Teriakan Soonyoung mengundang member lain menuju ke arah sumber suara. Kini lengkaplah ketiga belas member Seventeen berkumpul di dapur. Jeonghan hanya bisa terduduk pasrah di kursi samping tempat Areum duduk. Adik sepupunya itu bahkan terlihat sangat santai untuk ukuran orang yang belum bertemu dengan idol sekaligus rekan kerja sang kakak.
Soonyoung berjalan ke samping Jeonghan. Ia masih saja menggoda hyung-nya itu.
"Wah, hyung parah nih. Selama ini tidak pernah terlihat jalan dengan cewek mana pun, tahu-tahu sudah bawa pacarnya ke sini," ucap Soonyoung sambil meletakkan sebelah tangannya di bahu Jeonghan. "Kenalkan pada kita dong, hyung."
Jeonghan menepis tangan Soonyoung dari bahunya. Ia melirik sinis ke arah dongsaeng-nya itu. "Dia ini adik sepupuku, Yoon Areum namanya."
Mulut Soonyoung terbuka lebar karena terkejut. Ia memandangi gadis di hadapannya dengan tatapan tidak percaya. Wajahnya merona malu karena sudah salah sangka.
Areum berusaha menahan tawanya. Ia berdiri dan membungkuk kecil ke arah seluruh orang yang ada di sana. "Annyeonghaseyo, namaku Yoon Areum, adik sepupu Jeonghan oppa," ucapnya lugas tanpa ada rasa malu sedikit pun. "Entah sudah berapa kali aku memperkenalkan diri seperti ini dalam satu malam. Seharusnya Jeonghan oppa tidak melarangku untuk bertemu kalian agar kita bisa berkenalan sedari dulu," ucap Areum santai berusaha mencairkan suasana. Ia tidak terlihat canggung sedikit pun berada di lingkungan yang baru baginya.
"Benar sekali!" ucap Jisoo setuju dengan perkataan Areum. "Percuma saja kau menyembunyikan adikmu dari kita. Saat dulu dengan Yoon Jaerim pun, berakhir sama seperti sekarang ini."
"Diam kau!" seru Jeonghan kesal. Pria itu menatap satu per satu member yang ada di sana. "Baiklah, aku sudah memperkenalkan dirinya dengan kalian. Tapi ingat satu hal. Jangan ada yang berani coba-coba mendekati adikku. Aku tahu semua isi pikiran kalian yang tidak beres itu."
"Ei ei ei, tidak perlu begitu lah," ucap Seungcheol tidak terima.
Jeonghan melayangkan tatapan elangnya pada leader grupnya itu. "Terutama kau dan Jisoo." Mendengar namanya disebut, Seungcheol dan Jisoo hanya tertawa nyaring.
"Sudah, sudah, bubar kalian semua," seru Wonwoo. "Areum kemari karena ada urusan dengan Jeonghan hyung. Lebih baik mereka segera menyelesaikan urusannya agar Yoon Areum bisa pulang sebelum terlalu larut malam."
"Wah, baru kali ini kau menjadi dongsaeng yang berguna," puji Jeonghan sambil mengacungkan ibu jari ke arah Wonwoo yang sedari tadi bersandar pada pintu kulkas. "Kalau begitu enyah kalian semua dari sini."
Tanpa banyak perlawanan, kedua belas member Seventeen kembali ke kamar-kamar masing. Sebelum pergi mata Wonwoo bertemu pandang dengan mata Yoon Areum. Gadis itu tersenyum sambil mengangguk ke arahnya. Karena tidak tahu harus membalas apa, Wonwoo hanya mengangguk kecil dan segera balik badan menuju kamarnya kembali.
---
"Kamu serius tidak mau naik taksi saja?" tanya Jeonghan.
Urusan Areum bertemu dengan Jeonghan sebenarnya hanya karena gadis itu harus mengantar masakan sang tante untuk anak sulungnya. Sudah hampir tiga bulan Jeonghan tidak pulang ke rumah walaupun anak itu hanya memiliki pekerjaan di Korea, bukan ke luar negeri. Kesibukan Jeonghan membuat sang ibunda khawatir akan pola makan Jeonghan yang tidak teratur. Laki-laki itu jika sudah lelah lebih memilih untuk langsung tidur dan melupakan makannya. Alhasil, sehabis pulang dari makan malam bersama dengan ayah dan ibu Jeonghan, Areum membawakan ayam buatan sang eomma kesukaan kakak sepupunya itu. Biasanya Jaerim yang akan diutus untuk mengantar makanan, tapi anak itu menolak karena sedang sibuk dengan persiapan ujiannya. Akhirnya Areum menawarkan diri dan disinilah ia sekarang.
Areum menggeleng, "Tidak perlu, Oppa. Lagipula sekarang pukul 20.00. Masih ada bus ke arah tempat tinggalku."
"Akan lebih cepat kalau naik taksi," bujuk Jeonghan lagi.
Areum sudah selesai membereskan isi tasnya. Gadis itu bangkit berdiri dan menyampirkan tasnya di bahu. "Naik bus akan lebih hemat," kata Areum kukuh pada pendiriannya.
