Wonwoo membenarkan letak kacamatanya. Ia kemudian membenahi letak topi dan masker yang menutupi wajahnya. Setelah puas melihat bayangan dirinya di cermin yang sudah rapi, ia keluar dari van dan berjalan masuk ke dalam cafe tidak jauh dari tempat van Seventeen terparkir.
Seungkwan, Vernon, dan Minghao berjalan mengikuti langkah-langkah lebar Wonwoo. Seorang manajer mereka turut turun dari van dan berjalan mendahului Wonwoo. Suasana cafe belum terlalu ramai karena bahkan belum ada satu jam tempat itu buka. Walaupun begitu, Minho tetap memastikan bahwa suasana cukup kondusif bagi para artisnya untuk bersantai.
"Selamat pagi," sapa Areum dengan senyuman khasnya. Matanya melebar ketika mengenali siapa yang datang. "Minho-ssi! Wah, kali ini ramai juga yang datang!"
Wonwoo melambaikan sebelah tangannya ke arah Areum. "Aku juga datang."
Areum terkekeh pelan, "Pantas saja semalam kau menanyakan kapan shift kerjaku pada hari Sabtu."
"Wah, Areum-ie! Aku baru tahu kau bekerja disini!" Seungkwan berseru kaget ketika melihat Areum berada di balik meja kasir dengan seragam berwarna cokelat melekat di tubuhnya.
"Bukankah kau adik sepupu Jeonghan hyung yang kemarin datang saat dia sakit?" tanya Minghao dengan raut wajah kebingungan.
Areum mengangguk hormat kepada mereka sambil tetap tersenyum. Ia memaklumi raut wajah penuh kebingungan pada wajah Minghao, Seungkwan, maupun Vernon. Tentu saja. Mereka baru dapat saling berkenalan dengan pantas saat kemarin ada keadaan yang mengharuskan gadis itu mengunjungi dorm Seventeen dengan cukup lama karena harus merawat kakak sepupunya yang sakit. Pertemuan ketika hujan salju turun saat Areum mengantar makanan untuk Jeonghan, tidak bisa dihitung sebagai pertemuan yang pantas karena sikap kakak sepupunya yang terlalu berlebihan.
"Ya, saya bekerja paruh waktu di cafe milik Oh Hyunbin ini. Mari saya antarkan ke ruang VIP," ucap Areum dengan ramah sekaligus profesional.
Seungkwan buru-buru menyusul langkah kaki Wonwoo. Ia menyikut pelan pinggang hyung-nya itu. Tanpa kentara, ia berbisik.
"Hyung sudah tahu kalau Areum bekerja disini?" tanya Seungkwan penuh selidik. Anak yang satu ini memang paling penasaran dan haus akan gosip.
Wonwoo menaikkan kedua alisnya dan mengangguk kecil. "Aku juga tahu karena tidak sengaja. Jeonghan hyung tidak mungkin mengajak kita makan disini."
"Ah, hyung yang satu itu.. benar-benar...," ucap Seungkwan lagi. "Jadi, hyung sengaja rekomendasi sarapan disini sebelum bekerja karena Areum mendapat shift kerja pagi hari ini?"
Wonwoo enggan menjawab pertanyaan Seungkwan. Ia mempercepat langkah kakinya dan meninggalkan Seungkwan di belakang.
---
Wonwoo, Vernon, Seungkwan, dan Minghao dengan tenang menghabiskan sarapan simple mereka sebelum kembali bekerja. Pagi ini mereka ada jadwal pemotretan untuk sebuah majalah. Pagi tadi Minho, manajer Seventeen, terlambat datang untuk menjemput dan tidak sempat memesankan sarapan. Alhasil mereka berangkat lebih cepat agar dapat sarapan disini, di cafe yang mereka ketahui milik Hyunbin. Ide itu pun berasal dari Wonwoo.
"Taraaa, croissant datang!" suara ceria Areum membuyarkan keheningan diantara keempat pria itu.
"Sayang sekali aku sedang diet," kata Seungkwan sembari mengelus-elus perutnya. "Padahal harumnya sangat menggoda."
Areum terkekeh. Ia meletakkan nampan berisi empat piring croissant di tengah meja.
"Fresh from the oven. Keuntungan kalian datang pagi-pagi begini, kami menyiapkan menu sarapan yang berbeda tiap minggunya," kata Areum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Parting is Such Sweet Sorrow
Romansa[COMPLETE][SVT FF Series] --- Hal paling mustahil bagi Jeon Wonwoo adalah jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia adalah pria penyuka literatur yang selalu berpikir dengan logika. Dibalik wajah dinginnya, Wonwoo memiliki hati yang hangat dan lembut...