Warning

410 45 0
                                    

"Minho-ssi," panggil Areum pada manajer Seventeen yang baru saja memasuki cafe.

Minho dan Wonwoo yang berdiri tak jauh dari tempat Areum berada, berjalan menghampiri gadis itu. Kepala Minho terjulur mencari-cari sosok Jeonghan yang sudah masuk terlebih dahulu. Setelah berdiri berhadap-hadapan, mereka saling menyapa dengan anggukan kepala.

"Ikut aku," kata Areum singkat. Ia menyampirkan tas berisi laptopnya di bahu dan menunjukkan jalan menuju ruangan Hyunbin di lantai dua.

Areum mengetuk daun pintu dua kali sebelum membukanya. Kepalanya terjulur ke dalam dan mendapati Hyunbin beserta Jeonghan sedang mengobrol sambil duduk berhadapan di sofa. Kedua pria itu melihat bersamaan ke arah Areum.

Dari balik punggung Areum, Wonwoo mendorong pintu agar lebih lebar. Ia tidak memperhatikan tubuh gadis itu akan sedikit limbung karena tumpuan tubuhnya digeser secara tiba-tiba oleh Wonwoo. Dengan sedikit terkejut, Wonwoo segera menangkap bahu Areum dengan tangannya yang tidak memegang gagang pintu.

"Maaf," kata Wonwoo setelah terjadi keheningan beberapa detik diantara mereka. Ia segera mengangkat tangannya dari bahu Areum. Jujur saja, jantung Wonwoo berdegup kencang karena jarak diantara mereka menghilang saat dirinya secara "tidak sengaja" memeluk gadis itu dari belakang.

"Terima kasih." Gadis itu mengangguk kecil. Areum terlihat tidak peduli dengan perlakuan Wonwoo barusan. Ia bahkan dengan santai berjalan menuju tempat duduk di samping Jeonghan.

"Wonwoo-ssi, bukan?" Tanya Hyunbin saat Wonwoo mengambil posisi duduk di samping lain Jeonghan.

Wajah Wonwoo terangkat ke arah si penanya. Ia melepas snapback dan masker hitam yang sedari tadi melindungi wajahnya. Dengan tanpa ekspresi, pria itu mengangguk sembari mengacak-acak rambutnya yang terbentuk oleh topi.

Pertanyaan Hyunbin berhasil menarik perhatian Areum. Gadis itu mengernyitkan dahinya sambil mengamati wajah Wonwoo yang kini terlihat lebih jelas. Ia kemudian sadar dan menjentikkan jarinya. Tampak sangat bersemangat.

"Ah, kau orang yang sama dengan malam itu!" Seru Areum. Ia kemudian mengangguk kecil sebagai tanda permintaan maaf. "Maafkan aku karena tidak mengenalimu dari awal. Jujur saja, aku bahkan lupa kalau namamu Wonwoo," Areum menunjukkan senyuman polosnya.

"Malam itu? Apa ada sesuatu yang aku tidak tahu?" tanya Jeonghan. Ia memandang penuh selidik pada dua orang yang duduk mengapit dirinya. "Areum-ah, kau bertemu dengan Wonwoo berdua saja malam-malam?"

Areum menggeleng keras. Ia menolak kecurigaan kakak sepupunya yang terkenal posesif itu padanya. Jeonghan kembali menyandarkan punggungnya ke sofa setelah yakin bahwa adiknya tidak berbohong.

Hyunbin tertawa melihat interaksi kakak beradik itu. "Yoon Jeonghan, sampai kapan kau mau terus-terusan mengawasi Areum? Dia kan sudah dewasa. Pasti dia akan mulai mencari pacar."

"Nooo," seru Jeonghan panjang. "Aku tidak akan membiarkan cowok manapun menyakiti adikku lagi."

"Menyakiti?" Tanya Wonwoo penasaran.

Jeonghan dan Hyunbin saling pandang dalam diam mendengar pertanyaan Wonwoo. Sang subyek pembicaraan pun hanya sanggup menunduk. Menyadari perubahan atmosfer yang tiba-tiba di ruangan itu membuat Wonwoo makin heran. Apakah Yoon Areum memiliki masalah dengan seorang pria di masa lalunya?

Seorang pegawai pria mengetuk pintu ruang kerja Hyunbin. Ia kemudian masuk dan meletakkan cangkir-cangkir minuman pesanan mereka setelah dipersilahkan oleh sang atasan. Hyunbin menghembuskan napas lega. Karena ada intermezo barusan, ia kini punya alasan untuk keluar dari kecanggungan tadi.

"Ayo, diminum dulu," ucap Hyunbin mempersilahkan.