Jeonghan menghembuskan napas panjang. "Ya sudah, kalau begitu kau tunggu disini sebentar ya. Aku mau ambil jaket dan menemanimu di halte hingga bus-nya datang."
Areum mengangguk patuh. Ia kembali duduk dan memandangi punggung kakak sepupunya yang menaiki tangga menuju kamarnya. Sambil menunggu, pandangan mata gadis itu berkeliling mengamati suasana dorm Seventeen yang baru ia masuki dua kali. Saat pertama kali datang kemari, ia tidak punya cukup banyak waktu untuk melihat-lihat karena Jeonghan langsung menyuruhnya pulang sebelum member Seventeen yang lain menyadari keberadaan Areum.
"Sudah mau pulang?" sebuah suara berat menarik perhatian Areum dari mengamati sekitar.
"Wonwoo-ssi," sapa Areum dengan senyuman menghiasi wajahnya. "Iya, aku sedang menunggu Jeonghan oppa mengambil jaketnya. Ia akan mengantarku hingga ke halte."
Wonwoo mengangguk-angguk mengerti. Ia duduk di hadapan Areum dan mengangsurkan sepasang sarung tangan tebal berwarna biru navy.
"Diluar pasti masih sangat dingin walaupun sudah tidak turun salju."
Areum memandangi pemberian Wonwoo dan kembali mengangkat wajahnya. Pandangan mereka bertemu. Areum tersenyum sopan sembari menolak pemberian Wonwoo, "Tidak perlu repot Wonwoo-ssi. Saku jaketku cukup tebal untuk melawan hawa dingin."
"Pakailah. Tadi saja kau sudah hampir mati membeku di depan pintu karena tidak kuat dengan dingin, kan?" Wonwoo menjejalkan sepasang sarung tangannya ke telapak tangan Areum. Gadis itu hanya pasrah menerima dengan raut wajah kebingungan.
Wonwoo salah tingkah. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Di antara dua belas member Seventeen, aku yang paling dulu kenal denganmu. Anggap saja usahaku sekarang sebagai bantuan dari seorang teman."
Areum mengangguk-angguk mengerti. Matanya tampak tersenyum saat mendengar ucapan Wonwoo barusan. "Oh begitu. Baiklah, jadi mulai hari ini kita berteman, Wonwoo-ssi."
Wonwoo memasang wajah terkejut. "Bukannya sudah dari dulu?"
Areum tertawa kecil. "Ucapanmu tadi itu bukankah permintaanmu untuk menjadi temanku?" Gadis itu berusaha menahan tawanya saat mendapati raut wajah Wonwoo yang sedang menahan malu. "Baiklah, semoga ke depannya kita jadi lebih akrab ya, Jeon Wonwoo-ssi."
Wonwoo berusaha membalas senyum gadis itu senatural mungkin. Ia malu karena Areum dapat menangkap dengan mudah arti dibalik ucapannya tadi.
"Kalau begitu, cepat pakai sekarang," kata Wonwoo lagi.
Areum menurut. Ia memakai sarung tangan Wonwoo yang sedikit kebesaran untuk dirinya. Setelah benar terpasang, gadis itu mengangkat kedua tangannya dan menunjukkan ke arah Wonwoo. Areum terlihat puas memandanginya.
Wonwoo membatin, bagaimana mungkin ada manusia yang tidak lelah untuk terus-menerus tersenyum seperti gadis di hadapannya kini? Atau Areum memang memiliki smiley face?
"Ayo, kita berangkat sekarang," seru Jeonghan dari balik punggung Wonwoo.
Wonwoo membalikkan badannya dan mendapati sang hyung sedang menatapnya balik dengan tatapan pedas. Wonwoo bangkit dari kursinya. Melihat Wonwoo dan Jeonghan, Areum ikut berdiri dan berjalan menghampiri kakak sepupunya.
"Ayo, oppa," jawab Areum sambil merangkul sebelah lengan Jeonghan. "Sampai bertemu nanti, Wonwoo-ssi."
Wonwoo mengangguk sambil mengangkat sebelah tangannya melepas kepergian gadis itu. Saat sudah hampir mencapai pintu keluar, Areum menolehkan kepalanya ke arah Wonwoo tanpa sepengetahuan Jeonghan.
"Te-ri-ma-ka-sih," eja gadis itu tanpa suara sambil melambaikan tangan ke arah Wonwoo.
Wonwoo mengangguk kecil sambil tersenyum. Ia tahu maksud dari Areum. Gadis itu mengucapkan terima kasih atas sarung tangan yang dipinjaminya. Kalau Jeonghan sampai tahu bahwa sarung tangan yang dikenakan adiknya sekarang adalah milik Wonwoo bisa dipastikan bahwa cowok itu akan mengembalikannya pada Wonwoo dan kembali ke kamar untuk mengambil sarung tangan miliknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Parting is Such Sweet Sorrow
Romance[COMPLETE][SVT FF Series] --- Hal paling mustahil bagi Jeon Wonwoo adalah jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia adalah pria penyuka literatur yang selalu berpikir dengan logika. Dibalik wajah dinginnya, Wonwoo memiliki hati yang hangat dan lembut...