Byun Aera menangis histeris saat Lay memberi kabar bahwa Baekhyun sudah sampai di rumah sakit miliknya. Ibu mana yang tidak syok saat anaknya yang semulanya baik-baik saja, pulang dalam kondisi menyedihkan. Tidak ada ekspresi apapun dalam wajah Baekhyun. Pria itu hanya menatap kosong angin di depannya. Bahkan saat Aera mendekat, menyentuh Baekhyun, dan mengajaknya berbicara... Layaknya sebuah tubuh tanpa jiwa, Baekhyun hanya diam, sama sekali tidak merespon.
"Bagaimana ini, Yah? Bagaimana? Kenapa anakku seperti ini? Kenapa?" Bahu Byun Aera bergetar dalam dekapan Dae Min.
"Tenangkan dirimu. Baekhyun akan baik-baik saja."
"Aku akan menghukum Fara. Gara-gara dia anakku seperti ini," jeritnya.
"Kita tidak tahu apa yang terjadi. Jangan mengambil kesimpulan, Aera," ucap Tuan Byun. Ia menghampiri Lay yang baru saja keluar dari ruangan Baekhyun "Bagaimana keadaannya Lay?"
"Baekhyun baik, hanya saja dia masih demam. Tidak ada yang salah dengan kondisi tubuhnya. Paman jangan khawatir, Baekhyun ada dalam pengawasan dokter."
"Tapi dia tidak mau bicara."
"Kita akan membantu Baekhyun secara perlahan. Sekarang, dia harus pulih dulu sebelum mendapatkan perawatan psikologis."
Aera mengusap air matanya, "Tolong Baekhyun Lay... Lakukan yang terbaik untuk dia. Aku janji akan membantumu mencari jodoh."
Lay tersenyum, "Iya, Aunty."
"Apa kami boleh masuk?" tanya Dae Min.
Lay mengangguk, "Boleh. Tapi kalau kalian mengajak Baekhyun bicara, dia tidak akan merespon. Sebaiknya biarkan Baekhyun sendiri dulu, dia harus istirahat."
"Hem. Terima kasih Lay. Ucapkan terima kasih juga pada Sehun dan Chanyeol, kalau bukan karena kalian, paman tidak tahu harus bagaimana."
"Jangan seperti itu paman, Baekhyun teman kami."
Lay membungkuk kemudian pamit dari hadapan orang tua Baekhyun.
Setelah beberapa jam, Aera masuk ke dalam ruang inap. Di sana Baekhyun tidur terlentang dengan infus yang menancap di tangannya.
"Anak Mama, makan dulu," seru Aera. Mati-matian ia menahan air matanya.
"Mama suapi, ya." Aera meletakkan nampan yang telah disiapkan oleh perawat, lalu mulai menyiapkannya untuk Baekhyun. "Aaaa.... Sayang. Buka mulutnya."
Baekhyun masih diam. Dia memalingkan wajahnya ke jendela.
"Tolong.... sedikit saja. Kau harus makan, Baek." Aera tidak lelah, ia terus-terusan meminta Baekhyun membuka mulutnya.
Setelah 30 menit membujuk dengan kata-kata manis, dan uangkapan cintanya ke Baekhyun, pria itu masih belum mau makan. Dae Min yang melihat istrinya menangis, mulai menenangkan Aera. "Kau pulang saja. Istirahat. Biar Baekhyun aku yang jaga."
Keadaan Aera benar-benar memprihatinkan. Daemin memapahnya ke luar dan meminta supir mengatarkan istrinya pulang ke rumah.
Setelah ditinggal berdua dengan Baekhyun, pertahanan Dae Min runtuh. Ia berjalan ke kamar mandi, lalu menangis di sana. Daemin tidak baik-baik saja melihat Baekhyun yang tampak kosong seperti sosok tanpa jiwa. Dia benar-benar khawatir. Kalau bukan karena kesalahannya di masa lalu, Baekhyun tidak akan pernah mengalami kejadian menyakitkan dalam hidupnya.
Seharusnya ia yang dihukum karena telah menjadi ayah yang gagal untuk anaknya.
"Maafkan Ayah, Baekhyun. Maaf."
Byun Dae Min tidak tahu harus melakukan apa agar Baekhyun bisa sembuh. Anaknya yang selalu tersenyum dan bekerja keras itu kini terbaring dengan raut wajah datar, membuat hatinya sangat sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Top Hallyu and Me (END)
Fanfiction[Me Series 4] Proses Penerbitan (Part masih lengkap) Jika ada sebuah survey yang menilik tentang kehidupan siapa yang paling sempurna, maka Byun Baekhyun lah orangnya. Dia memiliki segalanya. Uang, kepopuleran, keluarga, sahabat, cinta, dan bahkan...