16. Ulang Tahun Kembar

232 9 0
                                    

Selamat membaca!

23 April,
Ulang tahun kembar yang ke satu tahun

"Selamat ulang tahun kembar!!" Teriakan semua orang yang heboh berhasil membuat tawa ceria terlukis di wajah si kembar. Mereka bertepuk tangan ketika orang-orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk mereka. Zefin dan Arisha setia ada di samping mereka. Takut-takut kue ulang tahun hancur di tangan keduanya. Zefin dan Arisha membantu si kembar meniup lilin ulang tahun mereka. Dan si kembar kembali bertepuk tangan.

"Selamat ulang tahun anak-anak bunda." Arisha mencium kedua pipi anaknya bergantian.
"Acih, nda..." Dan mereka memberikan kecupan di pipi Arisha.

"Cepat besar ya nak! Biar ayah ajarin menaklukan hati perempuan." Zefin mengusap rambut di kembar.
"Oce yah!" Si kembar memberikan kelima jari mereka pada Zefin.

"Goblok lo, Fin! Lo mau bikin anak-anak lo jadi playboy hah?!" Ujar teman-teman Zefin.
"Boleh juga." Ucap Zefin santai tanpa melihat bagaimana wajah kesal Arisha.

"Siap-siap aja ayah tidur di luar!" Arisha mencubit pinggang Zefin.
"Awww! Sakit, yang!"

"Cubit aja, Sha! Iket kalau bisa!" Teriak Rosyad.
"Tenang aja, tiap malam Risha ikat kok kak!" Ujar Arisha pada Rosyad.

"Iket dimana, Sha? Di ranjang ya?" Teriak Bimo dan Hadi.
"Di kamar mandi, kak!" Balas Arisha. Tawa memenuhi taman belakang rumah yang di gunakan sebagai tempat ulang tahun si kembar.

Belum sampai pukul sembilan malam, si kembar dan juga Keyra sudah tepar di kamar. Para orang dewasa masih berkumpul di halaman belakang.

"Besok kembar sama bunda ya, Sha?" Ucap bunda Zefin pada Arisha.
"Memangnya kenapa, bun?"
"Ayah sama bunda besok mau jalan-jalan, jadi mau ajak kembar sekalian. Kamu gak apa-apa kan kalau bunda bawa kembar?"
"Memangnya gak ngerepotin, bun? Si kembar lagi aktif-aktifnya sekarang."
"Namanya cucu, biar sebandel-bandelnya tetap sayang, nak."
"Baiklah, bunda."

"Ma, besok titip Keyra ya? Fati, Risha sama Nur besok mau jalan. Boleh kan?" Tanya Fatiya pada mamanya.
"Tentu saja boleh. Pagi-pagi antar aja ke rumah. Siapkan ASI dan keperluan lainnya ya!"
"Iya, nanti Fati pompa dulu ASI-nya."

"Sudah ada tanda-tanda, Nur?"
"Belum mah, umi."
"Tidak apa-apa, nak. Allah masih ingin kalian berpacaran." Mamah Rosyad mengusap kepala Nur dengan lembut.
"Iya, nak, mertuamu betul. Dulu, umi juga gitu waktu awal menikah."
"Iya, mah, umi. Terima kasih sudah kasih Nur semangat."

"Gimana perusahaan kalian? Lancar?" Tanya ayah Zefin pada Fano dan Rosyad.
"Alhamdulillah lancar, om." Jawab keduanya.
"Kita ini sudah tua, biarlah mereka menjalankan perusahaan kita." Timpal ayah Rosyad.
"Ya, betul itu. Mereka pasti punya cara yang lebih hebat untuk kejayaan perusahaan mereka." Ucap abi Nur.

Drrtt...drrtt...
Zefin merogoh ponselnya. Saat melihat nama yang tertera di layar, ia meminta izin untuk menjauh.
"Mau apa lagi lo, hah?"
"Ya ampun, sayang...say hai dulu dong! Kita kan sudah lama tidak seperti ini..."
"Penuh drama hidup lo. Kalau lo gak punya tujuan, mending gue matiin deh."
"Ehh! Jangan dong! Aku kan masih kangen kamu..."
"Gue enggak." Tiba-tiba, sesuatu membelai lengan kekar Zefin. Zefin menatap kearah sampingnya, dimana Arisha berdiri dan melempar senyum manisnya.
"Arisha ini..."
"Lanjut aja, mas. Risha mau nemenin mas aja kok," Ucap Arisha. Zefin mengaktifkan loudspeaker agar Arisha mendengar percakapannya dengan Selfa.
"Aku kangen kamu main ke apartemen aku, yang... Kamu kan sering meluk aku kalau aku mau tidur..." Suara manja Selfa membuat Zefin geram. Ia menatap Arisha yang masih tersenyum padanya.
"Itu dulu, Sel! Lo harus ingat itu. Lo cuma masa lalu gue."
"Tapi kamu masa depan aku, yang..."
"Cih! Setelah lo ninggalin gue, lo mau balik lagi hah? Lo mohon-mohon sampai nangis darah juga gak bakal gue mau balik sama lo lagi. Cukup gue kehilangan Arisha, gue gak mau ngulang untuk yang kedua kalinya."
"Buat apa pertahanin cewek kayak dia hah? Kamu gak ingat ya, dia rela ngebuat kamu 'nyentuh' dia waktu di Korea! Dia gak beda sama jalang, Fin!"
"Lo yang jalang, Sel! Apa namanya kalau ada cewek berani ngerebut suami orang selain jalang dan pelakor hah?"
"Tapi dia yang ngerebut kamu dari aku, yang!"
"Status kita waktu itu cuma pacaran, Sel! Beda ketika lo mau ngerebut gue dari Arisha! Gue sah suami dari Arisha! Dia punya hak lebih terhadap gue!"
"Kita liat aja ya sayang, kamu akan jatuh ke pelukanku lagi. Camkan itu!"

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang