Chapter 19: Kehendak

1.1K 80 20
                                    

Raigu The Demi-God

Fuchia telah pergi menjauh dari tempat aku melawan Yuni.

"Baiklah,bagaimana sebaiknya aku menyelesaikan ini?"

Tanyaku pada diriku sendiri. Aku melihat Yuni yang berada beberapa meter didepanku. Sayap Yuni sekali lagi terbentang, Sayap yang menyimpan sihir yang luar biasa. Sayap itu sekali lagi bersiap untuk melakukan serangan. Ethernal Feather benar-benar membuat diriku kerepotan. Bukan hanya melenyapkan segala hal, bahkan ethernal feather bisa terus menerus dilepaskan tanpa jeda.

"Sekali lagi, lenyaplah dalam keindahan. [Ethernal Feather]"
Yuni sekali lagi melepaskan Ethernal Feather. Ribuan helaian bulu dari sayap Yuni melesat kearahku sekali lagi.

Menurut apa yang kuketahui, setiap sihir memiliki titik ter-. Sihir dasar Yuni adalah api. Tapi Ethernal Feather bukanlah sihir tertinggi Purgatory flame ataupun sihir terendah.

Jika Ethernal Feather bukan dari element api, ada kemungkinan itu berasal dari element khusus atau bahkan sebuah skill. Jika itu adalah sihir element khusus, sudah pasti itu adalah tingkat ter-. Aku bisa menahan sihir tingkat ter- dengan sihir tingkat ter- miliku. Sekedar informasi sihir ter- milikku adalh sihir tertinggi. Menurut apa yang diajarkan Madraid Sensei, seseorang hanya bisa melakukan salah satu sihir ter-. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk melakukan sihir ter- element yang lain jika seseorang berlatih dengan keras.

Dalam kasusku, aku bisa melakukan sihir tertinggi dari keempat element karena aku memiliki skill Master of Element Magic. Tapi tetap saja hanya titik tertinggi yang bisa kulakukan.

Cukup dengan pemikiran panjang yang berbelit. Aku saat ini bukan dalam kondisi untuk memikirkan hal seperti itu. Saat ini aku harus bertahan hidup. Aku bisa memblokir serangan itu dengan God will tapi aku ingin mengetahui fakta dibalik Ethernal Feather.

[Wahai surga berkahi,]
Aku sadar bahwa serangan ini bisa menghapus aku dalam sekejap.
[aku dengan api abadimu]
Tapi tetap saja aku penasaran dengan fakta dibalik Ethernal Feather. [Purgatory Flame]

Api suci dari surga membara diantara aku dan Yuni. Api yang sanggup membakar dosa seseorang beradu dengan sayap yang bisa menghilangkan segala hal.

Api itu menghilang begitu saja ketika terkena Ethernal Feather seolah-olah bulu itu memang abadi. Api yang memakan jumlah mana yang besar bahkan tidak berhasil mengubah satupun bulu menjadi abu.

Sihir  seri ter- pun, gagal juga menahan Ethernal Feather. Aku terpaksa barus menggunakan God will.

"[God's will]"

Aku menggunakan skill yang sangat over power ini. Aku mengubah semua bulu menjadi tidak ada.
Bulu yang meniadakan ketidakadaan malah ditiadakan oleh ketidakadaan itu sendiri.

Yuni terkejut karena Ethernal Feathernya tiba-tiba menghilang. Celah tercipta karena keterkejutan dia. Aku jelas tidak  menyia-nyiakan celah yang tercipta.

Aku langsung melesat kearahnya dengan sekejap. Tanpa membuang sedikitpun momentum, aku mengayunkan pedangku secara horizontal dari kiri ke kanan membelah udara dengan bunyi wissh.

Aku melepaskan tebasan dengan pedangku. Hanya tebasan biasa tanpa skill atau diperkuat mana. Hanya tebasan. Tebasan yang awalnya membelah angin lalu membelah tubuh Yuni dan kembali membelah udara.

Tebasan itu mengenai perutnya. Tebasan yang sangat cepat bahkan sampai-sampai Yuni tidak sadar bahwa dirinya telah tertebas.

Sebelum dia menyadari lukanya aku telah bertolak kebelakang. Bahkan darah belum bercucuran keluar dari luka yang tertebas.

Aku Ke Isekai Dan Tetap Ingin Menjadi OtakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang