Aku publish sebagai hadiah rilisnya album Baekhyun. Jangan lupa stream Candy😍
***
Seoul terasa lebih dingin dari biasanya. Karena itu, saat sampai di airport, Baekhyun menyempatkan diri membeli Momguk dan cumi pedas untuk Fara. Ia meletakkan makanannya di dapur, kemudian mencuci beberapa piring. Semua piring mulai berdebu, Baekhyun tidak bisa menggunakkan piring-piring itu untuk alas makan.
Jam menunjukkan pukul 23.15. Sebentar lagi tengah malam. Baekhyun melangkahkan kakinya ke lantai atas. Mungkin Fara sudah tidur, karena dia sama sekali tidak sadar kalau Baekhyun sudah pulang.
Membuka handle pintu, Baekhyun mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia memeriksa tempat tidur, kamar mandi, dan semua ruangan yang biasanya ditempati oleh Fara.
Tidak ada siapa-siapa. Baekhyun baru menyadari hal itu. Mungkin Fara keluar rumah. Baekhyun memutuskan untuk menungunggunya di meja makan.
Ia hanya duduk, sembari memainkan kukunya. Oh.... Begini rasanya menunggu. Bahkan setiap detiknya Baekhyun merasa cemas. Ia salut kepada orang-orang yang bersabar menunggu dalam waktu yang lama.
Menunggu menjadikan waktu terasa bergerak melambat atau bahkan terasa tak bergerak sama sekali. Sungguh menjengkelkan. Baekhyun heran kenapa orang-orang lebih memilih menunggu daripada ditunggu. Mereka seperti orang yang berlapang dada. Sayang Baekhyun bukan orang yang seperti itu, menunggu hanya akan membuatnya sakit.
Layaknya sebuah penantian, maka menunggu menghadirkan dua buah jawaban; berhasil atau tidak berhasil, baik atau buruk, jadi atau tidak jadi. Dan sayangnya.... Apa yang biasanya ia tunggu, tidak pernah berhasil baik. Itu membuatnya benci menunggu.
Tapi, karena sejak awal Baekhyun sudah menunggu momen ini selama sekian minggu, ia melapangkan dadanya untuk menunggu sedikit lebih lama.
02.15.Tidak ada tanda-tanda Fara akan pulang. Baekhyun memanaskan kembali makanannya---takut kalau Fara pulang makannya sudah dingin.
Ia melirik pintu utama. Kenapa lama sekali?
Baekhyun tidak tahan. Ketakutan mulai menghampirinya. Apa jangan-jangan Fara ke tempat itu lagi?
Buru-buru Baekhyun meraih mantel dan topinya. Ia mengemudikan mobil ke tempat itu tapi semuanya gelap. Tidak ada siapa-siapa. Baekhyun tidak menyerah, ia mencari kedai kopi tengah malam tempat Fara bekerja. Ia mensurvey daerah itu satu persatu hingga menemukan kedai kopi di dekat kolong jembatan yang paling tidak ingin ia datangi.
Jam sudah menjunjukkan pukul 03.45 dini hari. Hanya kedai kopi gila yang buka di jam seperti ini. Baekhyun heran kenapa dari banyaknya pekerjaan, Fara memilih kedai tua ini.
"Permisi...." Baekhyun masuk ke dalam. Bulu kuduknya langsung merinding. Cahaya remang-remang kedai tua ini membuat siapapun enggan memasukinya.
"Ahhh.... Ada tamu rupanya. Mau pesan apa?"
"Fara dimana?"
"Dia tidak ada di sini," jawab Tuan Lee enteng. Baekhyun mendengus, "Jangan bohong!"
"Duduk dulu." Tuan Lee menyiapkan kursi untuk Baekhyun. "Expresso, latte, atau---"
"Aku tidak memesan minuman."
Tuan Lee mengernyitkan alisnya, "Aku bertanya pada Minghyun. Kau pesan apa, Tuan?"
Baekhyun terperangah. Tidak ada siapa-siapa di tempat ini. "Kau gila?"
Wajah ceria Tuan Lee lenyap tak berbekas, ia mengambil kartu tarrot di dalam, lalu memaksa Baekhyun memilih salah satu di antaranya.
"Kenapa aku harus melakukan hal bodoh seperti ini?" Baekyun mengambil salah satu kartu tarrot. Itu juga karena dia takut melihat mata tajam Tuan Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Top Hallyu and Me (END)
Fanfiction[Me Series 4] Proses Penerbitan (Part masih lengkap) Jika ada sebuah survey yang menilik tentang kehidupan siapa yang paling sempurna, maka Byun Baekhyun lah orangnya. Dia memiliki segalanya. Uang, kepopuleran, keluarga, sahabat, cinta, dan bahkan...