Chapter 16: Pertemuan Kembali

1K 77 4
                                    

Raigu the Demi-God

Apakah kalian pernah melakukan Reuni?
Ataukah kalian pernah mendatangi pertemuan antara alumi kalian sewaktu sekolah?
Jujur saja aku belum pernah melakukannya.

Aku hidup tanpa teman selama aku sd. Aku baru bertemu kembali dengan Yuni ketika aku memasuki SMP. Sejak itu dia selalu menemaniku. Aku senang akan kehadirannya waktu itu. Aku sudah mengenal Yuni sejak tk tapi karena sd kami berbeda, aku kehilangan kontak dengan dia.

Waktu yang kuhabiskan dengan Yuni sangat berharga dalam ingatanku. Aku masih mengingat bagaimana aku bertemu dengan dia.

Saat itu aku masih duduk dibangku tk. Aku sangat pemalu ketika masih kecil jadi aku tidak bisa berinteraksi dengan orang lain. Orang tuaku juga tidak ada untuk menjagaku.

(Author note: Kasian amat :v)

Jadi selain dengan sensei, aku tidak berinteraksi dengan orang lain. Namun suatu hari aku secara tidak sengaja menyenggol seorang gadis. Gadis itu terjatuh dan mulai menangis.

"Ueeee uuuueee uuuue!!!"

Aku menjadi panik. Tentu saja aku tidak membujuknya. Lagipula ini bukan novel romantis dan ini adalah ingatanku ketika tk. Kembali ketopik, karena panik ditambah bingung tidak tau harus berbuat apa, aku juga ikut menangis.

(Author note:Pengalaman pribadi, author yg nangisin tapi author malah ikut nangis :v)

Menyedihkan bukan? Yup begitulah kisah hidupku didunia sebelumnya. Semua kisahnya menyedihkan.

Lalu apa hubungan kisah ini dengan Yuni?

Gadis yang kusenggol lalu menangis tadi adalah Yuni. Dari situlah aku dan dia mulai berteman.

Jika kalian berpikir begitu, kalian salah. Salah besar!

Mari aku lanjutkan cerita yang tadi.

Keesokan harinya ketika aku hendak kembali kerumah, aku dihadang oleh dua orang gadis. Gadis yang satu adalah gadis yang kusenggol kemarin dan satunya lagi adalah gadis yang tidak kukenal. Gadis yang tidak kukenali itu terlihat marah sedangkan gadis yang kusenggol kemarin memiliki ekspresi yang rumit diwajahnya. Kami bertiga berada dalam keheningan. Aku memutuskan untuk melanjutkan perjalananku tapi gadis yang tidak kukenali itu terus-menerus menghadang jalanku. Ketika aku akan kekiri dia juga kekiri, ketika aku kekanan dia mengikuti. Kesabaranku mulai habis. Pada akhirnya aku yang memecah keheningan.

"Apa maumu sebenarnya?"

Aku bertanya pada gadis itu dengan ekspresi yang kosong. Gadis itu mengepalkan tangan kanannya dan menunjuk gadis yang satu lagi dengan tangan kirinya.

"MINTA MAAFLAH PADA AIKO!!!"

Dia meneriakiku, itu membuat aku sedikit takut. Aku yang tidak pernah memiliki teman saat itu wajar jika aku takut. Tapi disisi lain aku juga merasa kesal.

(Author note: gw juga udah mulai kesal nunggu Yuni muncul. Flashback lo kelamaan sekaligus gaje kampret)

"Tidak mau."

Pada akhirnya aku menolak tuk meminta maaf. Padahal jika aku minta maaf masalahnya pasti telah selesai dan aku tidak akan tertahan lebih lama lagi disini. Namun aki tidak menyesali pilihanku! Karena keputusan inilah yang membuat aku dan Yuni berteman.

Ohia... jika kalian berpikir bahwa gadis pemarah itu adalah Yuni kalian salah. Lalu jika Aiko dan gadis ini bukan Yuni, kenapa kisah ini diceritakan? Kenapa harus bertele-tele untuk menceritakan kisah ini? Kenapa tidak langsung saja aki menceritakan ketika aku bertemu Yuni?

Jawabannya satu. Karena kisah ini akan berdampak pada jumlah kat- eh maksudku cerita ini akan menjadi- entalah, dari pada lebih lama lagi mari kita lanjutkan saja.

Aku Ke Isekai Dan Tetap Ingin Menjadi OtakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang