ZAYN POINT OF VIEW
Aku melihat Elevana sedang duduk sendirian di depan kolam renang sekolah, aku datang menghampiri nya “Nunggu siapa, El?” tanyaku, lalu duduk disampingnya.
Elevana tersenyum “Niall” jawab Elevana, aku ikut tersenyum, aku memandang lurus ke depan, “Memang Niall kemana ?” tanyaku "Dia di perpustakaan, masih cari buku" jawab Elevana "Kaki mu sudah sembuh ?" tanyaku "Sudah lumayan tidak sakit" jawab Elevana
"Ele" panggilku, ia menoleh "Hmm, ngga jadi deh" jawabku "El" panggilku lagi, tetapi tiba - tiba Niall datang "Hey, ternyata ada kau Zayn disini. El, ikut aku yuk ke perpustakaan cari buku" ajak Niall lalu menarik tangan Elevana. Aku hanya bisa tersenyum miris melihat itu "El, would you be mine ?"
Ya, aku menyukai nya. Kejadian itu terulang lagi, maafkan aku Niall. Kau pantas membenciku
ELEVANA POINT OF VIEW
Malamnya Harry dan yang lain, mengadakan piknik dan api unggun di dekat danau sebelum ujian. Aku membantu Zayn yang bertugas memasak. Niall duduk di dekat api unggun sambil mendengar Jessie bernyanyi. Tanpa sengaja tanganku dan Zayn saling bersentuhan. Hatiku berdebar, aku tersenyum kecil.
Acara malam ini pun dimulai. Zayn dan Niall akan bercerita. Aku semangat sekali akan mendengarkan cerita itu “Ini terjadi ketika kita kelas 5 SD” Zayn memulai ceritanya “Kita berdua jatuh cinta pada cewek yang sama. Namanya Candy, kelas 4. Kita bersaing satu sama lain, berlatih dansa agar salah satu dari kami bisa berdansa saat pesta sekolah dengan Candy, Tapi saat hari itu tiba, Zayn sakit cacar” lanjut Niall, Semua tertawa termasuk aku. “Jadi hak berdansa dengan Candy jadi milikku, yeah” tambah Niall “Tapi pada akhirnya Niall juga tak berdansa dengan Candy. Jadi kita berdua sama-sama gagal” ucap Zayn
“Eitts” sela Niall “Itu karena Zayn mengancam kalau ia tak mau berteman lagi denganku. Setelah itu kita saling berjanji” ucap Niall “Bahwa kita takkan jatuh cinta pada cewek yang sama lagi” tambah Zayn.
Harapanku pupus sudah. Niall jelas-jelas menyukai aku, itu berarti tak ada harapan untukku disukai oleh Zayn. Niall dan Zayn kemudian bernyanyi sambil menarikan tarian yang lucu, membuat semua tertawa. Niall menarikku agar ikut menari bersama mereka. Semua juga berdiri dan ikut menari. Namun di tengah tarian, Niall mencium pipiku. Aku terpaku. Yang lain masih menari, sementara kebahagiaanku sudah hilang malam ini.
------------
Niall mengantarkan ku pulang. Saat aku hendak membuka pintu mobil Niall, ia menahanku “El, besok aku datang ke sini lagi ya. Kita ke danau itu lagi” ucap Niall, “Ni, kau tak perlu menjemputku besok” jawabku dingin “Kenapa? Kau ada acara?” tanya Niall
“Tidak, maksudku tolong jangan temui aku lagi” jawabku sambil terus melihat ke jalanan “Kau marah karena aku mencium pipimu? Bukankah kau pacarku?” tanya Niall sambil memegang tanganku, Aku melihat tepat di mata Niall, “Ni, aku tak pernah menerima mu sebagai pacarku” jawabku “Lalu apa artinya semua selama ini?”
“Maafkan aku Ni, aku sudah mencintai seseorang daridulu” jawabku sambil menunduk “Siapa El?” tanya Niall sambil memegang kedua bahuku "Ni, aku yakin kau akan mendapatkan seseorang yang lebih baik dari aku. Maaf" jawabku lalu membuka pintu mobil dan segera masuk rumah “ Tapi siapa, El? siapa orang itu?!” tanya Niall.
AUTHOR POINT OF VIEW
Niall memutuskan untuk menemui Zayn dan menceritakan semuanya, “Dari semua gadis yang bersamaku, ini yang paling menyakitkan, Aku mohon satu hal saja padamu Zayn. Tak peduli apa yang terjadi, kau tak akan memacari Ele kan?” pertanyaan Niall itu sanggup membuat Zayn bingung sekaligus sakit hati. Tapi ini ia lakukan demi sahabatnya.
“Apa kau berpikir alasan Ele memutuskanmu adalah aku?” tanya Zayn “Tidak. Hanya aku tak tahan, jika sahabat terbaikku berpacaran dengan gadis yang kucintai” jawab Niall. Zayn memandang kearah lapangan sambil menghela nafas “Jika kau sudah mengatakan seperti itu, aku bisa apa?” tanya Zayn “Kau tidak apa - apa kan, aku berkata seperti ini?”tanya Niall “Iya” jawab Zayn. Mereka berdua kemudian saling menjabat tangan.
ELEVANA POINT OF VIEW
Hari-hari berikutnya aku lalui seorang diri. Tidak ada lagi Niall yang selalu disampingku dan Zayn juga seperti menghindarinya. Kini aku hanya ditemani oleh Calysa dan Kate, itupun mereka selalu sibuk dengan pacar mereka. Mulai sekarang, aku memutuskan untuk fokus belajar agar mendapat ranking satu. Meski kadang aku masih tetap melihat Zayn dari jendela kamarku dan itu membuatku menangis sendirian.
ZAYN POINT OF VIEW
“Zayn, Mom dan Dad sudah memutuskan, kau akan meneruskan kuliah mu di Australia” ucap Dad. Aku terkejut mendengar perkataan Dad. Mungkin memang ini yang terbaik, untuk melupakan semua. Melupakan semua tentang Elevana, melupakan cintaku pada Elevana
"Kau setuju kan Zayn ?" tanya Mom "Yah, Mom kok gitu sih. Aku jadi tidak punya temen dong" protes Safaa "Safaa, kan ada Waliyha" jawabku sambil membelai lembut rambutnya, Safaa tetap cemberut "Hey, kita masih bisa berhubungan kok" ucap Zayn, Safaa hanya mengangguk lemah.
-------------
AUTHOR POINT OF VIEW
Satu minggu setelah kejadian itu. Hari ujian pun tiba, Eleva menjalankan ujiannya dengan serius. Ia ingin mendapat ranking satu agar mendapat akselerasi, agar dia langsung kuliah.
Setelag beberapa hari, ujian sudah dilewati, semua kini bisa bernafas lega, karena tidak perlu bertaruh dengan soal - soal yang membuat otak seakan mau meledak.
Elevana sedang duduk di jendela nya sambil memandangi kamar Zayn "Zayn, i miss you" ucap Elevana pelan, air mata nya menetes. Seseorang membuka pintu kamar Elevana "El" panggil Gemma, Elevana segera mengahpus air matanya "Kau kenapa menangis ?" tanya Gemma, Elevana langsung memeluk Gemma erat "Zayn ya ?" tanya Gemma
"Kau tau darimana ?" tanya Elevana "Sudah, tidak penting aku tau darimana. El, kalau jodoh kalian pasti akan bertemu kok. Cinta tidak harus memiliki, memiliki pun belum tentu mencintai. Kalaupun, kau sudah memiliki Zayn tapi Zayn tidak mencintai mu buat apa ? Ikhlas kan saja, El. Tuhan, pasti punya rencana yang lebih indah" ucap Gemma, Elevana mengangguk lemah "Kau sudah ditunggu teman - teman mu di bawah, ayo turun" ucap Gemma, Elevana mengangguk.
Kate menceritakan bahwa ia bertemu Mrs. Angelina di toko roti, "Miss Angelina, mengatakan kalau dalam ujian, Kau mendapatkan peringkat pertama! Jadi kau bisa langsung akselerasi, atau tetap melanjutkan kelas 3 mu“ ucap Kate. Elevana terkejut sekaligus senang "Apa kalian juga mendapatkan akselerasi ?" tanya Elevana "Kami tidak mendapatkan, tapi kami akan berusaha untuk segera menyusulmu kuliah" jawab Calysa, Elevana tersenyum mendengar nya.
Saat itu tiba-tiba Elevana langsung memikirkan Zayn. Ia kemudian duduk di bangku taman nya "El, apa Zayn sudah tau?” tanya Calysa, Aku menggeleng lemah “Kurasa kau tak perlu mengatakannya pada Zayn” timpal Harry yang tiba - tiba datang, ia lalu mencium kening Calysa dan duduk di sebelah Calysa. Elevana melihat Harry bingung “Biar seluruh dunia mencatat bahwa ada seorang gadis gila yang mencoba untuk merubah dirinya, mengikuti sembilan metode cinta dari berbagai negara, demi seorang laki-laki. Meskipun laki-laki itu tak tahu apa-apa" lanjut Harry
"Kau menyindirku, huh ?" tanya Calysa "Hey, tapi cintamu tidak bertepuk sebelah tangan" jawab Harry. Harry menasihati Elevana, “El, mungkin mulai sekarang kau takkan pernah melihatnya lagi. Kau masih akan diam saja?” tanya Harry. Elevana melirik buku 9 Metode Cinta milih Calysa, “Aku sudah coba berbagai cara” ucap Elevana “Jangan takut, kami selalu mendukungmu”ucap Calysa, “Benarkah?” tanya Elevana “Iya!” jawab Calysa dan Kate, “Kau sangat cantik, pintar juga baik hati kenapa dia bisa tak menyukaimu?” tanya Harry. Elevana seketika kesal dengan Harry, “Kau memuji atau meledek ku sih?” semua tertawa mendengar ucapan Elevana
Kasian, banget ya Zayn, dia pengen ungkapin perasaan nya tapi selalu ngga bisa:'))
Maaf ya kalo masih jelek, aku udah berusaha banget nih:(
Kalo ada typo maafkan ya, kan bulan puasa hihi
Vomment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer (One Direction Love Story)
Fanfic[C O M P L E T E] ❝Love, Friend, Secret Admirer, and Tears❞