Bond

132 15 6
                                    

"Dasar tidak tahu sopan santun!"

"Itu wajar saja. Dia, kan tidak punya orang tua."

"Kasihan sekali, pfft-"

"Maaf, orang sepertimu tidak diizinkan untuk bergabung dengan kami!"

"Bekerjasama denganmu? Lebih baik aku tidak memiliki kelompok daripada harus satu kelompok dengan orang sepertimu!"

"Berhentilah menjadi sok pintar! Aku adalah juara kelas sejak SD dan kau tidak punya hak untuk merebut gelar itu dariku!"

"Mentang-mentang adiknya Rinto-senpai. Hei, aku mungkin akan menjadi istri masa depannya tapi aku tidak sudi kau harus menjadi adik iparku!"

"Kau tidak cocok menjadi saudari Len ataupun Rinto-senpai!"

"Dasar, sok pintar!"

"Sok rajin."

"Anak terlantar!"

"Kasihannya tidak punya ibu."

Cukup... sudah cukup...

~o0o~

"Nee, apakah aku adalah temanmu..?"

"..."

Angin sepoi-sepoi yang tiba-tiba datang menerpa wajah Miku dan Rin. Keduanya pun merasakan kesejukan dan menikmati momen itu. Namun, pertanyaan yang dilontarkan oleh Rin membuat Miku tidak terlalu peduli akan hal itu.

"Rin, apa maksudmu? Tentu saja kau adalah temanku," kata Miku yang kini rambut tosca lurusnya berkibaran tertiup angin.

"Apa yang membuatmu berpikir begitu?" tanya Rin lagi sambil menundukkan kepala.

"Karena kita selalu bermain bersama sejak kecil. Dan tentu saja, saat itulah kau menjadi temanku," jawab Miku dengan senyuman.

Angin pun tiba-tiba berhenti. Rin mengangkat kepalanya, menatap lawan bicaranya saat ini. Seorang gadis cantik bagaikan seorang putri seperti di cerita dongeng, itulah yang bisa ditangkap oleh Rin dari penampilan Miku.

"Aku..."

"Hn?"

Selama ini aku selalu berpikir bahwa aku tidak memiliki seorang 'teman'...

~o0o~

"Hei! Jangan ganggu Rin!"

"L-Len!?" seorang gadis dari kerumunan di pojok kelas berucap.

"Menyingkir dari adikku!"

"Uwaaa, itu Rinto-senpai!" ucap salah seorang gadis lainnya.

"Sial! Aku rasa aku harus kabur!"

"Kau menyerah?"

"Bukan begitu. Aku hanya tidak ingin Rinto-senpai melihatku membuli adiknya atau dia akan membenciku."

"Wah, itu mimpi buruk."

Terlihat tiga orang gadis menyingkir dari kerumunan dan berlari keluar kelas. Dilihat dari manapun, mereka adalah penyebab dari masalah saat ini.

Begitu melihat Len dan Rinto memasuki kelas, semua orang pun menyingkir dari kerumunan, menyisakan seorang gadis malang yang terduduk lesu dengan seragam yang kotor. Tubuhnya penuh luka dan rambut pirangnya diselimuti debu. Bando putihnya kini lusuh dan jauh dari kata indah.

"Rin, kau baik-baik saja?"

Seseorang mengulurkan tangannya.

'Len...?'

I Wish... (Miku x Len)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang