Gulungan Film Masa Lalu

63 0 0
                                    

Salam rindu pada senja...
Aku merindukanmu, senja yang hilang...
Telah lama tak kujumpa lagi cerah khas mu, wahai senja...
Angin semilir yang menghiasi kala itu, membuatku semakin merindu akan hangatnya...

Desir ombak yang menghantam batu karang...
Menjadi saksi bisu kisah lika-liku ini...
Dan kala senja menatap keheningan yang telah menyambutnya, aku masih disini, tak berkutik kemana-mana...

***

3 tahun sudah...
Entah kenapa semua hanya berakhir pilu seperti ini. Nesvia seakan tak mampu melupakan kisah suka dukanya bersama seorang akhwat shalihah, Acha namanya.

Diujung senja yang lain, Acha masih menyimpan rindu yang dalam. Tak terucap, namun terasa setiap detiknya. Kenangan indah dan kenangan pahit tak kan mampu dipisahkan. Begitupun tak ada yang namanya melupakan. Yang ada hanyalah tak menyentuh lagi kotak kenangan yang telah penuh debu.

***

Syameel namanya. Seorang bocah laki-laki berlarian di sebuah taman sore hari. Matahari belum menunjukkan keinginannya untuk turun. Acha terus menatap sang surya yang sedikit demi sedikit harus mengalah pada bulan yang sedikit demi sedikit melangkah naik.

Seandainya, ia tak mengatakannya waktu itu...

"Masih rindu?," kalimat Adam membuyarkan semua kata batinnya kepada mentari.

"Eh, Ayah..."

"Allah tahu seberapa dalam rindumu pada sahabatmu, Bunda... Do'akanlah dia selalu. Jangan luput untuk selalu menyebutnya dalam pengabdianmu pada Allah..."

Niqab hitam yang membalut wajah Acha menampakkan kesedihan wajah dibaliknya.

Anak lelaki itu kini berlari mendekat.

"Ayah, Bunda...!"

"Waaah, anak Ayah..."

Adam dan Syameel berlalu dikeramaian. Berlarian, bersenda gurau. Dulu, itulah yang dilakukannya bersama Nesvia, bukan? Apakah masih tersimpan semua film masa lampau antara mereka berdua? Ternyata, sedalam ini cinta manusia karena Allah...

***

Senja Yang SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang