Fara meraih jaketnya, memasang masker, lalu mengambil topi hitam yang ada di meja. Mumpung Baekhyun keluar mencari cincin dan gaun pernikahan, Fara berniat pergi ke tempat ia bekerja.
Fara sudah bolos selama tiga hari, kemungkinan dia akan dipecat jika terus-terusan menghilang tanpa kabar. Ini semua gara-gara Baekhyun, pria itu tidak mengijinkan Fara keluar rumah, apalagi di malam hari. Tuan Lee---bosnya sudah menelpon Fara berkali-kali, tapi Baekhyun selalu berhasil memanipulasi Fara agar tidak mengangkat panggilan masuk. Bahkan kemarin, Baekhyun sempat menyembunyikan ponsel Fara di kolong tempat tidur. Untung saja Fara menemukannya setelah berkeliling selama lima jam, kalau tidak, dia bisa dipecat.
Baekhyun sangat aneh. Dia ngotot melarang Fara keluar malam. Fara tidak tahu apa alasannya, tapi yang jelas, setiap malam, Baekhun akan selalu datang ke kamarnya dengan wajah suntuk dan mengaku tidak bisa tidur. Alhasil, Fara menemani Baekhyun main monopoli, main catur, atau main uno sampe lewat tengah malam. Setelah itu, ketika Fara akan menyelinap keluar kamar, Fara mendapati pintu dikunci dari dalam.
Tentu saja Fara kesal, ia membrontak, tapi Baekhyun malah merajuk seperti bayi besar yang tidak tahu diri. Kakinya yang terluka gara-gara jatuh dari selokan itu selalu berhasil menjadi alibi kuat agar Fara mendekam di dalam apartemen dan merawatnya. Untung saja sekarang pria itu keluar dari unit apartemen, jadi Fara bisa menyelinap ke tempat ia bekerja.
"Selamat malam, Tuan Lee!" Fara tersenyum saat arah pandangnya bertemu dengan pria paruh baya yang sedang melamun sambil menikmati kopi hitamnya. Fara menoleh, ada dua buah cangkir berisi kepulan kopi panas di depan Tuan Lee.
"Kau datang?" tanya Tuan Lee. Senyum di matanya terpancar saat melihat Fara masuk lalu duduk di sebelahnya.
"Tentu saja, aku harus bekerja." Fara mengambil apronnya. Selain melukis, dia selalu membantu Tuan Lee membersihkan kedai.
Kedai ini sangat sepi di malam hari. Kosong, sunyi, ditambah pencahayaannya yang remang-remang membuatnya jarang dikunjungi oleh orang-orang. Padahal di pagi hari, kedai ini lumayan ramai.
"Kenalkan, Ra. Ini teman baruku. Yang ini namanya Mingyu dan di sebelahnya Hoshi," jelas Tuan Lee.
Fara tersenyum, "Hai, kenalkan aku Fara." Ia berjabat tangan dengan udara kosong di depannya.
"Sepertinya mereka menyukaimu." Tuan Lee terkikik. Mau tidak mau, Fara tersenyum paksa. Tuan Lee merupakan seorang indigo yang mengalami depresi gara-gara setiap hari diganggu oleh makhluk tak kasat mata.
Fara tidak tahu cerita jelasnya bagaimana. Hanya saja banyak yang bilang pria itu aneh dan sedikit gila. Tapi, karena dia sangat baik pada Fara, Fara berusaha memakluminya dan ikut meladeni Tuan Lee meskipun Fara tidak bisa melihat makhluk tak kasat mata---lagipula dia tidak ingin melihatnya. Amit-amit.
"Katakan pada mereka, bahwa aku akan membunuhnya sampai mereka mati dua kali, jika berani mengangguku, Tuan Lee." Fara menyeringai kecil, matanya fokus menatap udara kosong di depannya.
"Hussshh.... Kau menakuti mereka." Tuan Lee menepuk pundak Fara.
"Iya kah?" Fara tersenyum kecil, "Sebaiknya Tuan Lee istirahat, biar aku yang menemani mereka."
Pria paruh baya itu mengangguk, lalu menerima uluran tangan Fara. Di lantai atas kedai, ada sebuah rumah kecil tempat Tuan Lee istirahat.
Kamar Tuan Lee ditempeli berbagai macam jimat, patung, dan aksara-aksara untuk mengusir setan. Fara menaikkan selimut, "Tuan tidur saja, biar kedai aku yang tutup."
"Mmm...." Tuan Lee menggumam.
Fara mematikan lampu ruangan, tapi kemudian langkahnya terhenti saat Tuan Lee menggumam. "Fara, anak gadisku yang cantik...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Top Hallyu and Me (END)
Fanfiction[Me Series 4] Proses Penerbitan (Part masih lengkap) Jika ada sebuah survey yang menilik tentang kehidupan siapa yang paling sempurna, maka Byun Baekhyun lah orangnya. Dia memiliki segalanya. Uang, kepopuleran, keluarga, sahabat, cinta, dan bahkan...