Areum mengangkat wajahnya. "Sepertinya aku harus kembali ke ruang karyawan. Sebentar lagi sudah masuk shift kerjaku."

"Yah, masa kau mau pergi kerja lagi sedangkan aku sedang ada disini?" tanya Jeonghan bermanja-manja sambil merangkulkan lengan kanannya ke bahu Areum. Hal itu membuat Areum tertahan hingga tidak bisa kabur. "Aku kan jarang sekali punya waktu untuk bertemu denganmu. Terakhir kali kita bertemu ketika tahun baru lho."

Areum melepaskan rangkulan Jeonghan dari bahunya sembari tersenyum. "Aku kan punya kewajiban kerja. Kalau Oppa mau bertemu denganku datang saja ke apartemen."

"Kau tidak bisa menolongku, Oh Hyunbin?" mohon Jeonghan dengan mata puppy-nya memelas pada teman SMA nya itu.

Hyunbin melirik ke arah Areum sekilas. Gadis itu mati-matian mengirim sinyal agar diizinkan pergi dari sana. Hyunbin berdeham kecil untuk menghilangkan gugupnya. "Wah, sayang sekali. Jatah libur Areum untuk minggu ini sudah habis. Sepertinya kau harus menuruti perkataan adik sepupumu kali ini."

Areum tersenyum lebar ke arah Hyunbin. Ia kemudian berdiri dari duduknya dan mengangguk hormat pada Wonwoo dan Minho sebelum pergi.

--

Wonwoo merebahkan tubuhnya yang lelah ke atas kasur. Kegiatan foto untuk iklan siang tadi berlangsung dengan lancar. Bahkan bisa selesai setengah jam lebih cepat dari perkiraan. Wonwoo merasa lelah karena ia baru bisa kembali ke kamarnya sendiri setelah diinterogasi oleh salah satu hyung-nya.

Sesampainya di dorm, Wonwoo langsung ditarik Jeonghan untuk masuk ke kamar hyung-nya itu. Ia bahkan heran melihat raut wajah Jeonghan yang tampak tidak sedang bermain-main. Karena takut, ia hanya menuruti perintah Jeonghan.

Saat istirahat di sela-sela pemotretan, Jeonghan meminta diantar ke sebuah cafe dekat tempat mereka bekerja. Wonwoo yang tak sengaja mencuri dengar Jeonghan menyebutkan nama cafe tempat Areum bekerja pada Minho hyung, meminta ikut pada mereka berdua. Sebenarnya Jeonghan sempat menolak permintaan Wonwoo. Namun akhirnya Wonwoo diperbolehkan karena Jeonghan tidak ingin waktu istirahatnya terbuang sebagian karena sibuk berdebat dengan sang dongsaeng. Lagipula saat itu mereka harus segera pergi sebelum member Seventeen yang lain tahu dan malah ikut merengek ingin ikut pergi seperti yang dilakukan Wonwoo.

Merengek seperti anak kecil agar keinginannya dituruti sebenarnya bukanlah hal biasa yang akan dilakukan oleh seorang Wonwoo. Namun, begitu nama cafe tempat Areum bekerja disebut, radar Wonwoo langsung bekerja. Jujur saja, ia masih penasaran akan sosok seorang gadis yang ternyata adalah adik sepupu Jeonghan. Walaupun pertemuan dengan gadis itu bisa dibilang sebentar, namun kesan pertama yang Wonwoo dapatkan dari Areum sangat membekas dalam ingatan.

Member Seventeen tidak ada yang tahu mengenai pertemuannya dengan Areum beberapa minggu yang lalu. Wonwoo pun tidak berniat cerita atau pun sekadar bertanya-tanya. Mengetahui bagaimana sifat Jeonghan hyung yang sangat berbeda jika sudah menyangkut hal-hal mengenai adik dan keluarganya, membuat Wonwoo makin mengurungkan rasa ingin tahunya.

Yah, lihat saja seperti sekarang ini. Begitu tahu bahwa Areum dan Wonwoo sempat bertemu, Jeonghan langsung menginterogasi Wonwoo. Padahal tidak ada hal spesial yang terjadi malam itu. Bahkan Areum sendiri melupakan nama dan sosok seorang Wonwoo yang belakangan ini justru makin sibuk memikirkan sosok gadis itu.

Wonwoo merasa kesal. Perlakuan Jeonghan seperti mengintimidasinya. Sepertinya memang tidak ada celah untuk makin mengenal sosok bernama Areum itu. Kecuali jika Wonwoo nekat diam-diam mencari tahu tentang gadis itu tanpa sepengetahuan Jeonghan. Huh, lihat saja besok. Wonwoo bahkan tidak akan mau menyapa hyung-nya itu.


[SVT FF Series] Parting is Such Sweet SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang