04 • Studio

116K 13.1K 1.7K
                                    

Sekitar lima menit menunggu, akhirnya yang Sakura tunggu datang. Mobil hitam doff milik Nolan tiba di jalan sepi itu, di mana Sakura memintanya untuk menjemput.

Melihat kakaknya Sakura sudah tiba, Saddaru segera bergegas pergi. Ia berputar badan, menghampiri motornya dan naik ke atas jok.

Mesin motor Saddaru berbunyi ketika Nolan baru saja keluar dari mobil. Tanpa pamit, Saddaru langsung tancap gas dan meninggalkan tempat.

Kaget, Sakura lantas berteriak lantang sambil memandang Saddaru yang telah melaju meninggalkannya. "Saddaru!"

Sayangnya, Saddaru tidak mendengar. Sambil memandang figur Saddaru, Sakura cemberut. Ia merasa tak enak hati karena belum berucap terima kasih pada Saddaru. Bagaimana pun juga, cowok itu telah berbaik hati mau membantu dan menemaninya di jalan sepi ini.

Nolan yang baru keluar dari mobil itupun bertanya pada Sakura, "Itu siapa?"

"Temen aku," jawab Sakura seraya mengalihkan pandangannya dari punggung Saddaru yang mulai menghilang karena anak itu telah melaju semakin jauh.

Sambil menghampiri sepeda malang Sakura, Nolan berucap lagi. "Temen sekolah?"

Sakura mengangguk walau Nolan tak melihat anggukan itu. "Iya. Dia orang pertama yang peduli sama aku. Anak-anak lain malah kayak nggak suka gitu sama aku, Kak."

Mendengar itu, Nolan terkekeh. Lelaki itu sudah bisa menebak apa yang akan terjadi pada Sakura ketika adiknya tersebut pindah ke sekolah umum. Dan apa yang Nolan tebak akhirnya sungguhan terjadi. Bukannya Nolan menginginkan Sakura jadi bahan ejek anak-anak di sekolahnya. Tapi, dengan fisik Sakura yang serba putih itu pasti tak sedikit orang menganggapnya 'aneh'. Apalagi ini Indonesia, bukan negara Eropa.

"Mereka bukannya nggak suka sama lo, Sa. Tapi, kaget liat bule nyasar ke sekolah mereka." Nolan terkekeh. "Kagetnya jadi lebay gitu, deh. Takut kesaing sama lo."

"Kesaing gimana? Yang ngejek aku kan cowok-cowok." Sakura memberenggut sambil menatap Nolan yang sibuk memindahkan sepedanya ke belakang mobil.

"Oh, cowok? Berarti ada yang salah sama mata mereka. Otak mereka juga," sahut Nolan.

"Gitu, ya?" Sakura berucap dengan wajah polosnya.

Nolan yang selalu peduli terhadap Sakura itu tak ingin adiknya tersebut larut dalam kesedihan. Nolan sudah menyaksikan sendiri penderitaan Sakura yang tiap hari 'dipenjara' di rumah. Sekarang, Sakura telah diberi kesempatan untuk bersekolah di tempat umum dan Nolan tak mau hari-hari Sakura malah makin kelabu karena tingkah songong anak-anak di sekolahnya itu.

"Senyumin aja kalo ada yang ngejek lo. Gue tau lo nggak bisa mukul. Nabok gue aja berasa ngebelai," canda Nolan.

"Ish! Masa sih kayak ngebelai?" Sakura berucap seraya memukul lengan Nolan sekuat tenaga, tapi hasilnya sama sekali tidak membuat Nolan kesakitan, malah tertawa.

"Udah, udah. Nggak usah mukul. Gue kasian sama tangan lo." Nolan terbahak lagi.

Yang Sakura lakukan hanyalah mengerucutkan bibir sambil menggerutu. Ia lalu berjalan meninggalkan Nolan yang sedang memosisikan sepeda Sakura di belakang mobil untuk dibawa ke bengkel.

"Bang, Sakura masuk, ya! Banyak nyamuk, pipi aku bentol nih digigit nyamuk," ucap Sakura sembari menggaruk pipinya.

• • 🌸 • •

Oscillate #1: The Big Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang