19 • Takut

86.3K 11.3K 3.1K
                                    

🌸 disarankan untuk puter lagu yang ada di multimedia 🌸

Saddaru memandang wajah pucat Sakura yang masih belum sadarkan diri. Ia duduk di kursi kemudi, Sakura ada di sampingnya. Kini Saddaru mengusap peluh yang menghiasi wajah Sakura dengan telapak tangannya serta menyingkirkan rambut-rambut yang menempel di sekitar muka gadis itu. Kemudian ia memasangkan seatbelt di badan Sakura sebelum melesat pergi meninggalkan tempat.

Cepat-cepat Saddaru menjalankan mobil Sakura agar bisa tiba di rumah sesegera mungkin. Dalam hati Saddaru memikirkan tentang Sakura yang pingsan dikarenakan dua faktor.

Satu, kepanasan. Dua, pernyataan tentang Alina yang telah tiada.

Yang membuat Saddaru gemas adalah Sakura kalau mulai merasa matahari menyengatnya bukannya ngomong, tapi malah diam. Diam terus sampai akhirnya ambruk. Menyebalkan.

Sambil tetap fokus nyetir, Saddaru mengaktifkan ponselnya dan membuka daftar panggilan terakhir untuk menelepon seseorang. Bisa ditebak siapa yang akan Saddaru telepon sekarang.

Hanya perlu waktu sebanyak dua detik sampai Nolan menerima panggilannya. Setelah panggilan tersambung, suara Nolan langsung muncul dari speaker telepon.

"Ya, Dar?"

"Adek lo tuh ... kayak biasa."

Sakura yang sudah terlalu sering pingsan membuat Nolan tidak begitu kaget mendengarnya. Sekarang pun dengan kalem ia bertanya, "Dia main panas-panasan? Bandel ya udah dilarang tetep aja ngelanggar."

"Barusan nyokapnya Dion dimakamin. Sakura ikut," jelas Saddaru, "tapi, dia nggak ngomong kalo kepanasan. Mana nggak pake jaket. Gue kan nggak tau, No."

"Dia emang begitu. Nggak ngomong, nggak apa, diem doang. Lo kalo liat mukanya udah pucet, langsung gercep deh, Dar, sebelom tumbang." Nolan berucap.

"Dia juga syok pas tau Alina udah meninggal dari lama," kata Saddaru sambil melirik sekilas Sakura yang masih terlelap.

"Hah, gimana? Emang apa hubungannya?" sahut Nolan.

"Lah, lo nggak tau?" Saddaru bingung. Saat mau menjelaskan soal Alina dan Sakura, niatnya terurung karena sesuatu. "Bentar. Jalanan rame nih."

"Siap. Hati-hati lo, Bro." Nolan menjadi penutup percakapan antara dirinya dan Saddaru.

Setelah memasukkan kembali ponselnya ke saku celana, cowok berhidung mancung dan alis super tebal itu meninggikan kecepatan mobil, hingga mengalahkan kendaraan lain yang semula ada di depannya.

Tidak lama dari itu, terdengar suara batuk yang sangat kecil yang berasal dari Sakura. Cewek itu telah kembali ke alam sadar dan menyadari dirinya berada di mobil yang sedang membawanya entah ke mana.

Ia melirik cowok yang ada di sampingnya dan mengerutkan keningnya tanda bingung. Kemudian Sakura memejamkan mata seraya mengusap wajahnya dan menghela napas lega.

"Saddaru." Sakura memanggil.

"Apa," sahut Saddaru tanpa melirik cewek itu sedikitpun. Ia tetap fokus pada jalanan.

Oscillate #1: The Big Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang