Selamat membaca!
Setelah sholat subuh, Zefin dan Fano membiarkan Arisha dan Fatiya kembali tidur bersama anak-anak mereka. Hasan dan Husein akan di jemput oleh orang tua Zefin sekitar pukul setengah tujuh pagi, sedangkan Keyra tidak jadi di titipkan di rumah orang tua Fatiya karena mereka tidak akan pergi kemana-mana hari ini. Rencana mereka untuk pergi jalan-jalan di batalkan akibat pesan-pesan teror yang mereka dapatkan. Fano dan Zefin sudah menghubungi Rosyad untuk segera ke rumah mereka karena ada hal penting mengenai pesan-pesan teror yang harus mereka bahas. Dan mereka bertiga sepakat untuk tidak pergi ke kantor pagi ini.
Sekitar pukul setengah tujuh, orang tua Zefin datang. Hasan dan Husein sudah di mandikan oleh Zefin sendiri karena Arisha masih terlelap.
"Bunda, ayah, tolong jaga kembar ya? Jangan sampai kembar hilang dari tatapan kalian.""Ayah sudah bawa anak buah ayah, Fin. Kamu tenang saja." Ujar ayah.
"Baiklah ayah, aku mohon jaga kembar. Jangan sampai sesuatu terjadi pada mereka. Aku ingin kembar aman bersama kalian karena Arisha sedang tidak aman saat ini.""Maksud kamu?"
"Arisha di teror. Begitu juga dengan Fatiya dan Nur. Kami tidak bisa membiarkan mereka pergi tanpa kami. Dan aku ingin, ayah dan bunda tetap berhati-hati. Jangan sampai ada yang tau bahwa kembar bersama kalian.""Apa kamu butuh anak buah ayah, nak?"
"Tidak perlu, ayah. Aku akan lakukan bersama yang lain. Ayah fokus pada kembar saja. Jika memang butuh, aku yang akan langsung mengatakan pada mereka."
"Baiklah, kami pergi dulu. Jaga menantu kami ya,"
"Pasti bunda. Hati-hati."
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."Tak lama setelah kepergian orang tua Zefin bersama si kembar, Rosyad dan Nur datang. Nur terlihat berbalut jaket tebal berkupluk besar. Kepalanya pun menunduk ketika memasuki area rumah.
"Assalamu'alaikum, Fin."
"Wa'alaikumsalam. Ayo masuk!" Rosyad, Nur, dan Zefin masuk kedalam rumah."Eh, ada Nur." Arisha terlihat keluar dari kamar. Wajahnya sudah terlihat segar. Kerudung juga sudah membalut kepalanya. Mungkin Fano sudah memberitahukan kedatangan Rosyad dan Nur pagi ini.
"Sebaiknya, kita sarapan dulu, di ruang makan sudah ada Fatiya dan Keyra. Mereka sudah menunggu di sana." Ujar Fano yang tiba-tiba datang dari arah dapur.
"Ayo, ayo!" Zefin, Arisha, Nur, dan Rosyad menyusul Fano ke ruang makan.
"Hai!" Sapa Fatiya ketika melihat kedatangan Nur, Arisha, Zefin, Rosyad, dan Fano. Keyra ada di gendongan wanita muda itu.
"Mari, mari duduk!" Mereka pun sarapan dengan canda tawa memenuhi ruang makan.
Setelah selesai makan, Zefin kebagian mencuci piring karena sebelumnya Fano yang menyiapkan sarapan. Sedangkan ketiga wanita beserta seorang bayi perempuan sudah berkumpul di kamar utama. Maksud kamar utama adalah kamar Fano dan Fatiya. Fano dan Rosyad sudah ada di ruang kerja Fano. Mereka menunggu Zefin untuk membahas masalah pesan-pesan teror yang di terima istri-istri mereka.
"Maaf gue lama." Ucap Zefin sembari mengunci pintu ruangan.
"Sebaiknya kita bahas ini sekarang. Gue curiga, mereka sudah merencanakan sesuatu untuk mencelakakan Risha, Fati, dan Nur.""Sebaiknya, kita ikuti semua permainan mereka, No."
"Ya, gue setuju sama Rosyad. Kita ikuti saja permainan mereka."🚁🚁
Arisha, Fatiya, dan Nur memasuki mobil. Keyra tak bersama mereka karena orang tua Fatiya menjemputnya beberapa menit yang lalu untuk di bawa pergi.
"Tempat yang di perintahkan abang ya, pak." Ucap Arisha pada pak Jaja.
"Baik, non."
🚘🚘
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceMendapatkan hatimu itu, tidak segampang seperti di novel roman yang sering kubaca. Tak segampang seperti mengambil benda yang berada di sampingku. Kau dekat denganku seperti urat nadi, tapi jauh seperti bintang, sulit untuk kugapai.