Inikah Akhir?

97 14 7
                                    

Sebuah benda tajam mirip pisau melesat ke arah punggung Len. Saat itu, Len tengah sibuk mencari sumber suara orang-orang yang memanggil namanya di dalam kegelapan. Hingga dia tidak menyadari bahwa dirinya sendiri akan dilenyapkan.

Namun, sebelum benda itu mengenai punggung sang target...

"Len, kali ini biarkan aku yang melindungimu..."

~o0o~

Len terbangun dari pingsannya. Dia membuka matanya perlahan. Pemandangan pertama yang dia lihat saat itu adalah, Oliver tanpa topi dan perban di mata kanannya yang sedang mengawasinya entah sejak kapan.

"Oliver? A-apa yang terjadi!?" Len mendudukkan tubuhnya dan menghadap Oliver.

"Dasar, kau benar-benar merepotkan!" demikianlah jawaban yang ia dapat dari Oliver.

Tak heran jika Oliver menjawab dengan nada menghina seperti itu. Karena tubuhnya masih dalam kendali 'dirinya yang lain' atau bisa dibilang, monster dalam diri Oliver tersebut.

"Di mana yang lain? Di mana Miku?" tanya Len sambil memandang sekitar.

Pemandang di sekitar hanyalah kota reruntuhan. Ya, masih di lokasi itu. Itu berarti, mereka masih berada dalam Memoria.

"Miku dan yang lainnya masih mengurusi Haku yang bodoh itu. Kau tidak usah khawatir," jawab Oliver santai dan tak peduli.

"Kau tidak membantu?"

"Aku malas. Lagipula, dengan kekuatan Angel Goddess dan Devil Goddess, aku rasa itu sudah cukup kuat untuk bisa mengalahkan Haku."

Len mengerutkan keningnya. Dia tidak tahu tentang Goddess atau semacamnya. Jadi, wajar jika dia bingung.

"Dan lagi, Miku yang keras kepala itu terus menyuruhku untuk menjagamu di sini. Yah, meskipun yang kulakukan hanyalah menonton dirimu hingga bangun dan itu sangat membosankan!" lanjut Oliver.

"Uh... kenapa aku bisa pingsan?"

"Kau ditusuk dengan pisau belati oleh Haku, kemudian tak sadarkan diri."

"Ditusuk? A-aku benar-benar ditusuk!?"

"Yah, yah, kau harusnya lenyap menjadi debu akibat ditusuk dengan pisau itu. Tapi beruntung, Luka segera menggunakan sihir suci untuk menyelamatkanmu," jelas Oliver meskipun nada bicaranya terkesan cuek.

Len membulatkan matanya seolah tak percaya dengan yang baru saja didengarnya. Segala cara ia lakukan untuk bertahan demi melindungi seorang gadis. Sampai-sampai dia rela menguras energi untuk menggunakan sihir pengulangan waktu demi mengubah sejarah.

Masa lalu dimana Len seharusnya lenyap. Saat itu harunya dia benar-benar mati. Namun kali ini...

Dia selamat. Dia berhasil mengubah sejarah.

"Aku... berhasil..." gumam Len tak menyangka. Sebuah senyuman lega terukir di wajahnya.

"Huh? Apa?"

"Tidak... Aku hanya senang... Aku ingin berterimakasih pada orang yang telah menyelamatkanku itu."

"Semua orang berusaha untuk menyelamatkanmu, dasar bodoh! Aku yang menghancurkan dinding penghalang, Miku mengeluarkanmu dari kabut, dan Luka mengembalikan wujudmu yang sempat akan lenyap menjadi partikel. Oh iya, sisanya juga membantu mendukung."

"Kalau begitu, aku sangat berterimakasih pada semuanya..."

"Lalu, bagaimana caramu membalasnya?" tanya Oliver mulai serius.

"Eh? Uh..."

"Dengan mengakhiri semua ini, bukan? Dengan cara... melenyapkan Haku yang abadi."

"Haku-nee... abadi?"

I Wish... (Miku x Len)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang