Setelah mandi dengan air hangat, Baekhyun meraih handphone-nya yang ia letakan di meja. Dua jam setelah kepulangan Jo, Fara belum kembali ke kamar mereka. Baekhyun memutuskan untuk menelpon gadis itu untuk mengajaknya tidur.
Selama dua hari ini, Fara tidak tidur. Setelah sampai di Thailand, Fara menemani Baekhyun ke rumah sakit untuk diinfus sekaligus diberi suntikan vitamin. Karena tidak kunjung mengangkat telponnya, Baekhyun meraih pakaiannya lalu mencari Fara ke lantai bawah.
Baekhyun mengedarkan pandangannya ke penjuru restaurant dan menemukan seorang gadis tertidur di meja paling pojok.
"Hey, bangun!" Baekhyun memukul kepala Fara. Gadis itu tidur dengan mulut terbuka. Air liurnya menetes di meja. Baekhyun yang melihatnya mendengus jijik. Ada sekitar 7,53 Millyar manusia di bumi ini, dan pastinya lebih hanyak orang yang normal. Tapi kenapa Baekhyun malah menikahi wanita seperti ini?
"Ck! Dimana urat malumu?"
Baekhyun menggoyangkan tubuh Fara, tapi dia tidak kunjung bangun. Dengan terpaksa Baekhyun menggendong tubuh Fara untuk membawanya ke kamar mereka.
"Sepertinya aku harus membatasi jatah makanmu," geram Baekhyun. Urat lehernya menonjol gara-gara mengangkat tubuh Fara. Gadis itu memiliki tubuh yang pendek, tapi entah kenapa sangat berat saat diangkat.
"Aku tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini ke gadis lain. Kau yang pertama," gumam Baekhyun, ia membaringkan tubuh Fara di ranjang mereka. Gadis itu tidur sambil menggumam tidak jelas. Sepertinya dia kelelahan.
Setelah mematikan lampu ruangan, Baekhyun pergi ke kaca jendela. "Selamat malam, Jo," sapa Baekhyun melalui telepon.
"Aku sudah memikirkan semuanya. Kita tidak bisa terus-terusan selingkuh dari Fara dan Taehyung."
"Kita akhiri saja, sebelum semuanya lebih runyam. Aku ingin memulai hubungan dengan Fara, dan aku harap kau juga bisa memulainya dengan Taehyung. Bayimu membutuhkan Ayah'kan? Taehyung adalah Ayah yang tepat untuk bayimu."
"Tidak! Aku tidak bisa. Itu adalah kesalahanmu. Aku tidak akan pernah siap menjadi seorang Ayah."
Pandangan Baekhyun berubah dingin saat mendengar suara tangis Jo dari seberang telepon.
"Selamat tinggal, Jo. Segeralah menikah dengan Taehyung sebelum perutmu membesar. Jadikan Taehyung sebagai tamengmu, seperti aku menjadikan Fara tamengku."
Baekhyun tersenyum, "Ya, aku mencintaimu. Selamat tinggal."
Setelah memutuskan panggilannya, Baekhyun menunju ranjang. Fara masih tidur dengan sangat pulas.
Ia terkekeh melihat Fara, "Menyedihkan!"
***
"Baekhyun! Ingat, nanti saat berpose,angkat tanganmu. Seperti ini---" Stylist Yoo menaruh tangannya sebatas dada. "Perlihatkan gelang dan cincinmu. Jangan melakukan V pose. Nanti setelah difoto, gulung bajumu hingga siku. Lakukan itu sebagus mungkin, dan ingat, jangan menunduk. "
Baekhyun hanya mengangguk. Ia masih sibuk dengan handphone-nya.
"Kau hanya perlu menyanyikan tiga lagu, sebelum sesi interview. Kalau ada pembawa acara menanyakan status pernikahanmu, sebaiknya kau berusaha mengalihkan pertanyaan.Jangan mengatakan apapun soal hubunganmu dengan Fara, itu hanya akan membuat fans merasa tidak nyaman."
"Oh, iya? Istrimu mana?" tanya salah satu staff acara.
Baekhyun melirik jam tangannya, "Sebentar lagi dia datang." Baekhyun menoleh saat pintu dibuka, "Itu dia."
Seorang perempuan masuk dengan napas terengah-engah. Di tangannya ada dua buah kantong plastik berwarna hitam.
"Kau dapat buahnya?"
"Hem. Aku ke pasar tradisional hanya untuk membeli ini." Fara mengeluarkan beberapa butir jambu klutuk dan jambu bol. "Kau yakin mau memakannya?"
Baekhyun mengangguk, "Tolong kupaskan untukku."
"Manajer Nam! Ada pisau tidak?" tanya Fara. Manajer Nam mengangguk, lalu menyuruh staff untuk mencarikan pisau dan piring.
Setelah dapat, Fara langsung mengupas buah jambu hingga bersih. Ia menaruh buah-buahan itu di meja. "Sudah, kau makan saja."
Baekhyun menoleh, ia masih sibuk dengan handphone-nya, "Suapi."
"Astaga! Memangnya aku pembantumu!" Fara mendorong piring itu ke arah Baekhyun, "Makan sendiri, jangan manja."
Beberapa staff menoleh ke arah mereka.
"Suapi! Aku bilang mau suap, ya disuap!"
"Baek!"
"Kau jangan membangkang ya, Ra." Baekhyun melotot.
"Sssttt... Sudah, Ra. Suapi saja," bisik stylist Kim.
Fara menghela napasnya, lalu menyuapkan buah jambu itu ke mulut Baekhyun.
"Fara, kau hamil?" tanya Manajer Nam tiba-tiba.
Fara mengerjit, "Tidak."
Ya, dia tidak mungkin hamil. Baekhyun tidak pernah menyentuhnya.
"Ah, aku kira kau hamil." Manajer Nam tertawa mengejek, "Tadi pagi Baekhyun muntah-muntah, dan sekarang dia minta buah jambu, padahal Baekhyun tidak suka jambu."
Stylist Kim duduk di samping Manajer Nam, "Apa hubungannya?"
"Kau tidak tahu, ya? Dulu, saat istriku hamil, aku yang menggantikannya ngidam. Mungkin itu efek karena aku merasa simpati berlebihan ke istriku." Manajer Nam terkekeh, "Jadi kau tidak hamil, Far?"
"Ra, kau tunggu di hotel saja, ya." Baekhyun berdiri dari tempat duduknya. "Manajer Nam, bisa kau ambilkan antingku? Aku ingin memakai anting."
"Dimana, Baek?" tanya Manajer Nam.
"Seingatku di mobil. Tolong kau ambilkan."
Manajer Nam mengangguk, lalu berlalu dari ruangan.
"Aku di sini saja, Baek. Lagipula ada manajer Nam dan stylist Kim, kalau di hotel tidak ada siapa-siapa," ujar Fara sambil memakan jambu Baekhyun.
"Jangan, di hotel saja. Dua jam lagi aku ke sana."
Fara mendesah, lalu mengambil tasnya, "Setelah fanmeet, kita jalan-jalan ya. Aku belum pernah ke Thailand."
"Hem. Nanti kita diskusikan."
Fara mengangguk, "Bye! Selamat bekerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Top Hallyu and Me (END)
Fanfiction[Me Series 4] Proses Penerbitan (Part masih lengkap) Jika ada sebuah survey yang menilik tentang kehidupan siapa yang paling sempurna, maka Byun Baekhyun lah orangnya. Dia memiliki segalanya. Uang, kepopuleran, keluarga, sahabat, cinta, dan bahkan...