"Oppa!"
Wonwoo menoleh. Ia tersenyum ketika mendapati Areum melambaikan sebelah tangan ke arahnya. Pria itu melebarkan langkah-langkah kakinya sembari menurunkan topi menutupi wajah. Setelah berdiri tepat di hadapan gadis itu, Wonwoo baru berani membuka sedikit masker hitamnya, hanya untuk mengucapkan sebuah kata tanpa suara ke arah Areum.
"Ayo!" dari gerakan bibir Wonwoo, Areum mengerti maksudnya. Gadis itu mengangguk kecil sembari mengikuti Wonwoo yang sudah berjalan lebih dahulu di depannya.
Wonwoo mengangguk kecil ke arah petugas keamanan yang sudah ia kenal dengan baik. Ketika langkah Areum dicegat, Wonwoo membalikkan tubuhnya.
"Dia tamuku," ucap Wonwoo meyakinkan. Pria paruh baya itu menatapnya dengan pandangan tak yakin, akhirnya Wonwoo menggandeng sebelah pergelangan tangan Areum dan sedikit menariknya. Gadis itu hilang keseimbangan dan jatuh ke dada bidang Wonwoo.
Wonwoo memandang balik ke arah petugas keamanan dengan sedikit menantang. "Sudah jelas, kan? Dia tidak membawa ancaman. Aku berani bertaruh."
Security gedung agensi itu akhirnya percaya. Ia menurunkan sebelah tangannya yang sedari tadi tampak siaga. Wonwoo mengangguk berterima kasih dan melepaskan tangan Areum. Keduanya kini berjalan beriringan menuju sebuah lift.
Setelah yakin bahwa pria yang tadi mencegatnya sudah hilang dari pandangan, Areum menarik-narik ujung lengan baju Wonwoo. Pria itu menoleh ke arah Areum yang berdiri tepat disampingnya dengan pandangan bertanya.
"Kenapa tadi Oppa menarik tanganku?" tanya Areum setengah berbisik. Kepalanya berputar, takut jika ada yang mendengar ucapannya.
Wonwoo berusaha keras menahan tawanya. "Agar dia percaya kalau aku benar-benar dekat denganmu."
Kedua mata Areum melebar mendengar jawaban Wonwoo. Ia sudah siap membuka mulut untuk protes. Namun, tangan Wonwoo sudah kembali merengkuh, setengah menarik, gadis itu begitu pintu lift sudah terbuka. Karena tidak hanya mereka berdua yang ada di dalam sana, alhasil Areum harus menelan kembali kalimat-kalimat protesnya yang sudah siap ia lontarkan pada Wonwoo tadi.
Wonwoo melirik Areum sambil tersenyum kecil. Ia merasa menang dari gadis yang dua tahun lebih muda darinya.
Siang ini, Wonwoo sengaja mengajak Areum untuk menemaninya berlatih di gedung agensi. Sebenarnya itu hanya sebuah alasan agar dirinya bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan Areum di tempat yang aman. Pada awalnya, tentu saja Areum menolak mentah-mentah permintaan ajaib pria itu. Ia tidak berani mendatangi "kantor" Wonwoo dan kakak sepupunya itu. Selain karena ia tidak familiar dengan suasananya, ia juga sadar diri bahwa ia tidak punya hak untuk bisa masuk ke dalam sana.
Namun Wonwoo berhasil memaksa dirinya. Dengan dalih meminta bayaran karena selama ini Wonwoo sudah menemani Areum bekerja, ia juga menginginkan Areum untuk menemaninya berlatih. Wonwoo mengatakan bahwa hanya ia yang akan berlatih disana. Member lainnya memiliki jadwal pribadi masing-masing. Ada yang syuting, ada juga yang hanya bersantai-santai di asrama atau rumah menikmati waktu luang mereka.
Paling Wonwoo hanya akan bertemu dengan Jihoon, Soonyoung, atau Lee Chan disana. Namun ketiga orang itu tentu saja bisa ia pengaruhi agar tidak memberitahukan pada Jeonghan bahwa Wonwoo menculik adik sepupu kesayangannya itu.
Wonwoo membuka pintu ruang latihan dance yang biasa Seventeen gunakan. Kosong. Pria itu mengedikkan dagunya agar Areum bisa melihat sendiri, membuktikan ucapannya bahwa tidak ada member lain yang sedang berlatih disana. Gadis itu berjalan mendekat. Ia melongokkan kepalanya, mengintip ke dalam ruangan.
"Masuk saja. Kau terlihat seperti seorang pencuri kalau begitu," ledek Wonwoo.
Areum mencibir tanpa kentara. Ia menunjukkan senyum manisnya lagi ketika Wonwoo membalikkan punggung kembali menoleh kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT FF Series] Parting is Such Sweet Sorrow
Romance[COMPLETE][SVT FF Series] --- Hal paling mustahil bagi Jeon Wonwoo adalah jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia adalah pria penyuka literatur yang selalu berpikir dengan logika. Dibalik wajah dinginnya, Wonwoo memiliki hati yang hangat dan lembut...