Dengan langkah-langkah lebar, Wonwoo menghampiri pintu depan. Ia takut kalau Areum akan terbangun begitu mendengar suara bel apartemennya. Pria itu membuka pintu dan menemukan Hyunbin berdiri dengan sebuah koper kecil di sampingnya.
Tanpa banyak bicara, Hyunbin masuk ke dalam apartemen melewati Wonwoo begitu saja. Wonwoo bingung, mengapa Hyunbin malah kemari dan bukannya pulang ke rumah? Tak mau berpikir aneh-aneh, Wonwoo memutuskan untuk menutup pintu dan menyusul kembali masuk.
"Kenapa tidak pulang hyung?" tanya Wonwoo pada Hyunbin yang sedang mengambil minuman dingin di dapur. Wonwoo sudah kembali duduk di sofa ruang televisi.
"Harusnya aku yang tanya begitu padamu," jawab Hyunbin dengan suara dingin. "Untuk apa kau dini hari begini masih berada di apartemen pacar orang."
Wonwoo menurunkan ponsel dari wajahnya. Ia balik menatap kedua mata Hyunbin yang memberikan tatapan tak suka padanya. Baru kali ini Wonwoo mendapati kekasih Areum kehilangan ketenangannya seperti sekarang.
"Aku sedang malas berada di dorm. Lagipula aku berniat akan pulang setelah menyelesaikan satu game lagi kok," kilah Wonwoo.
Hyunbin mendengus geli. "Kalau begitu pulanglah. Biar aku yang menjaga Areum disini."
Wonwoo merasa terbuang. Selama ini, ketika tidak ada Hyunbin, dirinyalah yang berada di sisi gadis itu. Bahkan Areum lebih nyaman membicarakan masalah sehari-harinya dengan Wonwoo dibandingkan Hyunbin. Pria yang berstatus sebagai kekasihnya itu terlalu sibuk sehingga Areum tidak tega untuk menambah beban pikirannya.
"Siapa yang menjaga siapa?" Wonwoo berkata setengah meledek. "Aku tidak yakin kau tidak akan berbuat hal aneh pada Areum."
"Apa maksudmu?" geram Hyunbin. Pria itu meletakkan gelasnya yang sudah kosong ke atas meja dengan suara keras.
Wonwoo diam. Ia balik memandang ke arah Hyunbin dengan tatapan menantang. Jujur saja, dirinya sudah lelah untuk terus-terusan mengalah. Hidup sebagai seorang kakak bagi gadis yang dikaguminya? Itu melelahkan! Terlebih lagi, gadis itu berada dalam jangkauan untuk ia rengkuh. Dapat bertahan selama ini di tempatnya tanpa merusak hubungan kedua orang itu saja merupakan usaha besar yang sudah berhasil ia upayakan.
"Ada ribut-ribut apa ini?" pintu kamar Areum mengayun terbuka. Gadis itu mengucek matanya. Ia tampak belum sadar penuh terbangun dari tidurnya.
Tidak ada yang membuka suara. Baik Wonwoo maupun Hyunbin masih berdiri di tempat masing-masing dalam keheningan. Areum mengedip-edipkan matanya, berusaha menyesuaikan pandangan dengan cahaya di ruang tengah.
"Oppa?" pekik Areum tertahan ketika mendapati Hyunbin berada di dalam rumahnya. Gadis itu menoleh ke arah Wonwoo. "Wonwoo oppa tidak membangunkanku?"
"Kau terlihat sangat lelah. Aku tidak tega."
Areum tidak mempedulikan jawaban Wonwoo. Gadis itu langsung menerjang masuk ke dalam pelukan yang Hyunbin tawarkan. Satu bulan tidak bertemu dengan kekasihnya itu membuat perasaan rindu di dalam diri Areum membuncah ingin keluar.
Wonwoo menatap nanar tubuh mungil Areum yang menghilang dalam rengkuhan mesra pria jangkung itu. Wonwoo tidak kuat ketika matanya menangkap pemandangan di depannya. Hyunbin dengan lembut melumat bibir Areum.
"Oppa!" protes Areum. Gadis itu memukul pelan dada Hyunbin agar melepaskan pelukannya. Hyunbin tertawa puas, ia menuruti keinginan sang kekasih.
Areum berbalik badan dan mendapati Wonwoo sedang memalingkan wajah ke arah lain. Gadis itu berdeham kecil. Ia tidak enak karena Wonwoo harus melihat kejadian barusan. Sesungguhnya, Areum sendiri bingung mengapa Wonwoo masih berada di sini. Padahal biasanya pria itu akan pulang sebelum tengah malam dengan alasan khawatir dicari oleh manajernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Parting is Such Sweet Sorrow
Romansa[COMPLETE][SVT FF Series] --- Hal paling mustahil bagi Jeon Wonwoo adalah jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia adalah pria penyuka literatur yang selalu berpikir dengan logika. Dibalik wajah dinginnya, Wonwoo memiliki hati yang hangat dan lembut...