"Sakura! Sayang!"
Suara Lira menggema di sudut rumah. Ia berjalan cepat menuju kamar Sakura yang berada di lantai dua, berkeinginan untuk segera menemui putrinya itu.
"Sakura!" Lira memanggil lagi.
Sakura yang tadinya sedang mengelus-elus Hipu yang pulas itu mau tak mau harus beranjak dari kasur dan pergi untuk membuka pintu kamar.
Lira baru akan mengetuk pintu kamar Sakura tapi tidak jadi karena Sakura telah lebih dulu membukanya. Anak itu muncul dari balik pintu dan tersenyum tipis melihat ibunya.
"Kenapa, Ma?" tanya Sakura, "kok Mama kayak panik gitu?"
"Mama tadi denger kabar kalo ternyata kamu dibully di sekolah sejak pertama kali kamu masuk." Lira berucap. "Bener, Sayang? Kamu diejek? Dihina-hina?"
Deg.
"Mama dikasih tau siapa...," ucap Sakura, suaranya terdengar pelan.
Lira mengernyit, wajahnya seperti marah tapi juga khawatir. "Kenapa kamu nggak pernah cerita? Harusnya dari awal kamu bilang, biar Mama langsung urus surat pindah sekolah!"
"Pindah sekolah?" Sakura kaget.
"Ya, mendingan kamu homeschooling lagi daripada sekolah di tempat kayak gitu. Lagian Mama kan udah bilang dari awal, lebih baik privat karna lebih aman! Kamu juga nggak bakal ketemu orang-orang kayak di sekolah kamu itu!" papar Lira.
"Tapi ... aku nggak pa-pa kok, Ma." Sakura memelas. "Mereka mungkin bakal berubah nantinya, nggak ejek aku lagi."
"Kata siapa? Kamu pikir mereka baik? Otak jahat kayak gitu selamanya bakal jahat, Sakura! Kalaupun mereka minta maaf, pasti ujung-ujungnya mereka ngulang kesalahan itu!" celoteh Lira.
"Nggak semua orang kayak begitu, kan, Ma?" Sakura berusaha meyakinkan Lira. "Lagian aku bosen kalo homeschooling. Masa aku di rumah mulu? Aku dari dulu selalu sendirian, Ma, nggak punya temen. Makanya aku mau tetep sekolah di sana."
"Kamu tuh aneh, ya? Udah diejek, dibilang yang nggak-nggak, tapi malah tetep mau sekolah di sana. Di mana harga diri kamu, Sa?!" sembur Lira.
Kali ini Sakura diam. Ia menunduk, menatap kakinya yang dibungkus sendal besar berbentuk unicorn.
Kebahagiaan Sakura akan lenyap lagi bila kembali sekolah secara private. Senyuman Sakura akan pudar lagi kalau tidak bertemu dengan beberapa orang baik di sekolah. Ia akan merasa semakin kesepian lagi.
Sayangnya, Sakura tidak bisa melawan keputusan orang tuanya. Ia tidak bisa membela dirinya sendiri karena mereka bersikap seakan mereka lebih tau apa yang terbaik dan apa yang Sakura rasakan.
"Ya udah, terserah Mama. Aku mau tidur," ucap Sakura lesu.
Ia mundur dan hendak menutup pintu. Sebelum pintu benar-benar tertutup, Sakura berucap pada Lira, "Dadah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oscillate #1: The Big Secret
Teen Fiction[available on bookstores; gramedia, etc.] Ketika kamu baru saja bahagia lagi, sesuatu mengharuskanmu berpaling dan merelakan segalanya. O S C I L L A T E 2018 by Raden Chedid