Sebelum kembali ke dorm, Minho, Minghao, dan Wonwoo mengantar Areum kembali ke apartemen gadis itu. Pada awalnya, Areum menolak keras tawaran mereka. Namun, mengingat bagaimana Wonwoo sudah berjanji pada Hyunbin, cowok itu setengah memaksa untuk mengantarnya pulang. Areum tak bisa berkutik ketika Minghao ikut mendukung usul Wonwoo. Walaupun tidak mengantar sampai di depan unit apartemen gadis itu seperti dulu ketika pertama kali berkunjung kesana, Wonwoo tetap saja menunggu di depan gedung hingga Areum memberinya kabar kalau ia sudah berada di dalam kamar dengan selamat.
Wonwoo membuka pintu kamarnya. Ia mendapati Jeonghan sudah duduk di atas kasur teman sekamar Wonwoo. Pandangannya beralih ke Seungcheol yang tampak serius menyelesaikan misi game-nya di depan layar komputer.
"Seungcheol-ah, bisa kau keluar sebentar?" tanya Jeonghan.
Seungcheol tidak beranjak dari duduknya. Tangannya tetap saja sibuk menekan berbagai tombol pada keyboard. Ia sedang melancarkan serangan telak pada lawan main game online-nya.
"Kau saja yang keluar," balasnya.
Wonwoo menghela napas lega. Ia meletakkan tas belanjanya di dekat kaki tempat tidur. Dengan santai, pria itu melemparkan tubuh kurusnya ke atas kasur. Jika ada orang lain di ruangan itu, tidak mungkin Jeonghan akan menghakiminya. Hyung-nya tidak cukup bodoh untuk membuka rahasia permasalahan mereka di depan member lain.
"Choi Seungcheol, kumohon," pinta Jeonghan lagi.
"Aku sedang main. Kau tidak bisa lihat?" elak Seungcheol enggan beranjak dari kursinya.
Jeonghan menghela napas kasar. Ia berdiri dari duduknya dan berlalu ke arah pintu. Baru saja Wonwoo dapat bernapas lega dan mulai memejamkan mata ketika ia mendengar suara Jeonghan berbicara padanya.
"Jeon Wonwoo, ikut aku."
Wonwoo diam saja. Ia benar-benar ingin beristirahat dan tidak membuat keributan dengan Jeonghan. Masalahnya tempo hari saja belum benar-benar selesai, masa ada masalah baru lagi. Dalam hati Wonwoo mengutuki Hyunbin. Tidak mungkin pria itu tidak memberitahu pada Jeonghan mengenai pertemuannya dengan Areum hari ini.
"Sudah, ikuti saja permintaannya," kali ini Seungcheol angkat bicara. "Belakangan ini mood Jeonghan sedang tidak bagus, kau jangan menambah masalah dengannya."
Huh, andaikan saja Seungcheol tahu alasan dibalik buruknya suasana hati Jeonghan akhir-akhir ini. Ia pasti tidak akan bicara dengan nada santai seperti itu.
Wonwoo berdiri dengan malas-malasan. Tanpa banyak bicara, ia mengikuti langkah Jeonghan yang membawanya ke dalam kamar pria itu. Wonwoo sempat berdoa semoga saja Jisoo ada disana. Namun ia kemudian ingat bahwa hyung-nya yang satu itu sedang ada jadwal pemotretan.
Jeonghan menarik kursi mendekati tempat dimana Wonwoo berbaring. Dengan seenak jidat, begitu Jeonghan membuka pintu, Wonwoo langsung melemparkan dirinya ke atas kasur milik roommate Jeonghan, Jisoo. Jujur saja, kakinya lelah karena sedari pagi ia jalan-jalan memutari toko sebagai pemuas hasrat belanja Minghao.
"Hari ini kau bertemu dengan Areum?"
Bingo! Tebakan Wonwoo tepat sasaran. Dengan begini, ia yakin bahwa Hyunbin tidak bisa ia percaya sebagai teman. Sekali musuh tetap musuh!
"Kami tidak sengaja bertemu. Tanya saja sendiri pada adik sepupumu itu."
Jeonghan mengangguk-angguk paham. "Mengenai pukulanku tempo hari, aku minta maaf."
Wonwoo mengangkat kepalanya dari bantal. Ia mengangguk sekilas sebelum kembali menjatuhkan diri ke atas kasur. "Ya, tidak masalah. Lagipula aku memang pantas mendapatkannya karena telah membuat Areum celaka."
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Parting is Such Sweet Sorrow
Romantizm[COMPLETE][SVT FF Series] --- Hal paling mustahil bagi Jeon Wonwoo adalah jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia adalah pria penyuka literatur yang selalu berpikir dengan logika. Dibalik wajah dinginnya, Wonwoo memiliki hati yang hangat dan lembut...