11. Honeymoon in Home

556 11 0
                                    

Selamat membaca!

"Assalamu'alaikum Risha," Salam Nur sembari menghampiri Arisha. Saat ini mereka berada di sebuah mall terbesar di Jakarta.

"Wa'alaikumsalam, Nur. Kamu ngak kesasar kan Nur?" Tanya Arisha cemas.
"Enggak, Sha. Maaf ya terlambat, tadi mas Rosyad bangun agak siang. Ayo kita masuk!" Nur dan Arisha masuk kedalam mall tersebut sambil bergandengan tangan dan sesekali bercanda.

"Risha mau beli gaun tidur ya?" Tanya Nur. Kedua pipi Arisha seketika merona.
"Iya, Nur. Hampir dua bulan lebih kembali ke Indonesia, baru ini aku berencana untuk mengejutkannya. Selama ini dia selalu membantuku untuk menjaga si kembar. Aku ingin mengucap terima kasih dengan kejutan ini."

"Ayo kita kesana! Aku juga mau cari gaun tidur lagi,"
"Lagi? Kamu...sering beli, Nur?" Tanya Arisha.
"Enggak sering sih, tapi pernah beli lah. Tapi kadang, mas Rosyad yang membelikannya untukku."

"Wah! Romantis sekali!"

Sesampainya di tempat tujuan, Nur dan Arisha mulai mencari gaun tidur yang menurut mereka bagus. Mereka jadi pusat perhatian karena mereka mengenakan khimar dan cadar. Dan kebanyakan yang ada di sana adalah perempuan-perempuan berpakaian sexy dan terbuka.

"Risha, kayaknya kamu cocok deh pakai ini," Nur menunjukkan sebuah gaun tidur berwarna hitam yang terlihat menerawang. Arisha membayangkan jika ia mengenakan gaun tersebut di depan Zefin, entah apa respon suaminya itu.

"Malu, Nur. Terlalu...sexy, Nur..."
"Coba saja di rumah dan sambut kak Zefin dengan gaun ini. Kalau kamu ngak mau, kita pilih yang lain dulu aja."

"Yaudah aku...ambil ini. Tapi aku masih mau beli yang lain, siapa tau aku berubah pikiran."
"Oke, ayo!"

Hampir satu jam mereka ada di toko tersebut. Dan akhirnya, mereka memborong sekitar lima pasang gaun tidur.
"Ayo bayar, Sha!" Nur dan Arisha segera menuju ke kasir untuk membayar gaun tidur yang mereka beli.

"Satu juta tujuh ratus, mba." Ujar si kasir pada Arisha. Arisha segera mengeluarkan kartu gold milik Zefin lalu memberikannya pada kasir tersebut.

"Anda...Nyonya Arisha? Istri dari tuan Zefin?" Tanya si penjaga kasir. Dan dengan polosnya Arisha mengangguk.
"Lalu nyonya ini adalah nyonya Nur? Istri tuan Rosyad?"
"Iya, kami Arisha dan Nur. Kenapa anda memanggil kami seperti itu?"

"Ini toko milik tuan Zefin. Dan mall ini milik tuan Zefin, tuan Fano, dan tuan Rosyad." Jelas si penjaga kasir. Nur dan Arisha saling berpandangan.

"Nyonya Arisha dan nyonya Nur tidak perlu membayar."
"Jangan! Sha, kita bayar aja ya? Kasihan kalian kalau kami tidak membayar," Ujar Nur.

"Iya, kami bayar saja. Ini, hitung saja ya?"
"Baiklah nyonya,"

Setelah selesai dari toko tersebut, mereka menuju ke sebuah cafe kopi.

💳💳💳

Arisha membuka kimono putihnya, menyisakan sepasang crop top berwarna hitam dan hotspants berwarna senada. Ia ceburkan dirinya kedalam kolam renang. Dia memang tidak ahli berenang, tapi suka berendam di kolam. Untung saja Fano menyediakan kolam renang tertutup dan tidak terlalu dalam. Kadang, jika ada kesempatan, ia mengajak Fatiya. Dan Fano serta Zefin akan dilarang memasuki area kolam renang.

Zefin memasuki rumah sambil membuka kancing kemejanya hingga leher kokohnya terlihat. Ia mencari keberadaan Arisha di kamar, tapi tidak ada. Di dapur dan beberapa tempat lain juga tidak. Akhirnya, ia menuju ke area kolam renang. Ia berani kesana karena Fatiya tidak ada di rumah. Jika ada Fatiya, dia tidak berani kesana. Bisa saja kan kakak iparnya itu ada di sana.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang