Prolog

420 18 1
                                    

"Ketika kau berjuang demi sesuatu... dan tidak bisa memprediksi bagaimana endingnya, hal itu membuatnya semakin menarik, namun..." dia memberi jeda pada kalimatnya. "pada akhirnya semua akan menjadi sia-sia..."

Bodoh sekali. Itulah tanggapan pertamaku mengenai sebait kalimat yang diucapkannya. Jadi dia membenarkan, sebuah usaha selalu mengkhianati. Tidak... Tidak mungkin begitu. Setelah semua perjuangan dan pengorbanan yang aku lakukan... tidak akan aku biarkan berakhir sia-sia!

Semuanya hanya demi seorang gadis...

"Mereka semua telah mati, ingat? Kau juga begitu. Namun kali ini, akan kupastikan kalian lenyap!" ucapnya menaikkan volume suaranya di akhir kalimat.

Tidak. Tidak sampai tugasku selesai. Aku akan menyelamatkannya, aku telah berjanji. Dan jika aku berjanji, aku tidak akan mengingkarinya!

Saat ini, di depanku, berdiri seorang gadis yang mecoba untuk membunuhku. Aku benar-benar tidak menyangka. Padahal dia adalah orang yang aku percayai. Pengkhianat? Apakah... dia pantas disebut seperti itu?

Tiba-tiba semua menjadi gelap. Aku tak dapat melihat apa pun, meski itu adalah tanganku sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Semuanya sia-sia!" suara dari gadis itu masih terdengar jelas di telingaku. Apa yang akan dia lakukan? Apakah dia akan membunuhku dengan cara seperti ini? Heh, dia kelihatan seperti pengecut.

"LEN...!!!"

Aku mendengar suara teriakan dari seorang gadis. Hmm, sepertinya aku kenal suara ini. Tunggu dulu... Len?

"LEN!"

Masih suara seorang gadis, namun berasal dari gadis yang berbeda.

"LEEEN!!!"

Kali ini suara laki-laki. Arrrgh, apa yang sebenarnya terjadi!? Lagipula, siapa itu Len!? Sial! Seandainya di sini tidak gelap, aku pasti bisa tahu siapa orang-orang yang menyebutkan nama"Len" itu. Ngomong-ngomong, suara-suara tadi sangat familiar di telingaku. Tapi, aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas.

"Len..."

Suara lain menyahut. Kali ini lebih pelan dan terdengar lirih. Suara ini... Suara dari seorang gadis yang... yang...

Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Sesuatu yang seharusnya tidak pernah aku lupakan.

'Kagamine... Len...' senyuman itu...

Ah, aku ingat sekarang...

Tapi, sepertinya sekarang sudah berakhir. Seperti yang dia katakan, pada akhirnya semua akan menjadi sia-sia. Hmm, apakah sebaiknya aku menyerah saja... dan mengakui kalau aku telah gagal untuk menepati janjiku? Yah, aku rasa hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang. Tidak ada pilihan lain...

Lagipula, aku sudah merasa lelah dengan semua ini.

Tunggu dulu, apa-apaan aku ini... Dengan mudahnya, aku termakan oleh kata-katanya dan berpikir untuk menyerah sekarang! Tidak... ini tidak boleh terjadi.

Aku, Kagamine Len! Aku akan menepati janjiku, dan menyelesaikan tugas ini.

Tiba-tiba sesuatu menusukku dari belakang. Sesuatu yang tajam dan membuat darahku muncrat kemana-mana. Ya, aku bisa merasakan sesuatu yang muncrat dari dadaku yang tertusuk meski dalam keadaan gelap. Dan itu tidak lain adalah darahku sendiri. Hmm, ini terasa sakit. Sakit... sakit--sangat sakit!

Hei, hei, jangan bercanda! Aku baru saja berpikir akan menepati janjiku dan menyelesaikan tugasku. Kenapa pada akhirnya harus tertusuk benda tajam seperti ini!? Sial!

Apakah aku akan mati? Kalau begitu... berarti aku gagal...

Heh, ini masih belum berakhir! Ya, aku baru mengetahuinya. Masih ada cara lain. Dan kali ini... pasti... aku akan menepati janjiku, Tuan putri!

"Tugasmu di dunia, sudah berakhir..."

"LEEEEENN!!!" terdengar suara teriakan histeris dari seorang gadis yang tadinya bersuara dengan lirih.

Tenang saja... aku tidak akan mengingkari janjiku...

I Wish... (Miku x Len)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang