Selamat membaca!
Tujuh bulan kemudian,
Minggu, 30 Januari,Arisha masuk kedalam kamar dan melihat Zefin tengah mengenakan pakaiannya.
"Mas ngak kerja?" Tanya Arisha ketika melihat Zefin tidak mengenakan pakaian kantornya.
"Enggak. Fano sama Rosyad ngajakin ke SMP. Sekalian reuni sama pak Haris."
"Ohhh...mau latihan pramuka ya?" Tanya Arisha sembari membantu Zefin mengeringkan rambutnya yang basah."Tau pak Haris juga kamu?" Zefin mengacak rambut Arisha.
"Iyalah! Kan abang anak pramuka juga, gimana sih. Udah, jangan ganteng-ganteng! Nanti anak pramuka yang perempuan jadi naksir sama mas," Arisha mencubit puncak hidung mancung Zefin."Oh, jelas lah! Secara kan mas mantan most wanted di SMP!" Ucap Zefin dengan sombongnya.
"Iya, terus nikahnya sama bocah-bocah jelek kayak aku?"
"Enggak dong! Kamu itu paling cantik dan yang tercantik buatku!" Zefin mencium pipi Arisha dengan gemas."Gombal basi. Udah sana! Abang paling nungguin di depan."
"Yuk! Eh, si kembar mana?"
"Sama kak Fati di bawah. Sama Keyra juga." Sejak Fatiya kembali dari Jerman, Arisha memutuskan untuk memanggil Fatiya dengan sebutan 'kakak'. Dan Keyra adalah anak dari Fano dan Fatiya yang baru saja lahir seminggu yang lalu. Tepat tanggal 20 Januari."Ayo, Fin! Lelet banget sih lo!" Baru sampai di ruang tamu, Fano sudah berteriak kencang. Untung Keyra tidak terganggu.
"Angan iyak-iyak, om! Ra nti ngis agi!" Sahut Husein, si bungsu, anak dari Zefin dan Arisha. Anak itu memang lebih cerewet karena menguasai gen Arisha. Tapi ketampanan nya tetap dari gen sang ayah.
"Nah kan? Di teriakin anak gue lu!" Ujar Zefin sembari mencium pipi Hasan dan Husein, tak ketinggalan mencubit gemas pipi gembil Keyra.
"Angan iyum-iyum, yah!" Teriak si kembar bersamaan. Membuat para ibu di sana tertawa. Mereka sendiri bingung, bagaimana anak berumur 9 bulan sudah bisa berceloteh seperti anak berumur 1 tahun keatas.
"Mampus lo, Fin! Anak sendiri ngak suka sama lo!" Ucap Firza.
"Awas lo, Za! Karena di depan si kembar aja gue ngak ngumpat ke lo!""Ayah ngambek pokoknya sama kalian! Ayah ngak mau bobo sama kalian. Bunda pokoknya nanti tidur sama ayah." Ujar Zefin kesal pada Hasan dan Husein. Ia segera berdiri dan menghampiri Fano.
"Yayah....huaaa...nda...yayah...lah...." Teriak si kembar ketika Zefin dan Firza sudah berdiri di ambang pintu.
"Cup cup cup...ayah ngak marah, nak... Sudah ya...cup...anak bunda..."
"Ayah bercanda, nak. Ayo sini ayah gendong!" Zefin menggendong kedua anaknya. Hasan dan Husein mengusap hidung mereka yang penuh ingus ke ceruk leher sang ayah.
"Aduh...anak ayah pinter ya! Ayah mau jalan di kotor-kotorin."
"Assalamu'alaikum!" Salam Rosyad yang datang tiba-tiba.
"Wa'alaikumsalam.""Heh! Jam berapa lagi berangkat? Pak Haris mencak-mencak coy!" Ujar Rosyad.
"Tuh nunggu ayah siaga ngurus anaknya!" Tunjuk Fano pada Zefin yang masih menggendong Hasan dan Husein."Udah, di bawa aja!"
"Seenaknya! Kak Rosyad mau bikin anak Risha jadi anak pramuka terus jadi hitam?! Ngak boleh!" Seru Arisha kesal.
"Ya kan...""Tut yayah! Nda..." Rengek Hasan dan Husein ketika mendengar suara Rosyad.
"Tuh kan! Kak Rosyad sih!" Rajuk Arisha."Yaudah lah, mereka juga ngak bakal rewel kalau di bawa kesana. Ikut ayah ya nak?"
"Yeeeeeyyy!" Sorak keduanya.
"Ish, ayah! Nanti kalau mereka jadi hitam kayak ayah gimana? Nanti mereka ngak ganteng lagi..." Ujar Arisha dengan tampang menahan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
Roman d'amourMendapatkan hatimu itu, tidak segampang seperti di novel roman yang sering kubaca. Tak segampang seperti mengambil benda yang berada di sampingku. Kau dekat denganku seperti urat nadi, tapi jauh seperti bintang, sulit untuk kugapai.