Happy reading!
Fatiya masuk kedalam kamarnya dan sang suami dengan secangkir teh hangat. Ia mengangkat sebelah alisnya ketika melihat suaminya tengah berdiri di balkon dengan tangan bertumpu pada pagar pembatas. Fatiya peluk suaminya dari belakang sembari mengulurkan cangkir teh tadi ke depan suaminya. Fano menegang karena tadi ia sempat terbengong sambil menikmati angin malam.
"Sayang! Mas kaget!" Ucap Fano sembari menerima cangkir teh tadi lalu menyeruput isinya. Fatiya tersenyum lalu mendongakkan kepalanya agar bisa bersandar di bahu Fano.
"Mas bengong ya? Mikirin apa sih?" Tanya Fatiya dengan suara manjanya. Fano tersenyum.
"Mikirin bidadari." Ucap Fano.
"Heemm...kenapa bidadari? Kenapa bukan Fati?"
"Ya kan bidadari nya mas Fati."
"Mas gombal!" Fatiya mencubit perut Fano."Mas! Ihh! Jangan nempel-nempel deh!" Fano dan Fatiya menoleh kearah samping. Mereka terkejut ketika melihat Arisha bersandar di pagar pembatas dengan kedua lengan Zefin mengunci wanita itu di kedua sisi tubuhnya.
"Sstttt!" Fano meletakkan telunjuknya di depan bibir, menyuruh Fatiya untuk diam dan tidak mengganggu kedua pasangan itu.
"Kenapa memangnya? Kita masih sah kok."
"Bukan, mas... Kamar sebelah itu kamar abang sama Fatiya. Kalau mereka denger gimana....?"
"Mereka denger apa? Kita ngak ngapa-ngapain kok," Wajah Arisha memerah.
"Sana, sana! Risha kesel sama mas!" Arisha mendorong dada Zefin. Tapi Zefin tidak beranjak dari tempatnya.
"Jangan berisik! Jagoan kita nanti terbangun! Sssttt!"
"Ihhhh! Mas Zefinnnn!" Arisha mulai geram dengan tingkah Zefin yang seakan-akan menyalahkannya.
"Udah jangan berisik! Katanya nanti pasangan sebelah denger. Kita ke kamar mandi aja, ayo!" Zefin membopong Arisha dengan tiba-tiba. Arisha hampir berteriak sebelum ia ingat bahwa Hasan-Husein baru saja terlelap. Ia pun masuk bersama Zefin."Di rumah ini bakal ada drama Korea terus nih, mas." Fatiya mendongak menatap Fano yang sudah berdiri menghadapnya.
"Biarlah, asalkan Risha sudah kembali ke rumah ini dan kembali bersama suaminya." Fano mengusap rambut Fatiya."Fati ngak sabar lagi mas buat liat pernikahan kak Rosyad sama Nur." Fatiya memeluk pinggang Fanl dan menyandarkan kepalanya di dada pria itu.
"Memangnya ada yang spesial ya?" Tanya Fano heran sembari mengusap pinggang Fatiya.
"Fati pengen lihat reaksi mantan kak Rosyad yang belagu itu." Ujar Fatiya dengan geramnya. Fano tertawa. Tentu ia tahu mantan Rosyad yang mana yang di maksud Fatiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomansaMendapatkan hatimu itu, tidak segampang seperti di novel roman yang sering kubaca. Tak segampang seperti mengambil benda yang berada di sampingku. Kau dekat denganku seperti urat nadi, tapi jauh seperti bintang, sulit untuk kugapai.