17 • Kaku

72.9K 10.6K 2.7K
                                    

Sakura tidak bisa tidur dengan tenang. Ia masih kepikiran kejadian di rumah Alan tadi sore, masih terbayang sosok Alina yang membuatnya takut setengah mati, dan dari tadi Sakura merasa ada yang aneh di sekitarnya. Rasanya jantung di dalam sana berdebaran hebat tak henti-henti, bulu kuduk berdiri, dan parno yang berlebihan.

Setiap Sakura menatap jendela kamar gordennya bergerak karena angin, pasti langsung panik. Setiap Sakura lihat pintu kamar mandi terbuka sedikit, dia langsung cepat-cepat menutupnya karena otaknya telah dipenuhi oleh pikiran negatif dan seram.

Sekarang, Sakura bergelung di dalam selimut sambil menatap lampu kecil di atas nakas yang menyala. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas lewat sepuluh menit dini dan sampai sekarang Sakura belum bisa tidur.

Tadinya Sakura berniat untuk mengajak Hipu main. Sayangnya, anjingnya yang manis itu sudah tidur di karpet bulu dekat kasur Sakura.

Biasanya Sakura jam sepuluh sudah terlelap karena besoknya sekolah. Tapi, sekarang untuk memejamkan mata pun rasanya sulit sekali.

Akhirnya, Sakura memilih untuk beranjak dari kasur dan langsung menyalakan lampu kamarnya. Ia meninggalkan Hipu sendirian di kamar, sementara dirinya keluar dan entah ingin pergi ke mana.

Keadaan rumah tentu sepi. Semuanya pasti sudah tidur karena perlu beristirahat setelah menjalani kegiatan seharian ini, apalagi Lira. Sambil melangkah menuruni anak tangga menuju lantai dasar, Sakura mengamati ke sekelilingnya dan tidak melihat ada sesuatu yang janggal. Semuanya rapi dan enak dilihat seperti biasa.

Saat Sakura baru menapakkan kaki di lantai satu, ia dikagetkan dengan figur seorang perempuan yang baru saja keluar dari dapur. Penampilannya yang mengenakan baju panjang itu sontak membuat Sakura terperajat kaget.

"Neng Sakura!" Dini berseru, ikutan kaget mendengar teriakan singkat Sakura.

"Astaga, Mbak!" Sakura menyentuh dada dan mengusapnya pelan karena parno melihat Dini. Ia pikir ... ah, jangan disebut.

Dini dengan tergesa-gesa mendekati Sakura sambil menggulung rambut panjangnya agar tidak terurai ke mana-mana. Ia kemudian berhenti di hadapan Sakura dengan wajah panik dan bertanya, "Neng ngapain tengah malem gini masih keluyuran? Kok nggak tidur? Mentang-mentang besok hari Sabtu. Nanti Ibu marah, lho!"

Sakura sedikit mengerucutkan bibir. "Sakura nggak bisa tidur. Kepikiran sesuatu ... jadinya Sakura nggak ngantuk-ngantuk."

"Udah berdoa belum?" tanya Dini.

"Udah. Tapi, tetep aja Sakura panik terus bawaannya." Sakura berucap.

"Neng abis nonton film horror ya? Makanya, jangan suka nonton film gituan, Neng! Jadi takut mulu kan bawaannya? Mending nonton drama Korea di laptopnya Mbak. Pasti hari-hari Neng jadi lebih berwarna!" Dini jadi kesengsem sendiri.

Sakura membulatkan matanya sekejap. "Mbak nonton drakor?"

Dini mengangguk penuh antisias. "Iya. Mbak biasanya nonton pas kerjaan udah kelar semua."

Sakura yang belum pernah mencicipi drama berbau Korea itu akhirnya berdecak ringan. "Tapi ini bukan gara-gara film, Mbak ... ini lain."

"Terus apa dong?" Dini yang tadinya cengar-cengir seketika jadi bingung.

Sakura menggeleng. Mengingat kejadian itu hanya akan membuatnya semakin ketakutan dan panik tidak jelas. Sekarang pun Sakura mulai merinding lagi.

Ketika Sakura menoleh ke kiri karena merasa ada yang memerhatikannya, tubuh Sakura langsung kaku dalam sekejap. Mulutnya terbuka sedikit, pupil matanya melebar, ia juga sulit menggerakkan kakinya untuk berlari dan sulit mengeluarkan suara untuk teriak.

Oscillate #1: The Big Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang