3. Bulan Madu

386 19 0
                                    

Happy reading!

Sesuai dengan keinginan kedua mempelai, setelah akad nikah tidak akan ada pelaksanaan resepsi. Jika mereka meminta melakukan resepsi, maka honeymoon untuk kedua pengantin tidak akan terjadi. Kedua keluarga bingung. Tapi karena banyak yang berkeinginan kedua mempelai lekas mendapatkan momongan, maka tidak ada resepsi dan honeymoon tetap dilakukan.

"Pilihan mereka memang sesuai dengan keinginanku." Zefin bergumam dengan senyum penuh kemenangan. Di sampingnya, Arisha hanya bisa menunduk tidak berani menatap pria berstatus suaminya itu.

Saat ini, mereka berdua ada di sebuah bandara. Tenang saja, pakaian keduanya sudah berganti menjadi lebih nyaman dan terkesan santai.

Semua berjalan lancar, sampai pada akhirnya, kedatangan seseorang menghancurkan hati Arisha.
"Sayang!" Seorang perempuan cantik datang menghampiri Zefin dan memberikan pelukan hangat pada pria itu. Dan saat itu juga, semua pikiran menjadi satu di kepala Arisha. Dan jawabannya hanya satu,

"Selfa akan bersama denganku. Silahkan gunakan kartu ATM ku, kau bisa menggunakannya sepuasmu asal tidak menganggu honeymood kami." Ya, itu adalah ucapan Zefin sebelum mereka masuk kedalam pesawat. Sebenarnya, ini pengalaman pertama Arisha menggunakan pesawat, dan perasaan cemas menyelimuti nya. Di dalam hati ia terus berdoa agar ia dan penumpang yang lain bisa sampai di tujuan dengan selamat.

Arisha menatap kedua pasangan yang terlihat mesra duduk di samping kanannya. Zefin memesan kursi yang terpisah. Ia duduk berdua bersama Selfa, sedangkan dia entah dengan siapa.

"Boleh saya mengambil tempat duduk di sini?" Sebuah suara menyadarkan Arisha dari dunianya. Ia menatap orang yang menyapanya. Dan seketika ia memekik tertahan, "Kak Rosyad?!" Dan ekspresi kaget juga nampak di wajah orang itu. "Risha?! Adeknya Fano kan?" Mereka tertawa bersama. Orang itu pun duduk di kursi samping Arisha. Mereka banyak bercerita karena sudah lama tidak bertemu.

Mereka tidak sadar, bahwa sejak tadi, ada sepasang mata tajam menatap interaksi keduanya. Kedua mata itu nampak berubah semakin dingin ketika menyadari siapa sosok yang ia ketahui tengah bercerita dengan istrinya. Istri? Astaga, rasanya aneh mengucap itu. Apalagi, posisinya sekarang bersama kekasihnya.

"Baru sehari menikah, tingkahnya sudah begitu. Dasar gadis sok suci." Umpat Zefin kesal. Ia memalingkan wajahnya. Ia usap rambut Selfa yang berjatuhan di atas bahunya. Wanita itu terlelap sejak beberapa menit lalu.
"Happy sweet dreams, my honey." Ucapnya sebelum bibirnya berlabuh di kening wanita itu.

"Risha, kamu sama siapa? Sama Fano?"

"Sama suami Rhisa kak." Jawab Arisha dengan senyum manisnya.
"Suami? Kamu sudah menikah? Astaga, berapa bulan aku meninggalkan Indonesia sudah banyak saja perubahan di sini. Lalu, dimana suamimu?" Arisha baru saja akan menunjuk kearah tempat duduk Zefin dan Selfa, tapi ia urungkan. Rosyad tidak boleh tau siapa suaminya, atau hubungan keduanya akan hancur karena ulahnya.

"Di toilet, kak. Kebetulan, kursi kami kepisah karena kesalahan dari pihak pemesanan kursi, jadi kakak deh yang duduk di sini."
"Ohhh. Mau bulan madu ya?" Goda Rosyad. Arisha mengangguk malu dengan wajah memerah.

"Kakak sendiri mau ngapain?" Tanya Arisha.
"Ada urusan di sana. Terus juga, salah satu karibku akan merayakan ulang tahunnya, jadi sekalian saja." Arisha mengangguk-angguk paham.

"Risha tidur ya, kak, ngantuk."
"Iya, tidurlah. Perjalanan masih jauh. Aku akan membangunkanmu nanti."
"Iya, kak, terima kasih."

💘💘💘

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang