Ngapain orang tuanya Jaemin ke sini?" Gue bertanya kepada Papa, tapi mata gue menatap bingung ke arah Jaemin.

"Kita mau sarapan bareng. Emangnya nggak boleh?" tanya Mama. Gue langsung menggeleng keras.

"Y-ya boleh, sih."

The Chaos ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang